8. Pria Asing

6.9K 169 10
                                    

Prisa menutup buku di tangannya sambil menghela napas pelan. Mood-nya untuk melanjutkan bacaannya yang belum selesai lenyap begitu saja. Ia meletakkan buku itu di atas meja sementara kakinya melangkah ke arah dapur. Ia lantas membuka lemari tempat ia menyimpan stok camilan dan memberenggut kecewa. Seingatnya ia masih memiliki makanan ringan yang masih tersisa, meskipun ia tidak ingat kapan terakhir ia pergi berbelanja. Ia yang tidak makan terlalu banyak membuatnya cukup hemat dalam hal pengeluaran sehari-harinya hingga pergi membeli makanan bukan hal yang sering dilakukannya.

Gagal mencari makanan untuk dikonsumsi membuat Prisa kembali ke sofa ruang tamunya. Untuk sesaat ia terdiam sambil memikirkan hal menarik untuk dilakukan. Biasanya bermain ponsel bisa membuang waktunya sampai ia jatuh mengantuk, namun ia benar-benar tidak ingin menyalakan ponselnya saat ini.

Waktu berpikirnya terinterupsi oleh suara di balik dinding yang membatasi kamarnya dengan kamar tetangga 'mesum'nya. Suara yang cukup membuatnya tersentak. Otak kotornya langsung memikirkan "hal gila apa yang akan dilakukan tetangganya itu di ruang tamu miliknya?" karena sungguh ia benar-benar tidak mood atau siap mendengar suara-suara tidak senonoh itu saat ini. Beruntungnya setelah suara yang terdengar cukup keras itu, tidak ada suara tambahan lain yang mengikutinya.

Mau tidak mau Prisa menyipitkan matanya ke arah dinding ber-catkan pastel itu. Jika dipikir-pikir, ia sudah lama tidak mendengar tetangganya 'beroperasi'. Ia tidak tahu persis kapan—mungkin seminggu setelah ia sibuk dengan situs itu? Entahlah—tapi sudah cukup lama kehidupannya lumayan tenang di sini. Agak ironis memang, mengingat gangguan dari mereka itulah yang membuatnya terjerumus dalam rayuan situs ilegal, dan ketika ia berhasil mendapatkan distraksi yang dibutuhkannya tak ada lagi invasi kotor yang mengganggu malamnya.

Ia yakin pernah memberitahu Rio perihal itu, dan pria itu sempat menggodanya bahwa ia merasa kecewa karenanya. Bahwa diam-diam dia senang mendengar desahan-desahan nakal mereka. Rio juga—oh, sudahlah...

Prisa menenggelamkan kepalanya ke sandaran sofa dan menyalakan TV-nya. Awalnya ia ingin menonton salah satu film atau series yang menarik matanya, namun ia malah menyetel siaran TV lokal sambil mengganti-ganti channel tanpa tahu apa yang ingin disimaknya.

Tangannya baru berhenti bergerak ketika suatu berita gosip menarik perhatiannya.

LIVE! BREAKING NEWS: Konferensi Pers Skandal Kai-Leira

Dilayar TV-nya ia bisa melihat cuplikan-cuplikan konferensi pers yang sepertinya baru saja berakhir, berikut dengan pemberitaan yang menceritakan alur skandal yang menimpa aktor dan aktris populer itu. Berita yang akhir-akhir ini memang cukup menggemparkan perusahaannya. Ia mengucapkan banyak doa untuk Danella karena sepertinya pekerjaannya beribu-ribu kali lipat lebih berat karena masalah itu. Temannya itu pun mengeluh karena Pak Valdi tak lagi sesantai atau bersuasana hati baik seperti sebelumnya, entah karena permasalahan itu atau dia telah kembali pada tabiat aslinya.

"...bukti-bukti yang terkumpul menunjukkan dengan jelas bahwa Kai tengah berciuman dengan penyanyi pendatang baru Yuliana di depan gedung apartemen mewah di daerah Kemang. Menurut keterangan saksi, Kai dan Yuliana memang telah dekat sejak berkuliah, namun keduanya selalu menyangkal kedekatan mereka selama bertahun-tahun. Apakah ini merupakan kisah lama atau—"

Prisa tidak tahan dan langsung mengecilkan volume TV hingga suara pembawa berita gosip itu tak lagi terdengar.

Meski kini ia sedikit tahu bahwa pria bernama Kai itu benar-benar aktor yang populer, ia sama sekali tak mengerti mengapa skandal artis amat begitu penting hingga dilabeli 'breaking news'.

Belum lagi Kai dan wajah tampan aktor itu mengingatkannya pada Rio dan rencana nonton bersama mereka yang tak terealisasikan.

Tentang janji mengobrol bersama yang terlupakan.

WILDSIDE (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang