B | 1 - sebuah penolakan

2.6K 136 21
                                    

Gue nelen saliva gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue nelen saliva gue.
 
 

Cowok di depan gue ini baru aja bilang kalau dia naksir gue dan berharap kalau gue juga naksir balik ke dia dan mau terima pernyataan cinta dari dia.

Sayangnya.... gue nggak naksir dia dan nggak mau terima pernyataan cinta dari dia.

Dan gara-gara itu gue jadi kayak punya beban karena ngerasa nggak enak dan takut bikin dia sakit hati sama sikap gue.

Tapi, gue juga nggak mau ngorbanin perasaan gue dengan terpaksa nerima pernyataan dari orang yang gue nggak suka.

Selain jadi jahat ke orang lain, gue juga bakal jadi jahat ke diri sendiri kalau sampai maksain nerima.

Ya emang ada pepatah yang bilang lebih baik dicintai daripada mencintai. Cuma... itu bukan gue. Gue nggak bisa jalanin itu. Terlalu berat.
 
 
 
Hhhhh.
 
 

Ini nih yang bikin gue nggak suka berteman sama cowok. Mereka selalu punya perasaan lebih ke temen ceweknya.

Iya, yang nyatain perasaannya ke gue sekarang ini temen deket gue.

Kenapa ya dulu gue nekat buat berteman sama cowok pas awal masuk kuliah? Padahal gue udah berkali-kali punya pengalaman ditaksir sama temen sendiri pas zaman masih sekolah.

Kok ya masih nggak kapok gitu loh.

Tapi emang nggak mungkin banget gue nggak punya temen cowok, apalagi di jurusan yang mayoritas diisi sama cowok. Mau nggak mau pasti punya temen cowok meski itu cuma satu atau dua.
 
 

"Jadi gimana?" tanya dia lagi.

Gue diem. Terus gelengin kepala.

"Oh.... oke. Thank you and sorry kalau gua suka sama lo dan bikin lo nggak nyaman."
 
 

Gue tarik napas dalam-dalam, terus hembusin kasar. Setelahnya gue anggukkin kepala.
 
 

"Gue harap pernyataan gua tadi nggak bikin hubungan pertemanan kita renggang ya? Kita masih tetep temenan, 'kan?"
 
 

No.

Not.

Not again.

Gue terpaksa gelengin kepala.
 
 

"Sorry, nggak bisa."
 
   

Pertama, gue nggak mau dengan kita tetep berteman, dia jadi nggak bisa move on.

Kedua, gue udah terlanjur risih dan illfeel.

Orang yang selama ini gue anggep temen ternyata demen. Kesannya jadi kayak dia nggak tulus berteman sama gue selama ini. Apalagi dia bilang kalau dia udah naksir gue dari zaman pas masih jadi maba dulu.

Itu artinya ada maksud tersembunyi dong?

Dan ketiga, selain gue nggak bisa suka atau pacaran sama temen sendiri. Gue juga nggak suka berteman sama orang yang suka sama gue.

Kenapa?

Karena nanti sikapnya jadi bias.

Prinsip gue, kalau emang lo mau deketin gue ya jujur dari awal. Jangan malah pakai dalih temenan dulu.

Ya, emang perasaan manusia itu nggak ada yang bisa ngatur, termasuk gue. Sama halnya kayak perasaan gue.

Perasaan dia ke gue valid. Pun perasaan risih dan illfeel gue ke dia sekarang ini.

Gue punya satu aturan nggak tertulis dalam berteman. Yaitu jangan sampai naksir temen sendiri dan jangan sampai punya temen yang naksir. Kalau dilanggar? The day its come, you'll lose me both as your best friend and as the girl that you like.
 
 

"Gue seneng bisa kenal dan berteman sama lo selama ini. Tapi, mulai sekarang mending kita jaga jarak ya? Semoga lo cepet move on dan dapet pacar yang juga suka dan sayang sama lo."
 
 

And... bye.

 
Semoga di semester selanjutnya kita nggak sekelas lagi.

Ya, semoga.
 
 
 
 
 
  

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

                   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
B; park wonbin - hong seunghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang