Bab 18

3.9K 198 33
                                    

***

Rhea telah tiba disebuah desa, desa tempat sang asisten rumah tangga yang dulu pernah bekerja dengan Brianna. Dulu Rhea sangat dekat dengannya, Ani namanya. Rhea sengaja pergi kesana untuk mencari ketenangan. Semoga saja Ani bisa menerimanya untuk sementara waktu sampai Rhea siap untuk kembali ke kehidupannya di Jakarta lagi.

Saat melihat Rhea yang datang dengan diantar oleh taxi online, Ani terkejut bukan main. Ia menyambut Rhea dengan suka cita dan langsung mengajak Rhea ke rumahnya.

Rhea diterima baik disana. Awal-awal memang tidak ada masalah sama sekali dan semuanya berjalan dengan lancar. Rhea cepat akrab dengan orang-orang yang ada disana, suasana pedesaan yang asri ditambah pemandangan yang sangat indah membuat hari-hari Rhea begitu tenang.

Namun meski begitu, rasa rindu terhadap Calvin tak dapat Rhea tutup-tutupi. Terlebih lagi ia sedang membawa bayi pria itu didalam perutnya. Setiap malam Rhea hanya bisa menangis, lalu menatap ponsel yang beberapa hari ini tidak pernah ia aktifkan.

Ia pergi tanpa berkata apapun pada Vera yang sudah membantunya. Mungkin sekarang Vera sedang khawatir mencarinya. Rhea sungguh egois, sahabat macam apa dirinya ini, Vera pasti sangat mencemaskannya saat ini.

Karena Ani yang begitu perhatian pada Rhea, membuat salah satu putrinya kesal. Dulu Rhea juga pernah berlibur dirumah mereka, dan Ani memang begitu perhatian pada anak mantan majikannya itu. Hal itu tentu saja membuat Dini putrinya merasa kesal dan cemburu. Ani memang sudah menganggap Rhea seperti anaknya sendiri. Mentang-mentang Rhea cantik banyak sekali orang yang menyukai dan mengaguminya.

Beberapa pria di desa Ani juga sering menaruh perhatian pada Rhea si wanita kota yang sangat cantik dan ramah. Rhea begitu cepat akrab dengan siapa saja dan tidak pernah memandang status orang lain, itu sebabnya kenapa banyak orang menyukai dirinya.

"Buk sampai kapan sih wanita itu tinggal di rumah kita?" Tanya Dini pada Ani.

"Biarin aja dulu dia tinggal disini, kasihan dia ada masalah sama suaminya." Jelas Ani.

"Jadi dia udah punya suami?" Dini tampak terkejut.

"Kamu nggak lihat dia lagi Hamil?"

"Astaga, aku kira dia cuma gemukan aja." Ujar Dini. 'Gemukan aja bisa secantik itu, Gibran aja sampai kesem-sem sama dia, padahal aku suka sama Gibran.' keluh Dini dalam hati.

"Ibu kasihan sama dia, dulu dia baik banget sama ibu, sekarang juga masih baik. Non Rhea emang selalu baik sama siapa aja."

"Tapi dia nggak bisa disini terus-terussan buk, apa kata orang-orang nanti ibuk malah nyembunyiin istri orang? Ibuk bisa dilaporin sama polisi." Tutur Dini memprovokasi.

"Ya mau gimana lagi, kasihan juga kalau ibuk suruh dia pergi."

"Aku pokoknya nggak mau tau, ibuk nggak boleh tampung dia lama-lama disini, aku nggak mau kalau keluarga kita sampai kena masalah. Kemarin pak RT aja sampai nanyain KK dia, tapi dia nggak punya, pak RT udah mulai curiga, apalagi dia nggak pernah lihat kita punya saudara dari kota." Jelas Dini membuat Ani juga merasa khawatir.

"Nanti ibu pikirin deh, minimal ibu harus bantu dia cari tempat tinggal baru." Ungkap Ani.

Diam-diam dibalik dinding, Rhea mendengar percakapan antara ibu dan anak itu. Ia merasa sedih karena sudah menyusahkan Ani. Rhea sekarang jadi berpikir, ia memang suka sekali menyusahkan orang. Calvin saja bahkan merasa disusahkan olehnya, pria itu memang benar sekali, dia tidak salah. Rhea saja yang selalu egois tidak mau disalahkan.

***

Calvin tak hentinya mencari keberadaan sang istri, ia bertanya pada teman Rhea, bahkan dosen dan rektornya di kampus. Namun semuanya tidak ada yang tahu keberadaan Rhea.

Calvin sangat sedih, ia begitu frustasi ketika memikirkan nasib anak dan istrinya.

"Dimana kamu sayang? Daddy kangen banget sama kamu, Daddy belum sempat mengakui perasaan Daddy, Daddy juga sangat mencintai kamu melebihi apapun, Daddy rasanya sudah nggak sanggup lagi, tapi Daddy harus bertahan demi kamu dan anak kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dimana kamu sayang? Daddy kangen banget sama kamu, Daddy belum sempat mengakui perasaan Daddy, Daddy juga sangat mencintai kamu melebihi apapun, Daddy rasanya sudah nggak sanggup lagi, tapi Daddy harus bertahan demi kamu dan anak kita. Daddy berjanji akan lebih memperhatikan kamu jika Daddy sudah berhasil menemukan kamu. Daddy nggak akan menyalahkan kamu lagi." Gumam Calvin dengan penuh rasa frustasi.

"Tuan!" Panggil Karina pada Calvin.

"Ada apa Rin?" Tanya Calvin.

"Ada informasi mengenai nona." Balas Karina.

Mendengar itu, Calvin pun langsung menatap Karina dengan tajam. Karina terlihat bersungguh-sungguh jadi Calvin yakin jika pasti ada kabar baik tentang keberadaan istrinya.

***

Pagi yang cerah namun tak secerah hati Rhea. Rhea bangun kesiangan karena merasa tak enak badan, kepalanya pusing, badannya panas dan perutnya pun selalu tak nyaman sejak kemarin karena tidak cocok dengan makanan di desa Ani. Padahal Rhea sudah berusaha untuk beradaptasi namun karena ia sedang hamil, makanya ia jadi sulit untuk melakukannya. Di kota saja ia sudah menjadi pemilih-milih makanan, apalagi sekarang ia tinggal di desa yang makanannya tentu sangat berbeda bila dibandingkan dengan di kota.

Saat keluar kamar ia disambut dengan tatapan sinis dari Dini yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi dan Rhea baru keluar dari kamarnya, sungguh hebat sekali.

"Enak banget ya! Udah numpang di rumah orang, eh bangun kesiangan mulu. Masak nggak bisa, nyuci nggak bisa, bisanya cuma tidur sama makan doang, enak banget hidupnya." Sindir Dini pada Rhea, Rhea yang merasa tersindir pun hanya bisa diam sambil memilin daster yang ia kenakan.

"Maaf, aku lagi nggak enak badan, jadi bangunnya agak siang." Ungkap Rhea dengan penuh rasa sungkan.
"Aku janji kalau udah dapat tempat tinggal, aku akan pindah, aku disini cuma beberapa hari aja kok." Imbuh Rhea.

"Orang hamil tuh harusnya nggak boleh males-malesan nanti bayinya ikutan males. Emang dasarnya udah dibiasain begitu kali ya? Kalau disini mah enggak, meski lagi hamil, tapi harus tetep kerja, nggak males-malesan kayak situ. Makanya kan jadi gampang sakit, orang emaknya tidur makan tidur makan terus." Mendengar ucapan Dini, mata Rhea mulai berkaca-kaca. Ia tak menyangka jika Dini bisa mengatakan hal itu kepadanya. Apa Dini tidak punya hati, padahal merekakan sama-sama perempuan. Kenapa mulutnya pedas sekali.

"Aku bisa cuci baju sekarang, dimana baju-baju kamu? Aku bisa cuciin juga." Ujar Rhea.

"Nah gitu dong, itu baru bener. Sekalian kamu sapu dan pel rumah ini biar bersih."

"Iya." Angguk Rhea meski dengan terpaksa, padahal dirinya sedang sakit, tapi lebih baik mengalah saja dari pada Dini terus mengoceh padanya.

"Gitu kek dari kemarin, udah numpang gratis, maunya enak doang." Dan Dini sama sekali tidak tahu jika Rhea memberikan uang pada ayah Dini untuk membeli motor, ayah Dini bilang jika motor yang ia beli adalah hasil dari dirinya bekerja di ladang.

Rhea lalu menuju kamar mandi yang ada di dapur dengan langkah lesu, tangisannya sudah tak terbendung lagi. Jika seperti ini ia benar-benar merindukan Calvin, Calvin yang selalu memperhatikannya ketika sedang sakit.

Namun sayangnya sekarang pria itu bahkan sangat jauh dari jangkauannya, bisakah Rhea meraihnya kembali? Mungkin Calvin memang suka jika dirinya pergi. Calvin bisa kembali kepada Brianna dan memulai cinta mereka kembali.




***




TBC



Vote n comment yang banyak yah... Semangat!

Married My DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang