6 (six)

222 9 0
                                    

Keesokan harinya.

"Sayang" panggil chandra yang berada di pelukan jion.

"Kamu ga mau apa buat adek?" tanya Chandra. Jion langsung membuka kembali matanya saat tadinya asik tertidur walaupun masih setengah sadar.

"A-apaa? A-adek?"

"Iyaaaa.. Aku pengen punya anak sayang.." rengek Chandra, Jion yang membaca novel kemaren aja ngeri liat istri dari lelaki itu ngidam aneh aneh, takutnya istrinya juga ngidam aneh aneh.

"Jadi kita harus lakuin itu?.. Anu yaa? anu itu anuu..." tanya jion dengan polosnya dan bingung mau ngomongnya gimana

"Iyaaa kita main kuda kudaan.." jawab Chandra.

"Gak dulu.. Aku capek sayang, maaf ya"

"Ih lamaa!!" Chandra langsung menindih tubuh Jion, yang di bawahnya terlihat panik sekarang

"Kamu takut punya anak ya pasti? Gapapa sayang kan ada akuu" Chandra menaik turunkan alisnya

"Gak ah aku capek"

"Iihh!! Aku yang main, kamu diam ajaa"

"Gaaaakkk!! Aku capeeeeekkk!!" rengek jion yang berusaha menyingkirkan Chandra dari nya, namun Chandra menahan tangan jion yang lebih besar darinya. Jion terus memohon karena dia sangat lelah, tapi Chandra terus memaksa

"Huaaaa!!! Ga mauu!!" rengek jion yang sudah meneteskan air matanya, Chandra langsung panik lalu memeluk jion

"Ih jangan nangis, iya maaf, kapan kapan aja yaa iya sayang? Udah.."

"Hiks- KAMU MAKSAA!! AKU GA SUKAAA!!! HUWAAAA!!!"

Chandra semakin mempererat pelukannya "aduhh sayang jangan nangis.. Maafin aku yaa?"

"Heung.. Jion maafin.. Tapi jion mau coba nenen"

Chandra tersenyum lalu membuka kancing piama nya. Jion membelalakan matanya saat melihat dada milik Chandra, sangat menggoda.

Jion langsung mendekatkan bibir nya ke puting Chandra dan menyusu layaknya bayi yang kehausan.

"Anghh~" lenguhan kecil keluar dari bibir Chandra karena merasakan aneh di putingnya. Tangannya mengelus surai hitam jion dengan lembut

"Yakin ga mau kuda kudaan?" tanya Chandra. Tangan jion meremas bokong Chandra lalu menggeleng

"Heuhh.. Yaudah deh"

.

Di lapangan basket.

"Woy Chandra ga kesini ya?" tanya jaema ke renza yang menikmati joshuanya.

"Enggak kayanya.." jawab renza. Jaema duduk di samping renza lalu mengambil joshua nya.

"Ck.. Kalo ga gini ga seruu.. Kalo ada Chandra jadi ramee"

"Yakan siapa tau lagi anuuu sama jion?" jaema memukul lengan renza "otak lu! Ya mana mungkin? Tapi bisa jadi"

"Sshh.. Di bilang juga apaaa, kan Chandra udah lebih baik sekarang udah ga kaya dulu" ucap renza, jaema mengangguk saja

Saat mereka sedang menikmati minuman nya tiba-tiba datanglah segerombolan anak motor yang mengobrak abrik warung depan lapangan basket di sana. Renza bangkit dari duduknya dan meletakkan joshuanya juga di kursi panjang yang tadinya dia duduki, renza melangkah keluar dari lapangan basket

"WOYYY!!!" teriaknya renza ke pada anak anak motor itu dan seketika semua anak motor itu menoleh ke arah renza yang sendirian di depan lapangan basket

"SIAPA LU?!!" teriak salah satu anggota geng motor itu ke renza

"Kepo amat!! Lu tuh ngapain obrak abrik warung?!! Keren lu begitu?"

Salah satu anggota geng motor itu berdecih "lu siapanya dia hah?!!" tanya geng motor sambil menarik paksa perempuan muda di sana

"GUE PELANGGANNYA!!! KENAPA EMANG?!!"

"Pelanggan? Pelanggan oyo?!! Hahahaha!!" semua geng motor itu tertawa terbahak bahak. Renza yang kehabisan emosi langsung mendekat ke arah mereka semua

"Dih si banci.. Berani kok sama segerombolan, kaya gue dong.. Solo bos"

"Alah bacot!! Belum kita yok!!"

"Loh ayo!! Lu cari masalah di area sini bangsat!"

Bug!!

Satu pukulan mendarat mengenai pipi salah satu anak geng motor hingga tersungkur, renza berdecih "gitu doang mental.. Dasar bencong!!"

"Kau-"

Renza mendekat ke arah orang yang tadinya dia pukul "kenapa? Sakit yaaa?!! Awww.. Mamaa hiks sakit~ ngadu gitu ya nanti ke nyokap lu ci banci!"

Anak geng motor itu menggeram kesal "jangan manggil gue banci sat!"

"Dih emang banci.. Kalo lu ga mau di panggil banci jangan bawa rombongan dong, solo minimal tuh" renza berdiri lalu menyuruh semua geng motor itu maju menggunakan kode tangannya

Seketika semua anak geng motor itu maju dan menghajar renza, bagi renza ini bukan apa apa, dengan mudah dia mengalahkan mereka semua.

Jaema yang melihat sahabatnya dalam bahaya langsung maju dan menyelamatkan "WOY MAJU SINI LU!!" teriak jaema lalu menghajar pasukan orang orang yang maju ke arahnya

Dengan mudah renza sama jaema mengalahkan mereka semua, tak perlu segerombolan banyak, bahkan semua anak geng motor bisa di buat sekarat oleh mereka, ilmu bela diri mereka bukan maen maen emang sudah terlatih dari kecil dulu di ajarkan   untuk kuat walaupun mereka berdua seorang omega.

Tiba-tiba haikal sama Chandra datang dang menghajar semua anak geng motor itu dengan mudah.

Setelah pertarungan selesai semua anak geng motor itu menaiki motornya dan pergi dari tempat ini. Chandra mendekat ke arah salah satu perempuan penjaga warung "mbak gapapa? Ada yang terluka?" tanya Chandra

"Gapapa dek.. Makasi ya udah ngebantu.. Kalo renza terlambat pasti warung mbak bakalan hancur.. Mbak berterimakasih sama kalian semua"

Mereka berempat tersenyum "sama sama" ucapnya berbarengan

"Yaudah mbak.. Jaema bantu beresin yaa.." jaema sudah mengambil salah satu kursi yang terlempar

Mereka semua membantu membereskan yang terlempar dan berserakan kecuali renza yang mengantar penjaga warung itu mesuk dan menenangkan karena kondisinya masih gemetar ketakutan

Setelah selesai semuanya mereka kembali ke lapangan basket dan tak lupa penjaga warung itu berterimakasih kepada mereka kembali.

"Ck.. Sebenarnya mereka siapa sih?" tanya Chandra ke teman temannya yang sedang duduk manis di sana

Haikal menatap Chandra "gue pernah kenal sama rombongan itu, tu rombongan suka cari masalah.."

"Owalah.. Lu tau mereka markasnya di mana?" tanya Chandra

"Lu ngapain nanya markas mereka? Buat apaan?"

"Kita bisa laporin polisi lah geblek.. Dari pada nyari masalah ke orang yang ga tau apa apa loh.. Kasian para warga yang jadi korban mereka.."

"Nah itu bener.. Lu tau ga kal?" tanya jaema.

"Markasnya di tempat terpecil.. Kita bisa kesana, gue juga tau tempatnya.." jawab haikal

"Oke deh.. Kita juga harus laporin sama anak geng macan yang sering jajan ke warung mbak Indah.. Kaya nya tu mereka musuh anak geng macan kalo ga salah, mangkanya mereka cari sasaran ke mbak indah?" ucap jaema

Jaema mengambil handphone nya dan menelfon seseorang "has? Warung mbak Indah tadi di obrak abrik sama anak geng motor"

"Gue juga ga tau nama geng nya apa, tapi besok kita ketemuan di lapangan basket terus kita ke markas mereka, sebelum mereka memakan banyak korban"

Jaema mengakhiri panggilannya "gue tadi udah telfon si irhas.. Salah satu geng macan, besok kita urus oke?"

Mereka bertiga mengangguk.








Maaf lama banget ga up😭 soalnya bingung banget mikir alur + ada cerita lain jugaa... Ni semoga kalian suka sama chap ini ya, maaf kalo ada yang typo. see u

HUSBAND (jichen) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang