Bagian 4

135 20 2
                                    

Seperti yang sudah diumumkan sekolah kemarin, bahwa hari ini akan melaksanakan camping selama dua hari satu malam. Hal itu di sambut dengan antusias oleh murid kelas sepuluh, yang memang tujuan kegiatan ini diadakan untuk mereka.

Entah ini sebuah keberuntungan untuk cantika atau memang sudah rencana Tuhan jika dirinya dan afan harus satu bus.cantika segera menemui afan yang tengah di duduk di urutan tiga dari depan .

Cantika berdiri disamping afan,namun afan tidak menyadari kehadiran Cantika. Afan terlalu serius menatap  kertas-kertas ditangannya.

"Kak"panggil Cantika

Tak ada jawaban dari afan

"Kak Afan"panggil Cantika lagi dengan nada suara lebih keras.

Afan itu masih tak bergeming, terlalu asik dengan dunianya sendiri.

"Kak Afan"panggil Cantika lagi, tapi kali ini dengan suara lebih lantang.

Cantika menghela napas panjang, percuma dia menghabiskan suaranya hanya untuk meneriaki nama afan jika afan tidak mendengarkannya. Cantika mengulurkan lengannya untuk menarik salah satu airpods yang terpasang di telingan kanan afan yang mengakibatkan afan tersentak kaget.

Afan mendongakkan kepalanya, menatap afan tidak suka.

"Maaf kak"ucap cantika sambari memberikan airpods afan.

"Kenapa"tanya afan sambari menerima airpodsnya kembali.

"Samping kak kosongkan"tanya cantika

"Hmm"jawab cuek afan

"Jadi, aku boleh duduk disini kan"tanya Cantika lagi

Afan mengernyitkan keningnya,dan melihat masih banyak kursi bus yang kosong.

"Ngga boleh ya kak, yaudah ngga apa-apa aku cari kursi yang lainnya aja"

Perlahan Cantika membalikan badannya, mencari kursi yang lain yang bisa di tempati.

"Duduk"pintah afan.

Kedua mata Cantika membelalak sempurna, ia terkejut dengan ucapan afan barusan. Karena ia tak ingin afan berubah pikiran Cantika segera duduk di samping afan.

"Jangan ngerepotin gue"ucap afan

"Oke kak,ngga akan ngerepotin."ucap cantika

Cantika memilih menghadap ke jendela bus, melihat pemandangan lebih baik daripada harus melihat ke arah afan.duduk berdekatan dengan afan saja sudah membuat jantungnya berdetak tak karuan.

"Kalau ngantuk tidur gak usah di paksa"ucap afan

"Gue ke ganggu,dari tadi Lo nguap terus"ucap afan

Cantika menelan selivarnya cepat. Cantika memang dari tadi menahan untuk tidak menguap tapi ngantuknya tidak bisa di ajak kompromi.

"Siapa yang ngantuk"ucap cantika

"Udah kepergok masih aja tidak ngaku,dasar cewek"ucap afan

Mendengar itu cantika rasanya ingin menghilang dan tenggelam aja di rawa-rawa saat ini juga.

Setelah sampai di tempat camping Cantika dengan cepat turun dari bus. Karena ia tidak ingin berlama lama di dekat samping afan.

Bayangin saya, selama dua jam berjalanan dia terus-terusan menatap jendela tak henti dan kini mengakibatkan lehernya terasa nyeri.

"Can"panggil Mala

"Hmm"jawab cantika

"Kenapa leher Lo"tanya Mala

"Ngga apa-apa"jawab Cantika

Ternyata Dewi portuna tidak berpihak kepada dirinya.cantika harus berpapasan dengan afan, dan lebih menyebalkan lagi saat Cantika memutarkan kepalanya afan juga menatap ke arahnya dengan tersenyum remeh.

****

"Gue harus gimana"ucap cantika, Cantika baru aja menceritakan permasalahannya pada Mala.

"Ngga usah di pikirkan kaya biasanya aja"saran Mala

"Maksud Lo, gue bersikap biasa aja
Seolah tidak terjadi apa-apa gitu"tanya cantika

"Ya.., menurut gue sih mending bersikap biasa aja, jangan mau kalah sama afan yang bisa bersikap biasa aja ke Lo"ucap Mala

"Tapi gue malu gimana dong"ucap Mala

"Haha, biasa juga Lo malu-maluin"ledek Mala

"Mending Lo move on atau mundur aja"ucap Mala

"Ngga, gue nggak mau mundur gitu aja"ucap cantika dengan cepat

Bener, ia harus bersikap biasa aja dari pada harus merelakan sesuatu yang melibatkan perasaan.melupakan seseorang tidak segampang  membalikan tangan.

CANFANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang