Cireng

307 55 2
                                    


Terimakasih untuk Votenya 💛

Selamat membaca!

~💚~

Hari ini hari libur, kenapa libur? Ya, karena hari ini hari Minggu.

Rio dan Sakara sedang bermain di lapangan RT, disana banyak anak yang bermain termasuk Rio dan Sakara.

"Rio, Rio oper sini!!" teriak temannya Nathan. Dan Rio pun mengoper ke arah Nathan dan Nathan pun langsung menendangnya kearah gawang yang dijaga Sakara, Sakara yang belum siap pun kebobolan.

"Yey kita menang!!" teriak Rio ia pun berlari lari dan melakukan selebrasi bersama Nathan.

"Ah kalian curang nih!" kesal Sakara, sambil berjalan mendekati teman setim nya Hanung, "Nung, mereka curang tuh! Aku belum siap mereka udah nendang aja!!" adu Sakara.
Sebenarnya Hanung juga bingung, kan yang salah Sakara siapa suruh bengong sambil ngupil,

Tapi karena tidak mau menyalahkan temannya dan membuat Sakara ikut kesal kepadanya Hanung pun memilih menenangkannya, "sabar ya ka, biarin aja, yuk kita istirahat dulu." ajak Hanung Sakara pun menyetujuinya. Hanung juga mengajak Nathan dan Rio untuk beristirahat.

~💚~

Akhirnya mereka berempat pun berisitirahat di dekat stand makanan disana. Nathan pergi untuk membeli minum, sementara Hanung pergi membeli jajanan ringan, sementara Rio dan Sakara hanya duduk dibangku tempat mereka, agak gak tau diri emang.

Rio yang sedang mengibaskan tangannya gerah pun menengok ke arah Sakara yang ada disampingnya, 'tumben, Sakara diam aja.' Pikir Rio. Rio pun berinisiatif untuk bertanya kepada Sakara.

"kamu kenapa ka? Kok diem aja?" tanya Rio, Sakara hanya menatap sinis Rio, "kamu tuh curang!" Rio yang tiba tiba dibilang curang pun tidak terima, "kok aku curang!? Aku kan gak apa apain kamu!" Seru Rio. Membuat Sakara makin marah. "Ya jelas salah kamu!! Kamu curang tau gak!!? Kamu sama Nathan langsung tendang aja gak liat aku siap apa enggak!!" ngegas Sakara. "kan kamu lagi ngupil, masa aku tungguin 'Sakara ayo cepetan ngupilnya, aku sama nathan mau tendang bolanya ke gawang kamu' gitu!?" sarkas Rio. Sakara pun hanya mengerut kesal. Rio ini kenapa tidak peka sekali sih?? Sakara kan malu kalau tadi ia kebobolan karena ngupil!! Jangan dibahas dong!!.

Tidak lama Nathan pun datang sambil membawa nampan yang diatas nya terdapat 4 gelas teh. sebentar, ada yang aneh. Kenapa Rio dan Sakara duduk berjauhan? Tidak biasanya mereka diam, pasti ada yang salah.

Nathan pun menghampiri keduanya. "nih, minumannya di minum dulu pasti capek kan, aku ngantrinya lama loh." ucap Nathan berusaha mencairkan suasana. "Terimakasih Than." jawab keduanya bersamaan, mereka langsung saling menatap kemudian membuang muka ke arah lain. Nathan yang melihatnya hanya tertawa kecil, "kalian lucu, kayak anak kembar."

"ENGGA YA!! KITA BEDA!" ucap keduanya bersamaan lagi, dua duanya langsung mendengus kesal. "iya, kalian beda deh." ucap Nathan.

"kalian kenapa sih? Kok diam diaman? Kalo ada masalah itu dibicarain jangan diam diaman, itu gak nyelesain masalah." nasehat Nathan, umur Nathan memang sepantaran mereka tapi memiliki 2 adik kembar yang sudah masuk SD membuatnya belajar dewasa dan menengahi keduanya saat bertengkar, persis seperti yang sekarang ia lakukan kepada Rio dan Sakara.

"yakin gak ada yang mau cerita??" tanya Nathan memastikan keduanya yang masih menutup mulutnya rapat.

"RIO CURANG!!"

"SAKARA FITNAH RIO!!"

Adu mereka berdua. Membuat Nathan terkejut karena tiba tiba kedua temannya mengadu dengan setengah berteriak, tapi tidak sampai membuat mereka menjadi pusat perhatian, karena kondisi disini yang sangat ramai mampu meredam suara Rio dan Sakara.
"satu satu ceritanya jangan teriak teriak!" peringat Nathan. Sakara mulai menceritakan kronologinya dari di lapangan hingga tadi pertengkarannya dengan Rio, Nathan hanya mengangguk mengerti. "Kan Rio curang!! Saka enggak fitnah!!" pembelaan Sakara, Rio mendelik tidak suka "aku gak curang!! Kamu kalau mau marah harusnya Nathan juga dimarahin jangan cuma aku aja!!" seru Rio ia merasa disudutkan sementara Nathan juga berada di tim yang sama dengannya.

"jadi Sakara gak terima kalah?" tanya Nathan. "SAKA TERIMA YA!!" ucap Sakara dengan kesal, ia tidak menerima kekalahannya karena malu 'kalah karena mengupil' kan Saka jadi malu bahkan Harald Schumacher tidak pernah kebobolan karena ngupil! Kan Sakara jadi malu!!

"Terus kenapa masih marah?" tanya Nathan bingung. "YA, YA.. Yaa.. Ka.. Kare..na sa..ka., malu!" jawab Sakara dengan intonasi yang melemah di akhir.

".........." Nathan jadi bingung mau balas apa. "maafin Rio ya, Rio gak tau kalo Saka malu." ucap Rio kepada Sakara yang ada disampingnya. "Saka juga minta maaf karena fitnah Rio, padahal Rio gak salah." ucap Sakara kepada Rio yang dibalas senyuman. keduanya pun bepelukan,

"nanti kalo Rio mau nendang bola dan Saka jaga gawang lawan, nanti Rio kasih tau deh." ucap Rio. "Janji ya?" tanya Sakara. "iya, janji!" keduanya pun mengaitkan jari kelingking mereka sementara Nathan hanya melongo 'apa apaan Rio?? Mau kabarin Saka saat nanti Rio nendang ke gawang Saka?? Mereka berdua ini ngerti main bola gak sih???' bingung Nathan.

~💚~

Akhirnya Hanung pun datang membawa gorengan. "Hai, pada nungguin ya?" goda Hanung kepada teman temannya. "cuma beli ini aja? Lama banget." tanya Nathan sembari menunjuk Kertas penuh gorengan yang dibeli Hanung. "tuh lihat tuh, semua pada beli gorengan ini aja baru digoreng." jelas Hanung sambil menunujuk stand penjual gorengan yang ramai.

"ini apa?" tanya Rio, ia mengambil salah satu makanan yang ada di kertas gorengan tersebut. "itu Cireng. Kamu gak pernah makan cireng?" tanya Hanung, yang dibalas gelengan kepala oleh Rio dan Sakara. "Saka juga gak tau??" tanya Nathan, Sakara menggelengkan kepalanya sekali lagi.

"Cireng itu diambil dari kata aci digoreng, kalian tau aci gak?" tanya Hanung, keduanya kompak menggelengkan kepalanya membuat Hanung dan Nathan menepuk jidat nya pelan. "aci itu artinya sagu, dan sagu biasanya diolah buat makanan." jelas Nathan, membuat kedua temannya mengangguk mengerti.

Lalu terlintas ide jahil di otak Hanung.

"kalian tau gak cireng itu ada maknanya? Dan bukan hanya sembarangan makanan." tanya Hanung, yang mengundang kerutan heran di dahi Nathan dan gelengan dari Rio dan Sakara.

"apa? emangnya kamu tau?" tanya Sakara penasaran. "Cireng itu lengket walaupun digoreng pun cireng tambah lengket, begitu juga dengan ikatan saat ada masalah harus tetap kuat dan saling menguatkan hingga gak ada yang bisa misahin." jelas Hanung, membuat Nathan, bingung mana ada begitu? Ia tidak pernah mendengarnya. pikirnya.

Berbeda dengan Nathan, Rio dan Sakara langsung mempercayainya begitu saja. "kalau gitu Saka sama Rio cireng dong? Kan nempel satu sama lain dan ikatannya kuat!!" seru Sakara.

"kalau gitu Sakara cirengnya Rio, Rio cirengnya Sakara!!" seru Rio semangat. "iya nanti kita jadi cireng bareng ya, Rio jangan lupain Saka!" ucap Sakara. "pastinya dong kan kita cireng." jawab Rio dengan senyum pepsodent andalannya.

Ucapan Rio dan Sakara membuat Nathan melotot kaget, dulu ibunya mereka ngidam apasih?? Kenapa kedua temannya menjadi bodoh sekali?? Berbeda dengan Nathan, Hanung sudah tertawa terbahak bahak.

~💚~








To be continued

Halo semua! Gimana menurut kalian tentang cerita ini? Tolong Comment ya. 😄

Jangan sungkan untuk kritik aku, karena aku butuh semua kritik dan saran dari kalian. 😄

Jangan lupa Comment dan Vote ya teman teman sekalian, Terimakasih sudah membaca cerita ini. 💛

Dumb & DumberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang