Aku haus. Saat aku mengambil botol air dan hendak meminumnya, WUUUSHH bayangan hitam keluar dari tutup botol menutupi mukaku. Entah kenapa, aku seperti terhisap ke lubang botol. Aku hendak teriak, namun nihil. Penglihatanku memudar, penumpang bus yang lain bahkan tidak melihat aku seakan terhisap kedalam botol minum. Hisapan yang dibuat bayangan hitam semakin kuat.
"APA YANG HARUS AKU LAKUKAN?!"
Aku panik mencoba melawan hisapan dari bayangan hitam dengan menarik-narik botol menjauh dariku. Gagal. Beberapa saat kemudian, aku telah sepenuhnya terhisap.
Aku terjatuh dan tiba di suatu ruangan kubik putih. Ada beberapa perabotan seperti meja dan kursi. Ruangan ini seperti kamarku, ada beberapa benda lain seperti laptop, kasur dan lainnya.
"Tempat apa ini?! Bagaimana aku bisa disini! Kamar?"
"Wahai, selamat datang di domain Hypostatis yang dimana hanya ada kau dan aku" Sosok dengan wujud bayangan hitam pekat datang menghampiriku.
"Siapa kau?!" Aku berteriak lantang.
"Aku? Aku itu kau! Ayolah yang benar saja kau tidak tahu aku?" Sosok hitam pekat itu berubah menjadi sosok lelaki dengan tinggi seperti ku, rambut rapih lurus, mengenakan seragam sekolah SMA, dan hei itu benar benar aku! Suaranya pun mulai terdengar jelas seiring dia berjalan menghampiriku.
"HA? Yang bener aja?! Kok aku ada dua? Apa maumu?!"
"Hei... Aku akan jelaskan mengapa kau adalah aku dan aku adalah kau." Orang itu menghampiriku, menepuk-nepuk pundakku, berusaha menenangkan diriku.
Pukk Pukk
"Jelaskan." Aku tidak ada pilihan lain
"Baiklah akan ku mulai, sebelumnya tolong beri aku nama, sebenarnya aku tidak punya nama. Akan sulit jika kita berkomunikasi tanpa menyebutkan nama bukan?" Orang itu sangat serius, dia ingin diberi nama.
"Nah... Haruskah? Memangnya kau hewan peliharaan?"
"Seperti yang ku bilang sebelumnya, aku adalah kau dan kau adalah aku. Jadi kita sebenarnya orang yang sama, ada beberapa hal yang ingin ku sampaikan. Yang pertama tolong beri aku nama, jangan menggunakan namamu karena itu akan sulit. Kedua, aku adalah ke-kuatan Hypostatis milikmu. Kekuatan Hypostatis meru-pakan kemampuan yang sangat amat langka jika dimiliki oleh manusia pada masa ini."
"Normalnya ini hanya sebuah kekuatan saja, tidak memiliki kepribadian ataupun kecerdasan. Namun, aku tidak tahu mengapa diriku memiliki hal tersebut. Apa ini termasuk kekuatan mu? Entahlah, nampaknya baru pertama kali ada seorang Hyper memilikinya. Kemampuanku dapat memperkuat fisikmu dan membuat tempat ini. Benda dalam bentuk apapun dapat masuk ke tempat ini termasuk botol minuman yang kau pegang."
Aku sontak kaget melihat botol minumku yang masih aku pegang. Bagaimana botol ini bisa ku pegang? Bukannya aku yang terhisap kedalam botol ini? Dan sebenarnya apa apaan ini? Kekuatan Hypostatis? Aku benar benar tidak paham.
"Baiklah lanjutkan"
"Saat kau masuk ke domain yang kau buat, dunia yang kau tinggali bersama adikmu akan terhenti selama lima menit. Tempat atau domain yang kita tempati sekarang merupakan salah satu kekuatan Hypostatis milikmu."
"Baiklah... Aku mulai paham. Jadi kau dan tempat ini adalah kekuatan Hypostatis milikku. Karena aku berasal dari keturunan yang unik, aku memilikinya bukan begitu?" Aku mundur, menjaga jarak dengan orang ini.
"Yupp kau sangat tepat." Dia tersenyum kepadaku.
"Semua benda yang ada di tempat ini tercipta karena ingatanmu dan bisa digunakan. Tapi semua itu hanya bisa digunakan di sini. Misalnya kau mau mengganti gaya berpakaian, nah kau bisa memikirkannya lalu aku akan membuatkan pakaian yang kau inginkan."
"Karena aku adalah kau, tentu saja aku tau apa yang kau pikirkan. Aku merupakan kekuatan Hypostatis, aku bisa membuat benda yang kau mau. Perlu diingat, benda yang ku buat hanya bisa digunakan di sini kau mengerti?"
"Ahh baiklah aku mengerti. Hei aku punya beberapa pertanyaan, apa yang harus aku lakukan dengan kemampuan ini? Maksudku Hypostatis itu kekuatan yang sangat amat langka bukan? Nah pastinya ada pengguna Hypostatis selain aku yang memiliki- tujuan mereka masing masing. Aku ingin tau apa yang harus ku lakukan dengan Hypostatis milikku?"
" Aku tidak tahu pasti tentang itu, mungkin kakekmu tau tentang Hypostatis. Coba Tanya pada beliau. Atau mungkin kau akan bertemu seorang pengguna Hypostatis lainnya. Siapa tau mereka punya solusi."
"Kakek? Kakek masih merantau. Pengguna Hypostatis lainnya?"
"Kita tidak punya banyak waktu. Teknik Domain Hypostatis ini akan segera berakhir. Kita bisa bertemu lagi besok. Aku tau kau masih memiliki banyak perta-nyaan, kita bisa bicarakan lagi nanti."
Tempat ini mulai bergetar seakan terjadi gempa, orang itu sedikit demi sedikit raib dari pandanganku. Barang-barang di tempat ini juga.
"Tunggu!"
WUSSSHHH
Bayangan hitam menyelimutiku dari ujung rambut sampai kaki. Aku tidak bisa bergerak, bahkan pandanganku memudar.
Hening.
Sewaktu aku membuka mata, aku terbangun didalam bus yang berhenti di halte sekolah. Benar saja, tidak ada yang berubah. Semua penumpang sibuk dengan apa yang mereka lakukan. Ada yang membaca- buku, memainkan ponsel, dan lainnya. Badanku bergetar tidak karuan, apa apaan ini? Hypostatis? Aku ada dua? Domain?
"Hei bung kamu oke? Badanmu bergetar tuh." Seorang penumpang berambut kribo menghampiriku.
"HUWAAA!!!" Aku terkejut berteriak sangat lantang memecahkan suasana hening di dalam bus. Pandangan semua penumpang tertuju padaku.
"Bung?" Pemuda berambut kribo terkejut akan teriakanku.
"A-aku tidak apa-a-apa." Aku menjawab sambil gagap.
"Yakin? Suaramu gagap gitu, mau aku antar ke Rumah Sakit?" Orang itu mengulurkan tangannya padaku yang sedang bersandar di dekat jendela bus.
"Ahh terima kasih! Sungguh, aku baik baik saja! Aku hanya gugup karena ini pertama kali aku masuk SMA. Hahaha..." Aku memegang tangan pemuda berambut kribo itu, tangannya Hangat. Ia membantuku berdiri.
"Hahaha itu normal kawan! Santai saja! Aku ada urusan lain, jadi duluan ya! Bye!" Pemuda berambut kribo itu pergi meninggalkanku sambil menggendong tas miliknya.
"Terima kasih!"
"Tidak masalah!" Orang itu melambaikan tangannya sambil berjalan turun dari bus.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYPOSTATIS
Fiksi RemajaNamaku Gani, umurku 16 tahun. Sama seperti kalian atau kenalan kalian, aku seorang murid baru di SMA. Aku tinggal bersama kedua orang tua dan seorang adik perempuan. Sama seperti murid SMA lainnya yang berseragam putih abu, aku juga memiliki hobi be...