Masih di Gedung Perpustakaan yang hancur, api yang dibuat Mika masih mengelilingi kami.
“ANGIN!” Seru ka Mila.
“Wah wah orang ini cukup berbahaya.” Seru Mika sambil menyilangkan tangan di dada.
“Tunggu tunggu kalian membuatku takut, sebenarnya ini kabar baik atau kabar buruk?”
“Kita bicarakan di lain tempat, Mika gimana keadaan diluar?”
“Teknik Hypostatis, Ignis wear.” Mika menutup kedua matanya.
“Ada banyak pemadam kebakaran diluar, mereka mencoba untuk masuk, tapi itu mustahil karena api yang kubuat berbeda dari api biasa.”
“Puluhan damkar sedang menyirami air ke tempat ini”
“Sekarang gimana?” Dengusku sambil menggaruk kepala.
“Hmm Mika, apa kau melihat ada korban lagi disini?”
“Ga ada, semuanya mati kecuali kita. Mayatnya pun terbakar sampai hangus oleh ledakan yang dibuat Ryper tadi.”
Aku terdiam sejenak, tidak bisa bicara apa-apa saat Mika memberitahu soal itu. Situasi saat ini benar-benar gawat.
“Kita harus pergi dari tempat ini, Gany gendong adikmu. Aku akan menggendong temanmu, Mika.”
“Ya, Teknik Hypostatis, Ignis Gear!” Mika membuat lingkaran api berdiameter tiga meter didepan meng-gunakan jari telunjuknya.
Wushh
Setelah lingkaran api terbentuk, dasarnya berubah menjadi cahaya putih terang. Seperti portal.
Aku menggendong Fani yang sedang tertidur di pundakku, Ka Mila juga menggendong Lisa di pundak-nya.
“Gan, masuklah kedalam portal ini setelah aku, Mika ratakan tempat ini sampai tak bersisa setelah kita pergi dari sini.” Ucap ka Mila sambil menepuk punggungku.
“Ya.”
“Cepat masuk Mil!” Seru Mika.
Wushh Ka Mila menggendong Lisa masuk kedalam portal.
Aku melamun saat melihat ka Mila yang masuk kedalam portal.
“Tunggu apalagi? Cepat masuk.” Seru Mika.
“Ehhh iya-iyaa” Wushh Aku berjalan masuk kedalam portal sambil menggendong Fani.
“Teknik Hypostatis, BLAST IGNIS!”
BUUUUMMM! BLAR…
Mika menyusul masuk kedalam portal bersamaan dengan lenyapnya portal.***
Setelah kami melewati portal, kami tiba di ruangan kepala sekolah. Tidak ada siapapun di ruangan ini, hanya kami yang baru saja melewati portal. Bahkan jendela dan gorden ruangan ini ditutup.
“Kita bicara disini dulu, baringkan mereka yang pingsan disana.” Mika memerintahku dan Ka Mila.
Aku membaringkan Fani disudut ruangan disusul ka Mila yang ikut membaringkan Lisa disebelah Fani.
“Jadi…”
“Kau masih terluka? Dimana?”
“Engga engga hanya sedikit pegal, takut, khawatir jug-”
“Huhh itu wajar, tenang saja kita aman kok disini.” Ka Mila menepuk-nepuk pundakku.
“Situasi kita saat ini tidak bisa dikatakan aman sepenuhnya. Banyak yang akan mencurigai kejadian di tempat tadi. Tapi, untuk saat ini kita aman. Mila, seharusnya Gani sudah tau siapa itu Ratu Blizard” Mika menoleh ke arah kami berdua.
“Aku yakin dia ga lupa.” Ucap ka Mila sambil menyilangkan kedua lengan menoleh padaku. Aku seakan mengerti mengangguk.
“Regis adalah sebuah artefak peninggalan Ratu Blizard. Dan penggunanya biasa disebut Ryper. Mereka adalah orang-orang yang ingin mendapatkan kekuatan elemen untuk perbuatan kriminal. Tentunya ini sangat bertolak belakang pada ambisi para Hyper seperti kita sebagai orang yang menjaga kedamaian dunia.”
“Aku mengerti…” Aku mengangguk sambil menggenggam jam tanganku dengan erat, ini benar benar gawat.
“Selain itu, aku kaget seorang Ryper tiba tiba muncul di Bumi, ini sungguh sangat langka. Bagaimana dia bisa datang kemari?” Ketus ka Mila sambil mengibaskan tangan.
“Lebih kaget sama Ryper tadi atau saat aku memberi tahu teknik Hypostatis milikku di Domain Pak Farhan?”
“Ahhh… Kalau itu sih…” Ka Mila menggaruk kepalanya.
“Mungkin karena kelahiran Hyper di Dunia ini? Entahlah, aku harus melapor kepada Alice.”
“Gani, dengar ini baik baik. Seorang Hyper seperti dirimu ini di butuhkan di Negeri Mondo. Negeri mondo adalah Negeri dimana para Hyper tinggal. Letaknya hanya bisa di akses melalui portal yang dibuat oleh Hyper tertentu. Ini pasti akan terdengar berat bagimu. Yang pasti, kematianmu, adikmu, dan temanmu itu akan di palsukan dari Bumi. Dan mau tidak mau, kalian harus ikut bersama kami ke Negeri Mondo.” Ucap Ka Mila dengan tatapan serius.
“Bagaimana dengan orang tuaku? Apa mereka mengetahui hal ini? Terus sekolahku gimana?”
“Pertanyaan itu akan di jawab oleh Pak Farhan di Negeri Mondo. Yang pasti kalian harus pindah dari sini. Tanpa bantuan kami, kalian bertiga sudah dipastikan mati.” Ucap mika sambil mengulurkan tangannya.
“Kalau begitu aku tidak ada pilihan lain, akan ku tunggu jawaban dari semua pertanyaanku.” Aku menerima uluran tangan Mika.
“Syukurlah. Sekarang saatnya pergi ke Negeri Mondo!” Ka Mila berseru.
Setelah aku menerima ajakan Mika, ia berjalan perlahan menuju sudut ruangan “Teknik Hypostatis, Mondo Portal.” Mika menempelkan lengannya di sudut ruangan, lalu ia menciptakan portal yang sama seperti sebelumnya.
Namun portal ini berbeda dari sebelumnya. Warna dasar dari portal ini berwarna ungu.
“Cepat gendong Adikmu, dan Mila gendong itu Lisa kan namanya? Aku tidak mau ada saksi mata atas kejadian tadi.” Mika menyuruh aku dan ka Mila menggendong Fani dan Lisa.
Sekilas aku melirik Fani yang kugendong dan Mila yang digendong ka Mila.
“Sementara, biarkan mereka tertidur. Kita akan bicara dengan mereka saat sudah bangun. Ayo pergi.” Ucap Ka Mila sambil menggendong Lisa.
Aku tidak banyak bicara, menggendong Fani lalu masuk ke dalam portal disusul dengan Ka Mila yang menggendong Lisa dan Mika yang akan menutup portal.
Aku melewai portal sampai pada akhirnya tiba di tempat yang tidak aku kenali.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYPOSTATIS
Teen FictionNamaku Gani, umurku 16 tahun. Sama seperti kalian atau kenalan kalian, aku seorang murid baru di SMA. Aku tinggal bersama kedua orang tua dan seorang adik perempuan. Sama seperti murid SMA lainnya yang berseragam putih abu, aku juga memiliki hobi be...