Chapter 2 : Preparation

87 18 1
                                    

Disclaimer: Semua karakter milik Masashi Kishimoto

Di sepanjang jalan, dua sosok berambut melawan gravitasi mencuri perhatian. Memiliki wajah yang sama-sama rupawan, tidak mengherankan jika setiap mata para wanita tergoda untuk memandang. Sayangnya, kedua pria dengan rambut berlainan warna tidak sedikitpun melirik ke arah gerombolan estrogen tersebut.

Sorot tajam keduanya terus menghadap ke depan. Sembari memasukan satu tangan ke dalam saku. Bukankah mereka terlihat sempurna?

Profesor Hatake dan Jaksa Uchiha adalah kombinasi yang sempurna. Keduanya memiliki hubungan yang dekat sebagai guru dan murid. Sebuah hal yang langka, mengingat profesor muda tersebut bersikap tak acuh ke muridnya.

Namun, tidak dengan Uchiha muda yang berhasil menjatuhkan impresi mengagumkan. Hal yang sulit untuk bisa mendapat pengakuan sebagai murid terbaiknya.

"Apa tujuanmu kemari?" Kakashi bertanya ulang pertanyaan yang tidak penting bagi Sasuke. Gurunya itu tidak suka dengan orang yang ikut campur. Meskipun keduanya dekat, namun masih terdapat dinding yang kokoh sebagai sekat.

Asap kopi yang masih mengepul menjadi pemantik 'diskusi' mereka. Atau sebentar lagi suhunya akan menurun karena seisi ruanhan yang dingin. "Aku hanya penasaran, apa yang menyebabkan guruku untuk turun tangan."

"Sudah lama rasanya aku tidak menginjak ruang persidangan." Siapa sangka, Kakashi akan kembali ke ruang pengadilan dengan posisi yang berbeda.

Pengacara adalah posisi yang paling ia benci. Selama berkutat di bidang hukum, Kakashi enggan menangani kasus membela tersangka yang jelas bersalah. Sampai ketika masa jabatan sebagai Jaksa telah usai.

Tidak ada mahasiswa yang seberani itu bertanya langsung, jika bukan Sasuke. Kasus semacam ini, sudah dipastikan pihak korban yang akan mengalah. Perlu diapresiasi korban berani bertindak sejauh ini. Jika posisinya tidak menguntungkan, korban akan menanggung kerugian yang lebih parah.

"Kuakui, gadis itu berani datang padamu untuk meminta pertolongan." Sasuke menyadari bahwa kasus pelecehan di instansi pendidikan riskan untuk diselesaikan.

Sebagai seorang pendidik, Kakashi tetaplah manusia yang memiliki nurani. Menjadi penegak hukum yang berintegritas sampai saat ini masih menjadi pedoman hidupnya.

Tok! Tok! Tok!

"Sumimasen." Belum sempat Kakashi menjawab, terdengar suara ketukan pintu. "Masuklah." Mendengar suara tersebut, sosok di balik pintu memberanikan diri untuk masuk.

Tidak salah lagi, dia adalah korban yang baru dibicarakan. Atau yang saat ini menjadi tersangka?

FLASHBACK

"Aku mohon, bantu aku." Suara tangisan pilu dari seorang gadis muda. Dari perawakannya bukanlah mahasiswa dari Fakultas Hukum.

Gadis itu datang padanya, meminta pertolongan. Butuh nyali yang besar untuk menemui pria bermarga Hatake. Terlebih dengan meminta bantuan secara cuma-cuma.

"Waktuku tidak banyak, apa yang membawamu kemari?" Kakashi berusaha menenangkan wanita di depannya. Hazuki Sara, wanita bersurai merah datang padanya dengan keadaan yang memprihatinkan.

Wanita itu menceritakan motif kedatangannya. Hal yang cukup mencengangkan, bahwa Sara dituntut oleh Profesor Yamada atas insiden penusukan.

"Aku....aku, aku tidak akan melakukannya. Dia memaksaku untuk membuka bajuku." Luka batin, serta trauma saat mendengar cerita itu tidak dapat disembunyikan.

Pelecehan. Sebuah kasus yang langka untuk bisa dimenangkan oleh korban. Terlebih dengan posisi korban yang tidak memiliki kekuasaan. Tidak luput dari intervensi pelaku terhadap korban.

The LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang