Chapter 7 - Tanda Tanya

78 11 1
                                    

.

.

.

Malam pun tiba, Scara terus menunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam pun tiba, Scara terus menunggu. Satu jam, dua jam, tapi nampaknya Kazuha belum juga pulang. Kemana sih bang toyib itu? Sudah mah menyebalkan, cuek, lama pula pulangnya.

Scara sudah seperti istri yang ditinggal suami dinas ke luar kota.

Dia selalu tidak suka menunggu sesuatu yang tidak pasti, dan setiap kali melihat jam, waktu rasanya seperti tidak bergerak.

Sampai akhirnya ketika waktu menunjukkan pukul 12 malam, Scaramouche mendengar suara gerbang mansion yang dibuka. Dia melirik kebawah dan melihat mobil Lexus hitam mewah yang diparkir di halaman.

Layaknya seorang istri yang menunggu suaminya pulang kerja, Scaramouche dengan antusias turun ke lantai bawah. Dan seperti biasa, para bodyguard Kazuha sudah berbaris rapih untuk menyambut kedatangan tuannya.

Tak lama kemudian, pintu mansion terbuka, menampakkan Kazuha dengan wajah lelah dan tangan yang menarik kerah untuk melonggarkan dasi. Kemejanya acak-acakan dan sedikit memperlihatkan leher jenjangnya.

Semua bodyguard membungkuk sopan, menyambutnya, kecuali Scaramouche.

Mata biru samudra itu tidak lepas dari memperhatikan gerak-gerik tuannya.

Iseng, dia menatap netra sunset Kazuha sambil bersedekap seolah menantangnya. Dan benar saja, tak lama kemudian, Kazuha meliriknya balik dan tampaknya pemuda bersurai uban itu terintimidasi.

"Kukira kamu tidak akan pulang, siapa tau kecelakaan dijalan." Shit, entah kenapa mulut jujurnya itu nyeplos hal yang sangat tidak sopan secara tiba-tiba, mungkin faktor badmood juga.

Seketika para bodyguard Kazuha menatapnya dengan tatapan horror seolah berkata 'berani sekali berkata seperti itu kepada tuan muda!'

Dan itu pertama kalinya Scaramouche melihat berbagai ekspresi. Dia merasa bersalah, wajahnya sempat terangkat untuk melirik Kazuha yang menatapnya serius sambil menaikkan salah satu alisnya.

'Sialan, mulut ini membuatku canggung.' Batinnya ketika tatap mata semakin intens tertuju kepadanya.

Tapi ego seorang Scaramouche sangatlah tinggi, dia tidak akan menurunkan rasa percaya dirinya begitu saja. Menghela nafas panjang, dia membuang muka.

"Aku tidak bermaksud...." Cicitnya.

Dia pikir, itu adalah akhir hidupnya karena Kazuha tiba-tiba menarik tangannya tanpa aba-aba, dia terpekik kaget. "Tuan-?"

"Diam dan ikuti aku." Perintahnya dingin.

Scaramouche terdiam, dia hanya bisa pasrah mengikuti Kazuha yang ternyata menyeretnya ke kamar utama yang pernah dia masuki sebelumnya, kamar Kazuha.

Personal Assistant | KazuScaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang