Begitu kagetnya Freen ketika dia melihat sesosok makhluk yang sedang duduk dikursi makan, dengan rambut terurai dan berantakan.
BRUK
Freen pingsan ditempat karena tidak kuat melihat makhluk didepannya.
Sontak makhluk itu menoleh kearah Freen dengan pandangan kaget.
Segera dia berlari menghampiri tubuh Freen yang luruh kebawah, dia menggoyangkan dan menepuk nepuk pipi Freen berulang kali.
“Aisshh.. dia kenapa? Freen... Bangunlah..”
Nam yang mendengar jeritan itu langsung turun kebawah dan mendapati Freen yang sudah pingsan dengan Becky yang ada disampingnya.
“Dia kenapa Beck?” tanya Nam.
“Tidak tau Phi..”
“Sudahlah, tinggalkan dia disini. Nanti juga dia sadar sendiri.”
“Tapi Phi, bagaimana kalau nanti terjadi apa-apa dengan Freen?” tanya Becca khawatir.
Nam menyeringai, “Tidak akan, paling sebentar lagi dia sadar.”
Becky tidak menuruti perkataan Nam, dia justru meminta Aamon yang tiba-tiba lewat untuk mengangkat tubuh Freen kekamarnya.
Aamon mengangkat tubuh Freen menuju kekamarnya dan diikuti oleh Becca dibelakangnya.
Kini dikamar yang dominan berwarna gelap itu hanya ada Freen dan juga Becca.
Becca duduk disamping Freen yang masih belum sadar dari pingsannya. Dia juga telah memberikan minyak angin pada hidung dan juga telapak kaki Freen.
Bunyi denting jam membuat suasana semakin mencekam, Becca yang memang sudah terbiasa dengan kesunyian, membuat dia tidak takut, justru dirinya menemukan kenyamanan ketika dia berada disana bersama dengan Freen, entah apa yang membuatnya terasa nyaman.
Rasa kantuk tiba-tiba hinggap dalam dirinya, diapun meletakkan kepalanya disisi ranjang Freen, dengan posisinya masih duduk dibawah.
Tidak lama, dia tertidur sangat pulas dengan memegang jari jemari Freen yang sedikit hangat.
—_—_—_—
Suara cicitan burung mengawali indahnya pagi hari ini untuk Freen yang baru saja mengerjapkan matanya.
Dia merasakan jari-jarinya sedang dipegang oleh seseorang. Dengan gerakan cepat dia menarik tangannya dan melihat siapa yang telah lancang menggenggamnya.
Freenpun dengan pandangan buramnya pun mencoba melihat siapa seseorang yang berada disampingnya saat ini. Hingga seutas senyum indah hadir dikedua sudut bibir tebalnya itu.
“Kenapa dia bisa ada disini?” gumamnya bertanya dengan diri sendiri.
Segera dia turun dari ranjangnya dan ingin membangunkan sang gadis. Namun segera dia urungkan ketika melihat wajah gadis disampingnya itu begitu lelap.
Diapun akhirnya mengangkat tubuh ringan itu untuk dia tidurkan diatas ranjangnya.
‘Sepertinya dia sangat kelelahan..’ batin Freen.
Setelah tubuh itu berpindah tempat, segera Freen selimuti gadis itu dengan selimutnya.
Freen memilih duduk disisi ranjangnya dan melihat pemandangan indah didepannya ini dengan rasa takjubnya.
“Baru kali ini aku melihat wajah ayu rupawan seorang gadis, bahkan Nam saja tidak secantik ini.. Kenapa kamu sangat cantik? Bahkan kecantikanmu mengalahkan perempuan-perempuan tercantik di dunia ini...” gumamnya sambil membelai anak rambut yang menutupi wajah gadis didepannya.
Saat Freen tengah asik bermain dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba mata gadis didepannya ini mengerjap, membuat Freen seketika mematung melihat berkali-kali lipat kecantikan sang gadis yang terbias oleh cahaya mentari yang sedikit mengedip-ngedipkan matanya itu.
“Cantik.” gumam Freen terpesona.
“Ah, maafkan aku..” ucap Becca ketika dia sadar, dia sudah diatas ranjang milik orang yang telah menolongnya.
Becca segera bangun dari atas ranjang itu dan ingin melangkahkan kakinya keluar dari kamar Freen, namun langkahnya terhenti ketika tangan Freen memegang lengannya.
“Becky..” panggil Freen.
Becca menoleh dan melihat wajah Freen.
“Siapa yang membawaku kemari?” tanya Freen.
“Oh, maafkan aku Freen.. semalam Mr. Aamon yang membawamu kemari, maafkan aku gara-gara aku kamu jdi pingsan.”
“Gara-gara kamu?” Freen mengernyitkan keningnya bingung.
“Hmm, semalam kamu pingsan waktu melihatku didapur kan?”
Freen mencoba kembali mengingat tentang apa yang terjadi sebelumnya, hingga saat dirinya telah mengingatnya, kedua matanya pun membelalak dengan sempurna.
“Ah astagaaa! Jadi itu kamu?!” teriak Freen, “Hahh aku kira hantu..” ucap disertai dengusan kesal.
Becca tersenyum seperti sedang mengejek, “Kamu takut hantu?”
Freen mengedipkan matanya, “Ee eenggak! Seorang Sarocha tidak akan pernah takut dengan siapapun walaupun itu,” Freen diam, “Hantu, aku tidak akan takut!” ucap Freen ragu.
“Kalau begitu aku akan menceritakan kejadian semalam waktu kamu pingsan, apa kamu mau mendengarkannya?”
“No! Hmmm maksudku, tidak sekarang, aku harus hmmm harus kekantor yah.. kekantor.” Freen tertawa kikuk, lalu dia berdiri dan bergegas melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya sendiri.
“Freen,” panggil Becca membuat Freen menghentikan langkahnya namun tidak menoleh kearah Becca sekarang.
“Ya?”
“Apakah kamu akan kekantor dengan menggunakan pakaian seperti itu?”
Sontak Freen memperhatikan pakaiannya, hingga senyum bodohnya kembali terpampang diwajah ayu sekaligus tampannya itu.
Dengan cengiran khasnya, Freen pun membalikkan badannya dan berjalan menuju lemari besarnya.
Becca mengerutkan keningnya bingung saat melihat Freen hanya berdiri menatap semua pakaian yang berada dilemari.
“Butuh bantuan?” tanya Becca.
Freen segera menolehkan wajahnya kearah Becca dan kembali memperlihatkan cengiran bodohnya.
“Tt- tidak. Hehe... Hmm bisakah, bisakah, bisakah... Kamukeluardarisini?” ucap Freen terbata dan diakhiri dengan kalimat tanpa jeda membuat Becca bingung mencerna perkataan Freen terakhir.
“Hah?”
“Ah, tidak, tidak. Kalau begitu aku pergi dulu.” Freen mengambil pakaian asalnya lalu keluar dari kamarnya sendiri seperti kamar itu bukan miliknya.
“Ada apa dengannya?” gumam Becca bertanya pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dream
Mystery / ThrillerFreen Sarocha Chankimha yang dari kecil hingga usianya memasuki usia 25 tahun dia baru sekali mengalami Mimpi dalam tidurnya. Tepat dimalam usianya berganti ke 25 thn, dia bermimpi bertemu gadis yang sangat cantik. Freen adalah Mafia yang sangat dit...