Bagian 25

23.2K 1.4K 359
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Selama tinggal di hutan. Mahika dan Zaman terpaksa harus satu kamar. Karena kalau salah satunya tidur di luar. Bisa-bisa setiap hari ada yang masuk angin.

Malam ini hujan terdengar turun. Deras sekali.

Mahika yang berbaring di sebelah Zaman, sedikit mendongak menatap laki-laki itu.

"Gentengnya nggak akan bocor kan?" Tanyanya.

"Aman. Kamu tidur aja," balas Zaman.

Mahika justru menggeleng. Dia beralih memeluk Zaman. Mengaitkan kakinya ke tubuh Zaman.

"Umi sama Abi apa kabar ya? Besok kita cari sinyal buat telpon mereka ya."

Zaman tersenyum lantas mengiakan.

"Waktu libur sekolah cuma satu Minggu lagi, Gus. Nanti kalau jadwalnya udah masuk, kita pulang atau gimana?"

"Kita lihat nanti ya, sayang," balas Zaman.

Mahika mengangguk.

Perlahan, dia mulai memejamkan matanya. Ini sudah pukul sepuluh malam. Zaman juga terlihat berusaha memejamkan matanya.

Keterdiaman panjang berlalu. Ketika Mahika sudah diam dan matanya sudah terpejam. Zaman justru terbangun. Dia menoleh ke sebelah di mana Mahika memeluknya begitu erat.

Zaman memperhatikan wajah gadis itu. Menyelidik setiap inci wajah Mahika. Tiba-tiba Jemarinya terangkat mengusap pipi hingga hidung Mahika. Sentuhan dari jemari Zaman membuat Mahika terbangun. Karena sebelumnya, dia tidak benar-benar tertidur pulas.

Zaman terkekeh saat Mahika membuka mata dan menatapnya

"Aku pikir kamu udah tidur," katanya.

"Kenapa usap-usap muka aku?"

"Nggak, cuma mau usap aja," balas Zaman.

Mahika mengerjapkan matanya tiga kali. Dia menatap wajah Zaman. Dalam waktu yang bersamaan, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Zaman. Mahika tersenyum dan beralih mencium pipi Zaman hingga turun ke bibir.

Zaman terkejut setengah mati. Seolah dirinya diikat keras sehingga tidak bisa bergerak ketika mendapati itu.

Sedangkan Mahika justru tidak mau melepaskan. Sampai akhirnya Zaman meladeni. Dia meraih rahang Mahika, balas menciumnya. Di waktu yang bersamaan, dia menindih gadis itu.

Sekarang Mahika yang justru terkejut. Jantungnya berdetak kencang ketika melihat Zaman yang berada di atasnya.

"Mahika," panggil Zaman, kacau.

Mahika meletakkan kedua tangannya di atas dada. Dia menggeleng kepala saat Zaman menyingkirkan kedua tangannya dari sana.

"M-mau ngapain?" tanya Mahika.

Alih-alih menjawab. Zaman justru membuka bajunya. Melemparnya ke lantai. Dia kembali menatap Mahika. Jemarinya membelai lembut pipi gadis itu. Dia hirup aroma leher Mahika.

"Aku....." Zaman mencium seluruh jemari Mahika. Menggigit kecil jemari gadis itu.

"M-mau ngapain?" Mahika kembali bertanya. Gugup.

Zaman menyingkirkan rambut-rambut kecil yang menghalangi wajah Mahika. Diselipkannya ke belakang telinga. Kemudian, Zaman mencium kening Mahika cukup lama.

Zaman Omair (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang