TANDAI TYPO YA GUYS💗-!
Nathan mondar-mandir didepan ruang penanganan gadisnya. Pandangan cowok itu masih berembun, sisa tangisnya tadi karena terlalu syok melihat keadaan Viola. Lebih mengkhawatirkannya, kala dipertengahan jalan menuju rumah sakit keluar busa dari mulut gadisnya sontak saja hal itu membuat jantung Nathan serasa akan lepas dari tempatnya.
Beberapa menit berlalu, dokter masih berusaha didalam sana. Berkali-kali juga terdengar hembusan napas dari anggota keluarga yang lain, bahkan Gendhis pun tengah ditenangkan oleh Arkana saat ini.
Ceklek
"Gimana keadaan putri saya, Dok?" serobot Gendhis cepat ketika matanya menangkap sosok dokter keluar dari ruang penanganan.
Dokter Arif menghembuskan napasnya. "Nona sudah dalam keadaan stabil, penangannya tepat pada waktunya untung saja segera dibawa kemari," balasnya tersenyum.
Nathan mengelus dada, berton-ton batu dihatinya mendadak hilang begitu saja.
"Tapi, sebenarnya apa yang terjadi pada putri saya Dok?" tanya Arkana.
"Setelah melakukan beberapa tes, saya menemukan bahwa Nona telah mengonsumsi racun jenis sianida dalam kadar tinggi. Tidak bisa dipastikan dalam hal apa racun ini bisa masuk dalam tubuhnya, mungkin ada seseorang yang sengaja."
Penjelasan Dokter Arif membuat semua orang tercengang. Racun sianida? Bukankah itu salah satu racun berbahaya?
"Terimakasih Dok," sahut Keandra, Dokter Arif pun pamit undur diri.
"Bunda temenin Viola dulu, biar Raja sama yang lain yang menyelidiki ini. Bunda tenang ya, nggak ada apa-apa semuanya baik baik aja," ujar Rajash mengelus pundak Gendhis.
Bunda menurut, dia masuk ke ruang dimana Viola masih terbaring lemah. Sedangkan Arkana menatap putranya bergantian, begitupula dengan Nathan. Meneliti satu persatu orang yang bisa dicurigai, bukan apa karena dirumahnya sudah pasti tidak diperbolehkan sosok asing masuk tapi kenapa bisa sampai kecolongan seperti ini?
"Siapa yang berani coba-coba nantang keluarga ini? Apalagi langsung nyelakain Viola," timpal Kalandra.
Pandu duduk, dirinya menyembunyikan wajah. "Dari pagi Viola makan masakan rumah, kalau seandainya racun itu masuk lewat makanan harusnya kita bisa cari tau siapa pelakunya. Kemungkinan pelakunya orang terdekat kita," selanya.
"Tapi Bang, Viola nggak makan aneh-aneh. Terakhir sebelum dia pamit ke kamar mandi, dia cuma makan dessert buatan Bunda. Nggak mungkin, kan?" sergah Keandra meremas rambut.
"Alhamdulillahnya Viola baik-baik aja, kita fokusin buat memperketat penjagaannya aja," sambung Kalandra.
"Lebih baik dirumah ART ditanyain satu-persatu nggak sih?" Ide Keandra, "Kemungkinan bisa aja salah satu pelayan ada yang berkhianat sama kita dan kerjasama ama musuh perusahaan milik Ayah."
Arkana magut-magut. Perkataan dari putra-putranya masuk akal, mengenai ide yang diutarakan Keandra pun tak ada salahnya untuk dilakukan.
"Diantara kita semua, yang asing cuma dia ..." Arjuna melirik Nathan melalui ujung matanya. "Bisa aja dia yang-"
"Jangan ngada-ngada Bang! Gue nggak bakalan lukain Ola!" tukas Nathan memotong ucapan Arjuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Prince
Genç Kurgu"Suatu saat aku pengen bisa liat kamu, Nathan. Semoga aja nanti pas kamu wisuda udah ada pendonor dan aku bisa liat wajah ganteng tunanganku ini." "Nathan, kamu denger aku?" Hening. "Aku janji. Suatu saat pasti kamu akan bisa ngeliat lagi indahnya s...