Three

1K 101 3
                                    

Aku mencoba memperjelas penglihatanku.

Putih.

Aku bangun dan melihat sekitarku. Bau obat-obatan, tidak salah lagi. Aku berada di rumah sakit. Aku menoleh dan melihat tanganku.

Loh?

Ini aneh, kenapa tanganku kelihatannya seperti tidak jelas. Tak berisi. Dan akhirnya aku sadar ketika melihat tangan lainnya yang terlihat lebih jelas. Tangan itu terlihat dipasangi infus.

Aku sontak berdiri dan berbalik melihatnya.

"Eh? Tidak mungkin!"

Tubuhku, dengan kepala yang diperban. Berbaring di atas ranjang rumah sakit. Aku menekan-nekan pelipisku dengan jemariku. Pusing sudah.

"Akh! Sekarang aku malah seperti arwah gentayangan!"

Sambil mengatakannya, rambutku malah kuacak. Menumpahkan rasa depresiku.

"Baiklah. Aku coba masuk dulu. Siapa tahu aku bisa bangun."

Aku mencoba berbaring sesuai posisi ragaku.

1

2

3

"Bangun!"

Apakah berhasil?

"Sepertinya tidak tuh."

Mendengar suara asing secara tiba-tiba langsung membuatku melompat dari atas ranjang.

"Jangan bilang ada hantu beneran.."

Aku bergumam sambil kedua netraku bergerak mencari kesana-kemari. Tiba-tiba saja sebuah kepala muncul dari sampingku dan langsung menyapa.

"Yo!"

"Gyaaaaa!!!"

Aku yang terkejut langsung mundur melompat hingga tak sadar jika tubuhku menembus dinding.

"AAAAAAA!!!!"

Aku langsung merangkak kembali ke dalam kamar dimana ragaku berada. Lalu mendongak dan melihat seorang wanita dengan surai hitamnya yang panjang hingga mencapai bokongnya.
Wanita itu berdiri, ya berdiri di atas ranjang, di atas ragaku.

"Tolong, bisakah anda turun dari atas raga saya?"

Pintaku dengan bahasa yang formal. Wanita itu hanya menatap ke arahku dalam diam. Namun tindakan selanjutnya benar-benar membuatku tidak habis pikir.

Ketika wanita itu malah secara dadakan menduduki kepala ragaku.

"Jangan lecehkan ragaku oii!!"

Duag!

Aku dengan sigap mendorong tubuh sang wanita.

"Akh!"

Dan tubuh wanita itu terdorong ke arah samping, jatuh, menembus meja di samping ranjang ragaku.

"Fyuh.."

Akhirnya aku bernafas dengan lega. Ada-ada saja cobaan hidupku ini.

Ceklek

Aku segera menolehkan kepalaku. Netraku melebar ketika melihat sosok yang tengah memasuki kamarku.

"Ca-cantiknya.."

Yang memasuki kamarku saat ini adalah seorang wanita dengan seragam susternya. Mengingat diriku dalam mode jiwa keluar dari raganya, aku malah teringat dengan suster ngesot.

Suster itu terlihat memeriksa keadaanku dan merapikan sedikit letak selimutku.

"Huh?"

Aku memiringkan kepalaku ke kanan ketika suster itu terlihat berlaku aneh.

Yang KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang