Maybe It's More Than Jealousy

749 84 31
                                    

Sunghoon beranjak memasuki mobil saat dirasa percakapannya dengan Jungwon sudah cukup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon beranjak memasuki mobil saat dirasa percakapannya dengan Jungwon sudah cukup. Lalu menjalankan mesin kereta besinya setelah memperhatikan Sunoo sesaat. Lelaki mungil itu menyandarkan kepalanya di kaca mobil. Matanya yang tertutup membuat Sunghoon mengira Sunoo tertidur. Ia pun membelai lembut rambut Sunoo dengan bibir yang mengulum senyum. Diam-diam, Sunoo merasakan amarah di dalam hatinya meredup saat Sunghoon menyentuhnya. Karena sesungguhnya ia tidaklah tidur, hanya terlalu malas melihat Sunghoon yang entah mengapa membuat hatinya dongkol setengah mati.

Sesampainya di parkiran apartemen, Sunoo yang masih memejam tiba-tiba membuka matanya lantaran ia merasa ada napas hangat yang mencium wajahnya. Sunghoon bukannya benar-benar ingin menciumnya, namun pria tinggi itu hendak menggendong Sunoo karena tidak tega membangunkan si mungil.

"Apa yang kau lakukan?" Sunoo menyelidik.

Karena gugup dengan posisi mereka saat ini, Sunghoon spontan menjauhkan dirinya dari Sunoo karena tidak ingin si mungil Sunoo berpikiran buruk tentangnya.

"T-tentu saja membangunkanmu. Apalagi?" elaknya.

Sunoo mendengus kecewa. Rupanya apa yang terjadi tidak sesuai harapannya. Padahal tadinya ia sempat berharap sepasang bibir Sunghoon mampir ke permukaan kulit wajahnya.

Ah, pikiran macam apa itu Kim Sunoo? Mesum sekali.

"Baiklah, aku sudah bangun. Ayo kita pulang," jawab Sunoo, lantas turun dari mobil meninggalkan Sunghoon mengekorinya di belakang.

"Kau tidak akan membantuku?" teriak Sunghoon.

Sunoo menoleh. Menatap Sunghoon yang kesusahan membawa barang belanjaan mereka sambil menyunggingkan senyum penuh ejekan.

"Pria sejati tidak membutuhkan bantuan, asal tahu saja."

"Tapi ini bukan masalah sejati atau bukan. Ini berat, Sunoo."

"Oh, bagus jika Hyung tahu."

"Hei, kau marah karena tadi harus membawa semua ini sendirian?"

"Tentu saja tidak. Aku sangat menikmatinya. Jadi Hyung juga. Selamat menikmati rasanya membawa barang belanjaan sendiri." Sunoo menjulur lidah, lalu terbahak sambil mempercepat langkahnya.

"Awas saja. Aku akan membuat perhitungan denganmu nanti." Sunghoon mengomel pelan dalam geramnya.

"Cepat, Hyung!" perintah Sunoo di tengah pintu lift yang terbuka, membuat Sunghoon yang sedang bersusah payah membawa kantong belanja di kedua tangannya berdecih.

"Kau ini hanya kelihatannya saja kuat, Hyung. Badanmu saja yang besar. Tapi mengangkat kantong belanja saja sudah berkeringat," omel Sunoo saat mereka sudah memasuki lift.

Sunghoon tidak terima dengan ucapan Sunoo. Ia pun mendekat dengan seringai nakalnya. Menatap lekat hingga gugup terangkum dalam sikap Sunoo yang justru membuatnya senang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HEAVENLY | SUNSUN BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang