Chapter 4

257 29 0
                                    

Happy Reading
(⁠●⁠’⁠3⁠)⁠♡⁠(⁠ε⁠'⁠●⁠)

——————————

Setelah acara makan bersama itu selesai Freen, Nam dan Heng berkumpul di ruang pribadi mereka.

“Kalian masih ingat Mark Hitler?” Tanya Freen.

“Anak sulung Jackson Hitler yang kita bunuh semalam kan?” Heng menjawab namun kembali bertanya.

Freen mengangguk. “Tadi pagi aku meneleponnya..”

“Lalu?” Tanya Heng.

“Aku mengatakan yang sebenarnya kalau aku yang membunuhnya.. sesuai rencana bukan?” Freen berkata dengan senyuman smirknya.

“Kamu tidak pernah main-main dengan ucapanmu ya Freen?” Kata Nam dengan seringai nya.

“Aku tidak akan mengusik seseorang kalau dia tidak mengusikku duluan”

Tiba-tiba Handphone Heng bergetar.

P'Beer is calling...

“Hallo Phi..”

“Phiii serius?”

“Haha ini akan menjadi hadiah paling spesial untuknya..”

“Oke².. hati hati di jalan..”

“Bye..”

Freen dan Nam memandang kearah Heng dengan tatapan penasaran. Heng terus tertawa dan menghampiri Freen. Setelah itu dia menjabat tangan Freen.

“Freen! Selamat kamu telah memenangkannya..”

“Hah? Memenangkan apa?” Tanya Freen bingung.

“Ini nih otak yang gak pernah di asah jadi sering lupa kan?!”
“Kamu lupa soal barang lelangan? Piala emas dari Brazil itu lhoo..” Heng mengingatkan Freen.

“Haaah.. benarkah itu?”

“Iya, P'Beer baru saja mengabariku.. dan dia juga minta maaf tidak bisa merayakan ultahmu”

“nanti aku akan meneleponnya”

Ck Ibu lupa dengan ultahku kah? Dia sama sekali tidak menlponku hari ini.. aku ngechat pun gak di balas sama dia’  Kata batin Freen.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu dan panggilan dari Aamon (asisten sekaligus pengawal pribadi Freen)

“Maaf mengganggu waktu anda Nona.. sebentar lagi ada pertemuan di Hotel Amerta dengan CEO Arganta Company..”

“Iya paman aku siap-siap dulu..”

“Freen bukankah itu perusahaan milik Mark?”

“Iya.. kenapa memangnya..? Tenang dia tidak akan tahu siapa kita.. kecuali di antara kita ada yang memberi tahu..” Freen tertawa di akhir kalimatnya membuat Nam dan Heng juga ikutan tertawa.

The DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang