23. Here

1.8K 151 22
                                    

Beberapa pesan ia dapatkan bahkan beberapa notifikasi spam dari grup chat pun mulai bermunculan dan membuat layar ponselnya terus menyala dengan getaran notifikasi. Nana yang masih sibuk rebahan dan mencoba mengembalikan energinya itu tak terganggu sama sekali dengan spam tersebut. Ia masih sibuk merasakan kenikmatan ketika dadanya tidak ditahan dengan bra ataupun kain lagi. BEBAS SEKALI RASAYA..

"Ahhhhhh, ini sangat melegakannnnnn~" ucapnya sembari mendongak kearah langit-langit dikamarnya. Hingga ia menyadari sesuatu. "Dia sedang apa ya?"

Pikirnya tiba-tiba dan membuat dadanya sedikit berdesir. "Aku rindu? Ahhhh.. tidak mungkin.."

Gadis itu terus menolak pikirannya untuk segera menghubungi seseorang yang ia rindukan dalam lubuk hati kecilnya. Namun akhirnya ia kalah.

"Ahhh persetan! Aku akan menemuinya!" Akhirnya ia memilih meraih ponselnya dan membuka aplikasi chat yang biasa ia gunakan. Namun jemarinya terhenti ketika melihat beberapa chat dari membernya. "Kenapa ini?"

Satu persatu ia lihat dan baca. "Hahh~" hela nafasnya setelah tahu apa yang member khawatirkan hingga mengiriminya banyak sekali pesan.

Nana memilih kembali menutup ponselnya dan menyingkirkannya. Ia memejamkan matanya, pening sekali rasanya. "Apakah ini sudah waktunya untukku meninggalkan mereka?"

Rasanya sesak dalam dada. Ia tak pernah membayangkan hal ini akan cepat terjadi. Ia pikir semuanya baik-baik saja.

Satu tetes air mata mengalir. Kenapa berat sekali menjadi dirinya? Apa yang harus ia lakukan sekarang?

****

"Nana?"

Jaerim membuka pintu karena bel terus berbunyi. Dan hal pertama yang ia temukan adalah lelaki yang sangat ia kenali dengan wajah khawatir berdiri di depan pintu. "Dikamarnya.."

"Apa dia sudah melihatnya noona?"

"Aku rasa sudah. Dari tadi aku tak melihatnya keluar dari kamar untuk mengangguku atau mencari perhatianku.."

"Boleh aku masuk.." Ah, iya. Jaerim lupa menyuruh Jaehyun untuk masuk. Ia memberikan ruang untuk lelaki kelahiran satu sembilan sembilan tujuh itu untuk masuk. "Masuklah.. hehe"

Akhirnya Jaehyun masuk kedalam apartment itu. Tanpa meminta izin lagi, ia langsung menuju ke kamar gadis yang ia khawatirkan. "KAU BAHKAN TIDAK IZIN LAGI PADAKU JUNG?!"

"Aku tau kau sudah mengizinkan ku nooona. Bahkan nyonya Na saja tak masalah.."

Manager nana itu hanya bisa berkecak pingang dan menatap punggung lelaki itu dengan sinis. "DASAR PAKAI ORANG DALAM!" Kesalnya yang justru mendapat kikikan kecil dari Jaehyun.

****

Tok tok tok!

Tak ada jawaban. Jaehyun terus menunggu sosok yang ada didalam kamar itu menjawabnya. "Nana~"

Ia mengetuknya lagi dan mencoba menunggu. Namun masih sama, tak ada jawaban. "Oppa disini.."

Jaehyun masih terus mencoba. Ia berharap gadis itu mau membukanya dan membiarkannya menemani masa kekhawatiran Nana.

Tak mau menyerah begitu saja, ia kembali mencoba mengetuknya. "Nana-ya.. oppa akan menunggu disini sampai kamu membukanya"

Jaehyun sedikit menghela nafasnya. Rasanya ia ingin sekali mendobrak pintu itu, namun ia tak mau lancang membukannya begitu saja. Ia menunduk berharap cemasnya hanyalah pikiran saja.

Cklek!

"Oppa~" lirih seorang gadis dengan sangat pelan dan membuat Jaehyun mendongak melihat bagaimana wajah itu tampak sangat kacau. Matanya berkaca dan rautnya tampak sangat amat berbeda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Curse of The Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang