Bagian 11

305 22 6
                                    

Cantika tengah mengusir koridor,kedua tangannya membawa se-tumpukkan buku fisika yang dipikirkan berjumlah 15, yang tak terlalu tebal tapi sangat berat untuk diangkat.jika saja dia tak ada jadwal piket hari ini dan buka Bu Henny yang menyuruhnya sendiri, mana mungkin cantika mau membawa buku yang sedang ia bawa ini.

Setelah menyimpan buku itu di perpustakaan, Cantika berniat untuk menyusul Mala yang sudah dulu ke kantin. Cantika memilih melewati koridor kelas yang berdekatan dengan kantin.

Cantika melihat Lisa sama teman-temannya sedang berjalan yang berlawanan arah dengannya. Lisa memperlihatkan senyum smirknya,seolah sedang mengejek Cantika.

Saat mereka berpapasan Lisa dengan sengaja menyenggol bahu Cantika dengan keras, sehingga membuat Cantika tersungkur kearah delepan.cantika bangkit dan memilih mengabaikan Lisa.

"Nyali Lo gede juga"ucap Lisa

"Apa tamparan yang gue kasih masih kurang juga"tanya Lisa

"Maaf kak,gue lagi ngga pengen ribut"ucap Cantika dengan memutar matanya dengan males, dan Cantika melangkah kakinya kembali.

"Lo nantangin gue"ucap Lisa tak terima

"Bukannya Lo, yang nantangin gue" ucap Cantika sembari memutar badannya ke arah Lisa.

Lisa melangkahkan kakinya memperpendek jarak antar dirinya dan Cantika.

"Lo mau ngerasain tamparan gue lagi"tanya lisa sembari mengangkat tangan kanannya.

"Et..."Cantika menyambar tangan Lisa sebelum menyentuh ke wajahnya.

"Cantik sih, tapi sayangnya cuman bisa main tangan"ucap Cantika sembari menghempaskan tangan ya lisa dengan kasar.

Setelah mengucapkan itu Cantika segera pergi dari hadapan lisa dan melanjutkan langkahnya menuju kelas. Cantika sudah memberi tau kalau dia tidak jadi untuk pergi ke kantin dengan alasan males karena kantin sudah penuh.

****

Bel pulang sekolah sudah berbunyi.cantika berjalan dengan ogah-ogahan menuju gerbang. Cantika terlihat lemas dan pusat karena belum sempat makan karena gangguan dari Lisa.

Parkiran sekolah sudah terlihat sepi,hanya ada beberapa murid yang belum pulang karena ada ekstra dan kegiatan lainnya.cantika melihat afan yang sedang berjalan menuju motornya,saat ia ingin menemui afan tiba-tiba tubuhnya limbung saja membuat murid yang ada di parkiran langsung mengerubunginya.

Cantika melihat afan Berjalan kearahnya,Cantika sempet tersenyum tipis. Setelah itu pandangannya menjadi mengelap dan ia tak sadarkan diri.

****

Cantika mengerjapkan matanya secara perlahan, saat dua bola matanya terbuka dengan sempurna, Cantika dapat mencium bau khas obat-obatan.

"Hmm"

Cantika menolehkan wajahnya keasal suara itu,matanya seketika membulatkan saat menemukan afan yang tengah duduk di samping brangkarnya.

"Kak afan"panggil cantika

"Jangan banyak gerak"titah afan sembari memajukan kursinya

"Kak afan ngapain ke sini"tanya cantika tak mendengarkan ucapan dari afan

"Gue bilang jangan banyak gerak"ulang afan

"Kak afan yang nolongin aku"tanya Cantika sembari tersenyum

Afan hanya mengedikkan bahunny dengan acuh.

Hening, Cantika memilih diam di saat pertanyaannya tidak mendapatkan jawaban dari afan, sebenernya Cantika merasa canggung setelah pertemuannya terakhir di taman belakangan.

"Cantika boleh pulang kan kak"Tanya Cantika

Afan melirik Cantika sekilas,setelah itu beralih mengambil mangkuk berisi bubur yang ada di nakas.

"Makan dulu, baru pulang"ucap afan

"Ngga ah, pait"ucap Cantika

"Lo makan atau gue tinggal di sini"ucap afan

Cantika bungkam, Cantika mengulurkan lengannya mengambil mangkuk bubur yang ada di genggaman afan.

"Yah ngga peka, padahal kan pengen di suapin."gumam Cantika

"Gue denger"sindir afan

Karena kesal Cantika memajukan bibirnya himgga beberapa centi ke depan,sembari memakan bubur nya tak minat.

*****

"Bukannya kak afan tadi pake motor?"tanya Cantika

Cantika sudah dibolehkan pulang ke rumah, saat ini dia sedang berada di perjalanan dia dengan afan yang mengantarnya pulang.

"Iya "

"Terus ini mobil siapa kak"tanya Cantika sembari beralih menatap afan yang sedang fokus mengetir

"Rakha"

Cantika hanya ber-oh saat mendengar jawaban dari afan. Setelah menempuh perjalanan yang tak terlalu jauh, mobil yang afan tumpangi sudah berhenti di depan gerbang Rumah Cantika.

"Kak afan mau mampir dulu"tanya Cantika

"Ngga udah sore"

Cantika mengangguk-anggukan kepalanya, membernya ucapan afan.

"Yasudah Cantika keluar dulu,makasih udah dianterin pulang."ucap Cantika

Sebelum keluar dari mobil,Cantika kembali berbalik menghadap afan yang tak menatap sama sekali.

"Kak"panggil Cantika

"Apa"ucap afan sembari menoleh ke arah Cantika

"Makasih ya kak, udah mau peduli sama Cantika,makasih udah mau nolong cantika dan ngantar Cantika ke rumah sakit"Cantika memberi jeda"em... Kak afan jangan menyuruh Cantika buat lupain kak ya?Cantika ngga bisa lupain kak afan, Cantika ngga apa-apa ko kak, kalau harus menunggu kak afan suka sama Cantika"ucap Cantika

"Udah ngomongnya"tanya afan

"Masuk gih, udah sore, gue juga mau pulang"

"Hati-hati ya kak "

Tanpa menunggu jawaban dari afan,Cantika segera turun dari mobil dan menutup kembali.setelah memastikan Cantika memasuki rumahnya, afan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Cantika memasuki rumahnya dengan langkah lesu,saat ini bukan hanya badannya yang sakit tapi hatinya juga ikut merasakan sakit, entah sampai kapan perasaannya terombang ambing tanpa kepastian seperti ini, Cantika belum ingin menyerah. Dia ingin memperjuangkan Afan walaupun hanya dirinya yang berjuang.

Cantika menemukan maminya sedang menata bunga di dalam vas.

"Assalamualaikum maminya Cantika"

"Waalaikumsalam anaknya mami Rina"

"Tadi di Anter siapa"tanya mami Rina

"Oh.. itu di Anter sama teman mah"

"Teman apa teman nih"goda mami Rina

"Mami apaan sih, baru pulang juga"ucap Cantika yang pura pura kesal.

"Yasudah masuk gih, jangan luapa makan"ucap mami Rina

"Siap mih, Cantika masuk dulu"ucap Cantika

Mami Rina hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Setelah sampai di kamarnya,Cantika segera merebahkan badannya di atas kasur. Cantika mencoba memejamkan matanya, untuk mengurangi rasa penat di tubuh dan juga otaknya. Tak butuh lama Cantika sudah memasuki alam mimpinya,tanpa mengganti seragam sekolahnya dan melepas sepatunya.

CANFANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang