3.

4 1 0
                                    


Raim loede,
Duniaku tidak hanya berhenti sejenak....
Duniaku berhentih seterusnya, aku terlalu
Candu menikmati  tawa lelaki itu.

...

Alam yang salah tingkah dengan pertanyaan Glenka malah melirik Lya dan tersenyum malu.  Ah Lya sungguh tidak tahan dengan cowok ini, sepertinya Lya harus bertindak.

"Gue mau pulang lho!"  Lya mempertegas setiap kata yang di ucapkannya.

"Oh iya ya..." Alam malah menyengir lebar lalu perlahan genggamannya dilepas dari tangan Lya.

Dengan segera Lya langsung menjauh dari Alam dan mendekat pada Glenka.

"Kok gue nggak tau lo punya cowok?" Ah Glenka ini memang agak lemot teman-teman jadi jangan heran dengan rasa pekanya yang memang sudah mati.

"Kita duluan ya!!" Setelah ucapan singkat tersebut buru-buru Lya menarik Glenka pergi dengan sedikit berlari menjauh.

Setelah dirasa cukup jauh barulah Lya berhenti berlari dan berjalan lebih pelan dari sebelumnya.

"Jadi gimana nih, cowok lu apa bukan?"

"Ya bukanlah!" Bantah Lya segera.

"Terus tadi apaan coba?" Tanya Glenka dengan wajah kebinggungan.

"Tuh cowok emang gila aja," Menceritakan pada Glenka membuat Lya mengingat kejadian tadi. "Dia tiba-tiba aja pegang tangan gue dan nggak mau di lepas, aneh kan!!" Lya langsung tidak ingin melihat Alam lagi.

"Sebenarnya gue punya satu berita buat lo sih,"

"Apaan?"

Sepertinya berita ini sedikit serius atau akan mengejutkan. Hal itu dapat Lya tebak dari wajah Glenka saat memberi taunya saat ini. Namun Glenka malah tiba-tiba seperti tidak mendengar suaranya membuat Lya penasaran, berita apa yang sahabatnya ini maksudkan.

"Apaan Gle?"

Lya menoleh ke arah pandang Glenka saat ini, lagi-lagi Airlangga. Ya cowok yang berdiri di sudut warung samping SMA, yang tepatnya sedang bercanda gurau bersama para temannya itu lagi-lagi membuat Glenka gagal fokus dengan aktifitasnya. 

"Ya ampun!!" Lya menepuk dahi sahabatnya itu cukup keras.

"Bentar ya Ly..."

Lya menoleh dengan tabjuknya pada Airlangga yang sepertinya bisa teleportasi. Yang benar saja cowok itu saat ini sudah berdiri dihadapannya dengan salah satu tangan Glenka yang sudah berhasil di genggamnya.

"Hemmmm..." Lya menarik napas panjang memang sang kakak kelas itu. "Jangan lama ya, gue tunggu di halte." Lya langsung pergi meninggalkan kedua muda-mudi itu menuju satu-satunya halte yang ada di sebelah warung tadi.

Glenka di tempatnya sudah menjadi cewek anggun dan pendiam, hebat bukan sahabatnya itu. Seharusnya Lya tau bakat Glenka dari awal dan menyuruhnya ikut audisi film saja.
Ketika Lya membuang matanya jauh dari tempat pasangan kekasih itu dan di tengah ricuhnya keramaian, mata Lya justru jatuh pada sosok cowok itu, ia adalah teman Langga. Cowok pemberani yang menatap Lya lamat-lamat di barisan waktu itu.

hay ElkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang