Part 27 - Stop Hurting Me

149K 7.5K 1.6K
                                    

Adakah yang masih bangun di jam segini??? hihiihi, maaf ya postnya dini hari gini, soalnya aku ngak nyadar udah jam segini dan aku ke asikan ngetiknya -_-. Oh iya aku mau minta maaf nih belum sempat balas comment kalian di part kemarin, setiap kali mau bales comment selalu error :"(. Watty lagi error kali yaaa!. dari pada berlama-lama kta langsung ke cerita

Let's enjot this part xoxo

–––––––––––––––––––––––––––––––––––

So I won't let you close enough to hurt me,

No, I won't  rescue you to just desert me,

I can't give you the heart you think you gave me,

It's time to say goodbye to turning tabel,

To turning tables.

Adele – Turning Table

–––––––––––––––––––––––––––––––––––

Suara gaduh dari luar ruang membuatku menoleh kearah asal suara. Awalnya aku tidak ambil pusing karena mungkin saja para bodyguard Leo sedang melakukan beberapa pemeriksaan terhadap para dokter atau perawat yang ingin memasuki ruang perawatanku untuk sekedar mengecek perkembangan kondisiku yang aku rasa sudah baik-baik saja kecuali lengan bagian atasku yang saat ini masih diperban.

Mengingat Leo kembali membuatku sadar bahwa dirinya belum pulang hingga sekarang. Berhenti memikirkannya. Bukankah kau mengatakan telah menyerah padanya? wanita dalam diriku meneriaku diriku yang kembali mengisi kepalaku dengan pria yang semalam kembali meninggalkanku.

Aku menuruni ranjang dengan hati-hati saat mendengar suara gaduh dari luar yang semakin bisa kudengar dengan jelas. Rasa perih dilengan atas bagian kananku membuatku sedikit meringis saat berjalan menuju pintu yang pasti di penuhi oleh sejumlah pengawalan yang sengaja di kerahkan oleh Peter atas perintah Leo.

Aku menarik handle pintu dengan tangan sebelah kiriku. semua bodyguard terlihat menoleh ke arahku saat mendengar derit pintu yang baru saja kubuka. Didepan mereka berdiri seorang pria dengan wajah tidak senang karena beberapa dari bodyguard Leo terlihat menghalangi dirinya yang ingin memasuki ruang perawatanku.

"Dia sahabatku" ucapku lemah pada dua orang yang berdiri menjulang menghalangi El dengan salah satu tangan mereka yang masih setiap berada di dada El memperingatkan El untuk tidak memaksa masuk.

"Tapi Tuan Leo memerintahkan..." aku berdecak kesal tanpa sadar, entah karena mendengar nama Leo atau karena pria botak yang sepertinya ingin beragument denganku.

"Jadi maksudmu aku harus menerima tamuku di luar ruangan?" ucapku menatap pria botak yang berdiri tegap di hadapanku. Entah kenapa suasana hatiku begitu buruk hari ini. Aku tidak tahu apakah karena rasa perih yang semakin menjadi di lengan kanan bagian atas atau karena lagi-lagi pendengaranku terisi oleh nama Leo yang kembali membuatku mengingat kejadian semalam.

Hanya beberapa detik setelah aku mengucapkan hal itu, kedua pria tegap di hadapan pintu terlihat membuka jalan agar El bisa segera masuk. Aku bisa melihat kegugupan di wajah tiap bodyguard yang berada di depan pintu dan sekitar lorong VVIP ini, bahkan aku yakin bisa melihat El yang menatapku tanpa berkedip.

Aku kembali menatap pria botak yang kini posisinya telah menyamping menatapku. "Kedepan aku tidak tidak ingin mendengar kau menghalagi tamu yang datang untuk menjenggukku" ucapku lalu berbalik berjalan kembali kearah tempat tidurku. Jujur lengan bagian atasku semakin lama semakin terasa perih.

BILLIONAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang