He's My Landlady

755 99 33
                                    

Hari ini adalah hari pertama Sunoo kuliah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari pertama Sunoo kuliah. Ia tidak ingin terlambat datang ke kampus. Ia pun sudah tidak sabar ingin bertemu sahabat yang mengambil jurusan sama dengannya. Usai merapikan pakaian yang ia kenakan, dengan segera Sunoo meraih tas miliknya yang berada di atas meja kerja Sunghoon dan berlari ke dapur untuk mengambil sepotong roti di atas meja makan. Kemudian melesat ke pintu utama untuk memakai sepatu dengan terburu-buru.

"Biar aku mengantarmu."

Sunoo yang tadinya berjongkok pun lekas-lekas berdiri dan membalikkan tubuhnya ke arah suara baritone yang menginterupsi.

"Tidak perlu," jawabnya acuh. Sungguh, ia tidak ingin berbicara dengan Sunghoon. Ia masih sangat malu sekaligus kesal dengan apa yang terjadi kemarin malam.

Namun si tampan semakin mendekatinya dengan tatapan tajamnya yang khas. Sunoo melangkah mundur untuk menghindar hingga punggungnya menabrak pintu. Sedangkan Sunghoon justru mencondongkan wajahnya ke arah lelaki yang lebih pendek darinya tersebut hingga jarak di antara keduanya hanya tersisa beberapa inci saja.

"Aku bilang aku akan mengantarmu."

Ah, apa yang terjadi pada Sunoo? Ia merasa sangat gugup. Mungkinkah karena Sunghoon terlihat keren dengan setelan abu-abu yang dikenakannya? Atau karena bau khas parfum mahal menyeruak memasuki hidungnya? Parfum dengan aroma kayu-kayuan yang unik. Sungguh memanjakan indera.

"Aku bisa berangkat sendiri."

Sunghoon menghela napas. Baru tahu rupanya si kecil Sunoo bisa menjadi keras kepala juga. Ia mengulur tangan ke daun pintu, mengungkung Sunoo di antara lengan kukuhnya.

"Jika kau tidak ingin aku mengantarmu maka baiklah," ucapnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Apa yang ia inginkan?

"Tapi pastikan kau menciumku dulu sebelum pergi," lanjutnya. Sontak membuat mata Sunoo terbelalak sempurna.

"A-apa kau bilang?!"

Sunghoon tersenyum lembut. Senyuman yang Sunoo yakin akan membuat gadis-gadis histeris karena manisnya.

"A-aku bukan gay," kata Sunoo lagi. Menegaskan soal orientasi seksual yang sudah Sunghoon pora-porandakan dengan lancang.

Sunghoon mengekeh. Ia menunduk sebentar kemudian mengangkat wajahnya kembali. Matanya menatap intens ke arah Sunoo sehingga bisa Sunoo lihat lebih jelas pahatan wajah tampannya yang begitu jelas terbingkai kelopak mata si kecil. Sedangkan rambut platina-nya yang disisir rapi ke atas, menambah kesan maskulin. Mau tak mau Sunoo harus memujinya dalam hati.

"Aku juga bukan gay," ucap Sunghoon kemudian.

Entah mengapa Sunoo menjadi sangat marah mendengarnya. Ia dorong dada bidang Sunghoon sekuat yang ia bisa dan itu membuat tubuh jangkung Sunghoon mundur beberapa langkah.

"Kalau kau bukan gay, kenapa kau selalu menggodaku? Kau bahkan memperkosaku ketika aku mabuk," interogasinya lengkap dengan tatapan marah.

Sunghoon justru tertawa, dan itu membuat Sunoo semakin jengkel saja. Sedetik kemudian tangan besarnya meraih lengan Sunoo dan menggigit roti yang sedari tadi Sunoo pegang. Lalu menarik Sunoo keluar dari pintu apartemen.

HEAVENLY | SUNSUN BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang