Suara bising di lokasi balapan. Chandra mengendarai motornya dengan kecepatan 100 hingga membuat motornya melaju sangat kencang. Musuh nya nyaris kalah olehnya, Chandra di kenal seorang pembalap yang ahli. Sudah berkali-kali Chandra memenangkan balapan. apalagi kamarnya penuh dengan piala yang begitu banyak
Chandra tak hanya bisa balapan, Chandra juga bisa bermain basket. Jadi di kampusnya dulu terkenal karena kemampuannya, tak hanya itu, di sekolahannya dulu selalu mendapatkan ranking dan nilai yang bagus.
Kini Chandra sudah menginjak finish, ya dia menang. Dia turun dari motornya lalu datang ke arah musuhnya
"Lu gapapa kan win?" tanya Chandra ke winata, dia seorang gadis cantik dengan rambut pendek dan tampangnya yang manis dan tentunya, sedikit sentuhan ketampanan juga
Winata tersenyum manis "Tak apa dra.. Lu dari dulu emang pembalap hebat" Winata menepuk pundak Chandra dan di balas senyuman olehnya
"Yaudah dra, gue mau latihan musik"
"Dih, bilang aja di cari bini lu"
"Gue serius sat! Gue sekarang ada latihan, gue duluan" Chandra mengangguk lalu melihat Winata yang mulai memudar dari pandangannya
Chandra pun menaiki motornya lagi lalu menancap gas, dia mau pulang.
.
Sesampainya di rumah Chandra memasuki rumah besar dan megah, dia menjatuhkan tubuhnya ke sofa
"Haahhh.. Capek banget" keluh Chandra
"Chandra.."
Chandra menoleh ke arah sumber suara. Itu Jion, suaminya.
Mereka sudah mendapatkan 7 bulan menjadi pasangan sah. Mereka di jodohkan dengan orang tuanya, sebenarnya Chandra tak mau tapi Jion tetep kekal untuk menikahinya, jadi dia tak bisa menolaknya
"Heuumm? Apaan?" tanya Chandra
"Nanti kita harus ke rumah mama sama baba, kamu harus ikut, mama merindukanmu"
"Ck! Gue capek ji! Besok aja bisa gak?!" Jion menghela nafasnya "yaudah, nanti aku bilangin ke mama" Chandra hanya mengangguk lalu pergi ke arah kamarnya. Jion duduk di sofa dan manatap istrinya yang berjalan menuju ke arah kamar
"Sampai kapan aku begini?" lirih nya, dia juga lelah dengan tingkah istrinya yang begitu keras kepala, namun dia bisa apa? Dia hanya bisa diam dan tak berani melawannya, jika dia melawan istrinya, benda benda yang ada di dekatnya akan melayang dan mengenai nya.
"Kapan dia menerimaku?" dia terus bertanya kepada dirinya sendiri. air matanya mulai turun
"Jion.. Lu nangis?" tanya Chandra yang datang ke arah jion
Jion menghapus air matanya "gak.. Gue ga nangis, kenapa? Mau makan? Apa mau apa?" tanya jion ke Chandra, namun Chandra hanya menggeleng
"Oh yaudah.. Katanya capek? Kenapa ga istirahat aja?"
"Gapapa.. Gue cuman pengen di sini aja"
Hening, gak ada topik yang di bahas. Sepanjang waktu mereka hanya diam diaman, mereka lebih memilih fokus ke kegiatan mereka masing masing
.
Siang harinya..
Chandra sedang menata dirinya karena mau kerumah mamanya, energinya sudah berkumpul sekarang dan dia juga merindukan mamanya
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND (jichen)
Fanfiction⚠LGBT AREA⚠ MENGANDUNG 1821+ -BXB -BOYLOVE tolong bijak dalam membaca, yang homophobic skip!