Bab 8

4.6K 225 5
                                    

***

Brianna tentu saja sangat memanfaatkan kesempatan yang ada ketika Calvin dan Rhea sedang tidak ada di rumah. Ia menyusuri seluruh kawasan rumah mewah itu dengan penuh suka cita. Brianna bahkan mulai berani untuk menyuruh-nyuruh pelayan melayaninya seperti ratu, para pelayan pun mulai risih dengan sikap bossy yang Brianna tunjukkan pada mereka. Rhea dan Brianna sungguh sangat bertolak belakang sikap dan tutur katanya, seperti tidak mencerminkan hubungan antara ibu dan anak. Para pelayan bahkan terheran-heran melihat Brianna yang dengan seenaknya berkata kasar kepada mereka, padahal Brianna baru pertama kali menginjakkan kakinya di mansion milik Calvin yang merupakan menantunya. Tapi Brianna sama sekali tidak tahu diri dan tidak bisa menempatkan diri ketika sang pemilik rumah tidak berada ditempatnya.

"Rumah ini bahkan tiga kali lipat lebih besar dari rumahku. Enak banget anak sialan itu selama ini bisa menikmati segala fasilitas mewah di rumah ini. Tapi setelah ini, dia nggak akan bisa merasakannya lagi." Brianna tersenyum miring, lalu meminum jus strawberry yang ada ditangannya.

Melihat Brianna tengah bersantai didepan kolam renang sambil menikmati makanan dan minuman membuat para pelayan berbisik-bisik tak suka. Mereka sejatinya tidak masalah jika Brianna menyuruh-nyuruh mereka, mereka juga paham tentang status Brianna itu siapa. Tapi sikap Brianna yang kasar dan tutur katanya yang seolah-olah menjadi nyonya di rumah ini membuat mereka merasa kesal. Padahal ini baru hari pertama, lantas bagaimana hari-hari selanjutnya? Pasti hari-hari mereka akan terasa menyiksa karena keberadaan Brianna di rumah itu.

***

Rhea masih di kampus, meski sedang hamil namun ia masih tetap aktif mengikuti kelas perkuliahan. Apalagi sebentar lagi ia akan lulus dan menyandang gelas sarjana. Calvin sendiri sudah menegaskan sang istri untuk mengambil cuti ketika kehamilannya memasuki usia enam bulan, dan seperti biasa, perkataan pria itu selalu tak dapat dibantah sama sekali. Rhea harus selalu menurut supaya Calvin semakin memuja dirinya, lagipula Rhea bukan tipe orang yang suka memberontak, ia akan memberontak bila dirinya menerima perlakuan kasar, tapi apa yang Calvin berikan padanya semua ini demi kebaikannya juga, tentu saja Rhea akan menurutinya.

"Kamu bisa pergi ke kantor tuan selama saya pergi ke salon bersama dengan nona." Ujar Karina pada Eddo.

"Dan membiarkan kalian berdua para kaum hawa berkeliaran sendirian tanpa pendampingan dari pengawal pria? Jangan terlalu percaya diri, meski saya yakin dengan kemampuan kamu, tapi bukan berarti saya akan menyerahkan nona pada pengawal baru seperti kamu begitu saja." Tutur Eddo dengan tatapan dinginnya, mendengar itu Karina pun langsung menggigit bibir bawahnya, mau menyela namun ia sadar akan posisinya yang masih junior tapi sudah sok-sokan ini.

"Tapi kami mau pergi ke salon." Gumam Karina.

"Memangnya kenapa? Apa kehadiran saya begitu mengganggu kalian? Saya juga akan berjaga diluar, bukannya malah ikut masuk ke dalam. Lagipula semua keputusan ada ditangan nona, bukan ditangan kamu!" Eddo ini tampan, tapi kata-katanya selalu saja menusuk sampai ke jantung. Karina jadi merasa tak enak hati sekarang, padahal biasanya ia yang paling tegas pada Rhea, tapi didepan Eddo ia malah terlihat menciut seperti anak kucing.

Karina pun tak lagi bersuara, ia malu untuk menyuarakan ucapannya, takut diserang Eddo lagi. Lebih baik ia diam saja sudah dari pada kena malu lagi. Pengawal wanita itu pun lalu menatap ponselnya yang berdering, memperlihatkan pesan masuk dan iapun langsung membacanya.

"Wanita itu ternyata sangat tidak tau diri." Gumam Karina.

"Dia jauh lebih licik dari yang dibayangkan, kamu harus lebih hati-hati dalam menjaga nona dari ular berbisa itu." Tutur Eddo, Karina pun langsung menoleh kearah pria itu.

Married My DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang