Disclaimer : Karakter milik Masashi Kishimoto, author hanya meminjam
Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, tapi kantor Konoha Media belum menunjukan tanda-tanda akan sepi. Jika dikatakan ramai juga tidak, karena masing-masing pekerja sibuk mengejar deadline.
Tentunya para pekerja di sini tidak ingin mengecewakan masyarakat. Sudah menjadi resiko mereka untuk pulang terlambat. Tak apa, setidaknya tanggung jawab yang masyarakat amanahkan ke mereka dapat tersampaikan.
Begitulah wejangan yang disampaikan oleh pemimpin redaksi, Uzuki Yugao. Untaian kalimat motivasi yang membakar bara semangat para pekerja. Termasuk Haruno Sakura. Raga gadis itu seperti tidak ada lelahnya. Bahkan, Genma selaku kameramen saja sempat tertidur 30 menit. Maklum saja, jarak usia mereka sangat jauh. Jangan heran kalau etos kerja Sakura masih tinggi.
Apalagi di masa magang ini, Sakura tidak ingin mengecewakan Yugao yang memberikannya kepercayaan. Bisa terjun di lapangan dan mewawancarai narasumber adalah pengalaman terbaik Sakura.
Berkat memotong waktu istirahatnya, Sakura berhasil menerbitkan berita satu jam yang lalu. Artikel sepanjang 300 kata mengudara dan mengundang banyak pembaca. Yugao mungkin harus berterima kasih kepada gadis itu, ia berjalan ke arahnya sembari membawa segelas jus strawberry.
"Jangan terlalu memaksakan dirimu. beristirahatlah sejenak." Yugao duduk di depan Sakura yang masih fokus pada laptopnya.
"Masih ada satu artikel lagi. Kalau tidak segera dikerjakan, akan segera basi." Kekhawatiran Sakura sepertinya tidak akan terjadi. Masih ada tenggat waktu untuk mengerjakannya. Lebih tepatnya sayang dengan traffic yang sudah meningkat, maka harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Sakura sendiri sudah sangat pusing. Lihat saja penampilannya, rambutnya sudah tak beraturan. Tak jarang muncul air di sudut matanya pertanda lelah. Tapi artikel ini benar-benar menghantuinya. Seberapa sulit memang untuk mengerjakannya.
"Jangan terlalu terpaku pada interview Kakashi. Itu akan menyulitkanmu, tulis saja seadanya. Dia memang sedang marah pada kami." Bukan pertama kalinya Kakashi memperumit media dengan sikapnya yang bungkam. Tapi ini juga pertama kalinya Kakashi menolak wawancara dari Konoha Media.
"Aku akui kesalahan awak media sangat fatal. Beruntungnya, di artikelmu sebelumnya kita bisa mengkonfirmasi kesalahan itu." Yugao memuji sikap Sakura sebagai jurnalis yang jujur. Jurnalis sama seperti manusia lainnya yang melakukan kesalahan. Berburu dengan waktu dan tumpukan deadline kerap membuat jurnalis kalang kabut. Apalagi jika merangkap sebagai reporter dan penulis.
Sakura paham akan itu. Sedikit menyesal telah masuk di Fakultas Hukum. Kenapa sebelumnya ia tidak masuk ke Ilmu Komunikasi saja yang fokus pada bidang jurnalistik? Dibanding dengan hukum yang karirnya saja abu-abu. Ia juga tidak berminat untuk meneruskan karir di bidang hukum.
Ternyata yang namanya coba-coba berhadiah belum tentu hoki. Contohnya Sakura ini, menempuh pendidikan di program studi hukum tidak membuatnya cinta dengan kitab Undang-Undang. Justru malah membuatnya muak dengan kasus penyimpangan hukum yang beredar.
Sakura tergolong mahasiswi yang pintar, bahkan cukup diakui mata kuliah. Bahkan untuk mata kuliah hukum Hak Asasi Manusia dan Lingkungan mendapat nilai yang hampir sempurna. Kecuali untuk hukum pidana, pasal Undang-Undang yang ia hapal mendadak rontok saat dosen masuk ke ruangan kelas.
"Ah, akhirnya selesai juga." Setelah berkutik lama dengan laptopnya, akhirnya rampung juga naskah yang ia tulis. Sepanjang 500 kata yang ia susun kita tidak serta merta langsung diterbitkan. Masih ada proses editing jika koreksi yang didapat tidak seberapa, maka naskah berita pendek bisa segera diterbitkan.
Sakura menyerahkan naskah itu ke Sari selaku editor. Sari memastikan tulisan sakura tidak melewatkan unsur-unsur dalam berita, begitupun dengan kaidah kebahasaannya. Selang lima menit kemudian, Sari menemukan beberapa typo pada tulisan Sakura. Syukurlah kesalahannya tidak begitu fatal, mungkin karena faktor kelelahan. Tidak lama untuk memperbaiki tulisan itu, artinya tulisan Sakura yang kedua ini siap untuk terbit.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Law
FanficSakura Haruno tidak pernah membayangkan betapa sulitnya menempuh pendidikan di Jurusan Hukum. Tekadnya untuk menjadi Jurnalis berintegritas membawanya masuk di lingkup pengadilan dunia. Nyaris terjerat kasus pencemaran nama baik, Haruno Sakura diban...