Chapter 3 - Kazuha

89 8 0
                                    

.

.

.

Setelah dirinya dibeli, yang Scaramouche tahu hanyalah dia dibawa menggunakan mobil melewati jalan raya yang tidak familiar dan melewati hutan besar sebelum akhirnya sampai ke sebuah mansion yang sangat mewah.

Scaramouche menelan ludah gugup, sepanjang perjalanan dia hanya diam. Bahkan setelah sampai disana, dia malah semakin gugup seolah ini baru pertama kalinya dia diculik ke rumah seseorang ke tempat antah-berantah.

"Keluarlah." Titah seorang bodyguard  yang mengawalnya sejak dia keluar dari tempat perlelangan.

Scaramouche mengangguk, dia dibawa ke dalam mansion itu yang ternyata di dalamnya lebih megah lagi.  Banyak furniture mewah serta hiasan-hiasan yang terbuat dari emas. Bahkan lukisan dan patung-patung disudut ruangan pasti harganya lebih mahal daripada baju-baju bermerek nya.

Scaramouche dipandu ke sebuah kamar tidur mewah yang akan menjadi tempat singgahnya selama dia tinggal disana, entah untuk berapa lama.

"Bersihkan dirimu, sebentar lagi tuan muda akan datang." Ujar bodyguard yang memandunya tadi. Dia melemparkan handuk bersih ke wajah Scaramouche begitu saja kemudian keluar sambil membanting pintu.

"Cih, tidak punya sopan santun. Mentang-mentang statusnya lebih tinggi dariku." Scaramouche mendecak, kemudian dia pergi ke kamar mandi yang tersedia di dalam kamar mewahnya itu.

Scaramouche membuka kain satin putih yang menutupi tubuhnya. Dia menyalakan shower dengan banyak tombol otomatis yang sudah dia hafal diluar kepala, karena selama ini dia terbiasa hidup mewah dan terbiasa menggunakan benda-benda modern. 

Setelah membilas seluruh tubuh, dia benar-benar menggosok tubuhnya agar bersih dan wangi. Kemudian dia berendam di dalam bak mandi yang sudah terisi air hangat.

Tiba-tiba Scaramouche kepikiran soal seseorang yang disebut 'tuan muda'. Siapa tuan muda itu? Apakah pemuda sunset tadi membelinya di perlelangan, atau ada orang lain yang menginginkan budak sepertinya namun meminta tolong untuk dibelikan? Apakah ada orang lain di dalam mansion ini selain si sunset dan seluruh bodyguard-nya? Tapi konglomerat yang tadi membelinya terlihat masih sangat muda, kalau dipikir-pikir bisa jadi dia adalah 'tuan muda' yang dimaksud.

"Hmph, siapapun itu aku tidak peduli. Yang penting uang ngalir dengan lancar." Scaramouche tersenyum bangga kepada dirinya sendiri.

"Uang apa yang mengalir dengan lancar?"

Kaget, dia menoleh dan mendapati seseorang nongol dibalik pintu kamar mandi. Rambut putih dengan helai merah, mata sunset, serta tangan yang bersedekap dengan senyum di wajahnya.

"W-WAH!!" Scaramouche terlonjak dan reflek berdiri dari bathub. Dan tentu saja itu sebuah pilihan yang buruk karena tubuh polosnya yang tidak tertutup apa-apa jadi terlihat. 

"Oh, tubuh yang bagus." Mata sunset itu melirik dari bawah sampai atas, mengapresiasi tubuh putih mulus yang langsing dan tanpa busana itu.

"C-cabul!!" Wajahnya memerah, buru-buru dia menutupi tubuh telanjangnya dengan handuk. Duh, semoga saja Pemuda sunset itu tidak mengetahui niat liciknya tadi.

"Cabul? Tapi kamu milikku."

Pemuda itu mendekat. Ah iya juga, Scaramouche terkadang suka lupa kalau dirinya adalah budak pemuas hasrat orang lain. Kenapa pula dia dengan reflek mengatai Pemuda yang sudah membelinya? Duh, dia jadi semakin malu.

