"Ini sungguh merepotkan."
Park Sunghoon, sosok bersurai platina itu menggerutu di belakang kemudi yang baru saja berhenti sesaat yang lalu. Obsidiannya menyisir sekeliling setelah melangkah keluar dari mobil hitam yang ia tumpangi.
"Aku benar-benar tak suka ini." Ia mengeluh untuk yang ke sekian kali sejak keberangkatannya kemari.
Kaki-kaki panjangnya begitu gagah menyusuri halaman berumput hijau yang luas. Ratusan mawar putih menghias sekeliling. Tampak begitu pas dengan tuxedo hitam yang ia kenakan.
"Tersenyumlah, Hoon." Seorang wanita paruh baya meraih lengannya untuk digandeng. "Siapa lagi yang akan menemani ibu selain kau?" lanjutnya setengah berbisik. Sesekali tersenyum kepada tamu-tamu lain yang berlalu lalang.
Sedangkan putera semata wayangnya tetap diam dengan wajah yang ditekuk. Pria tampan dengan hidung mancung dan sepasang alis tebal itu bahkan tetap betah diam sampai mereka berada di hadapan kedua mempelai dan menjabat tangan mereka. Hanya sang ibu lah yang menebar senyuman anggun nan ramah sambil mengucapkan selamat.
Setelah selesai berbasa-basi dengan kedua mempelai mereka pun membaur di tengah perjamuan pesta. Tak lama, seorang wanita cantik bermata kucing menghambur ke arah mereka. Tampak begitu anggun dengan busana berwarna beige sepanjang lutut. Tangan Sunghoon dijabat setelah mendahulukan sang ibu, lalu keduanya dipersilahkan untuk duduk.
"Apa ini Sunghoon, Irene?" tanya wanita itu sebelum mengarahkan pandangannya pada si tampan. "Kau semakin tampan saja."
Sunghoon hanya mengangguk kecil tanpa berkomentar apapun. Matanya kembali memandang sepasang pengantin yang sedang tertawa-tawa kecil dengan para tamu undangan. Pesta kebun yang sederhana namun indah. Diam-diam Sunghoon menilai pakaian kedua pengantin yang ia rasa masih memiliki kekurangan. Dalam hati ia begitu percaya diri bahwa di tangannya, tuxedo pengantin pria akan jauh lebih luar biasa.
"Sekarang kau bekerja di mana? Dulu aku sering menggendongmu saat kau masih sangat kecil," ujar wanita itu sumringah. Namun Sunghoon masih enggan membuka mulutnya.
"Ah, anakku mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang fashion pakaian pria, Seulgi." Kali ini ibunya yang menjawab.
Wanita bernama lengkap Kang Seulgi itu pun mengangguk paham. "Kau beruntung memiliki anak yang bisa diandalkan seperti dia."
Sunghoon tertarik pada dunia fashion sejak sekolah menengah pertama. Ia menghabiskan separuh masa remajanya dengan mempelajari fashion dari sang ibu yang juga seorang mantan model profesional. Dan kini di usianya yang ke 25 tahun ia telah sukses mendirikan perusahaannya sendiri yang ia namai S'Pride Fashion.
Bibir Sunghoon berdecak tidak suka, sesekali ia melampiaskan ketidaknyamanannya dengan meneguk minuman yang digenggamnya. Manik kelamnya terus berkeliling, mengabsen setiap sudut dekorasi yang menurutnya indah.
Di antara para tamu yang hadir, pandangan matanya tak pernah bisa berpaling terlalu lama dari sepasang pengantin yang begitu mencolok di antara para tamu undangan. Mereka terlihat bahagia. Sesekali pengantin wanita tertawa di tengah obrolan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAVENLY | SUNSUN BL
ФанфикCinta pertama adalah surgawi yang akan membuatmu lupa segalanya hingga menjadi buta. Begitupun dengan Kim Sunoo. Ia tidak pernah bermaksud mempermainkan siapapun, hanya saja ini adalah pertama kalinya ia mengenal cinta dan ia tidak tahu kepada siapa...