Meski ada benarnya sih, si sunset memang cabul karena menatap tubuh Scaramouche sangat lama dan intens. Pemilik barunya itu memang tampan, entah kenapa dia juga jadi terbawa suasana bergairah.

"Berbaliklah." Pemiliknya memerintah.

Scaramouche menurut dan membalikkan tubuhnya menghadap tembok keramik, kedua tangannya bertumpu di pinggir bathtub dengan bokong yang terangkat keatas. Sedikit menggoda, seperti yang sudah-sudah, dia menempelkan bilah kenyal itu ke area selangka depan pemiliknya.

Senyum tertampik di wajah si sunset, dia mengelus bongkahan kenyal itu. "Siapa namamu?" Tanyanya sambil mempeloroti bathrobe Scaramouche hingga bahu mulusnya terlihat.

"Panggil saja Kunikuzushi," 

"Kunikuzushi?" Dia mengelus bahu mulus budaknya. "Bukankah artinya jelek? Kunikuzushi.. seorang penghancur, orang yang jahat."

Scaramouche semakin menempelkan bokongnya dengan niat menggoda dan mengalihkan pikiran Pemiliknya karena dia tidak ingin menjawab pertanyaan itu. 

"Kamu tidak menjawab pertanyaanku." Pemuda itu meremas paha mulus itu. Scaramouche, dengan tanpa malu, langsung mengeluarkan desah.

"Walau bekas, kamu tetap mulus dan cantik."

Oh.

Sedikit banyak Scaramouche tercekat mendengar perkataan itu, namun dia sudah terbiasa. Dianggap rendahan dengan perkataan ejek yang kotor. Lagipula, hatinya sudah mati.

"Sudah berapa banyak sperma yang kamu tampung di dalam sini, hm?" 

Pertanyaan itu berhasil membuat alisnya menukik kesal, dia ingin sekali menoyor mulut Pemilik barunya itu. Namun urung ketika Pemuda sunset itu menarik bokongnya kemudian melebarkan celah merahnya menggunakan dua jari.

"N-ngh..." Scaramouche langsung melenguh layaknya seorang pelacur, tubuhnya memang selalu sensitif, dan dia tidak tahan jika seseorang menggoda celahnya seperti itu.

"Kunikuzushi, kau tegang." Ujarnya, dia masih menggoda dengan memainkan dua jari di area luar analnya.

"Mmmh.. Aku-" Kepalanya pening, dia tidak bisa berpikir jernih ketika celahnya terasa seperti direnggangkan oleh dua jari.

Ketika Scaramouche mulai merasa nikmat karena segala sentuhan, pemiliknya malah berhenti menggodanya dan membuat jarak. Sementara itu Scaramouche dibiarkan dalam kondisi wajah memerah, celah yang sedikit longgar, serta kemaluannya yang tegang.

Scaramouche menoleh, mata biru samudranya menatap pemiliknya dengan tatapan memelas, memohon untuk dilanjutkan. 

Namun pemiliknya malah bersandar di ambang pintu, menutup mata sambil bersedekap seolah tidak tertarik untuk melanjutkan. Bahkan dengan tatapan melas sekalipun, pemilik barunya itu tidak luluh. Padahal tatapan dan rayuan maut Scaramouche selama ini selalu berhasil.

"Maaf saja, tapi aku tidak terlalu tertarik untuk berhubungan badan." Pemiliknya menghela nafas, sementara itu mata Scaramouche melebar kaget. " Ah, aku lupa memperkenalkan diriku. Mulai sekarang, panggil aku Kazuha."

Setelah itu, pemiliknya meninggalkan Scaramouche yang masih diam, terpaku, membeku, melongo di dalam kamar mandi. Baru kali ini triknya gagal, dia bahkan ditinggalkan dan dibiarkan dalam keadaan horny seperti itu. Ditengah-tengah kamar mandi, dalam keadaan setengah bugil dan wajah memerah.

"KAZUHA SIALANN!!" Scaramouche berteriak di dalam hati, dia bersumpah akan membalas dendam untuk ini.

.

.

.

Tbc.

Personal Assistant | KazuScaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang