8-MEMINTA SARAN

262 32 3
                                    

Sepulang dari kantor agensi, Arma mampir ke rumah Fei. Untungnya wanita itu ada di rumah. Jika teman datang, maka terpikir untuk makan bersama. Pilihannya pasti makanan pedas. Fei kali ini memesan mi pedas dan seblak, makanan pedas favorit mereka.

"Lo sebenernya dari mana? Pakaian lo rapi," tanya Fei sambil memperhatikan kemeja pink dan rok putih panjang yang dikenakan Arma.

"Kantor agensi."

"Fix kerja di sana?"

Arma mengambil air mineral dan menegaknya beberapa kali. "Enggak. Hu...," jawabnya sambil menahan rasa pedas yang membakar.

"Terus?"

"Gue diminta kerja di sana. Terus, diinterogasi sama CEO-nya."

"Diinterogasi?"

"Lo nggak lihat berita?" tanya Arma yang langsung dijawab gelengan Fei. Dia mengeluarkan ponsel dari tas dan mencari video tentang Vezy. "Lihat dulu."

Fei memakan mi pedasnya sambil melihat video pemberitaan. "Loh, dia?"

"Cuma dimintai keterangan," jawab Arma cepat. "Tapi, orang-orang pada salah paham duluan."

"Terus? Lo diinterogasi gara-gara ini?"

Arma mengangguk. "CEO-nya mata duitan kayaknya," ceritanya. "Dia tuduh gue jebak Vezy. Gila nggak?"

"Terus? Lo tetep kerja di sana?"

"Enggaklah! Gila aja!" Arma mendengus.

Fei melirik map yang menyembul keluar dari tas Arma. "Terus itu?"

Arma melirik sekilas. "Gue ditawari jadi pengelola keuangannya Vezy."

"Serius?" Fei menatap Arma kaget. "Terus lo terima?"

"Masih mikir-mikir."

"Terima aja!" saran Fei. "Nyari kerja susah tahu. Lo juga selalu ngeluh lingkungan kerja yang toxic. Kalau sama Vezy paling, nggak harus ke kantor tiap hari."

Arma juga sudah memikirkan itu. "Tapi, gue takut nggak sanggup."

"Lo pinter, Arma!" tekan Fei. Dia tahu saat di kampus Arma bagaimana. Wanita itu sempat diminta untuk lanjut kuliah dan jadikan asisten dosen. Tetapi, momennya tidak pas karena Arma sedang down karena perceraiannya.

Fei ingat, dulu Arma sering membantu tugas-tugasnya. Wanita itu bahkan tidak pernah mendapat nilai B. Paling kecil A minus. Itupun Arma pasti akan menangis karena gagal mendapat nilai A.

"Mau alasan apa?" tanya Fei melihat Arma yang terdiam. "Takut punya bos ganteng?"

"Hahaha...." Arma tertawa sumbang. "Di kantor lama juga banyak yang ganteng, kali."

"Ya udah, berarti alasannya bukan itu, kan?"

Arma mengangguk. Entahlah, mengapa tiba-tiba dia khawatir dengan kemampuannya. Seperti ada ketakutan yang tidak bisa dijelaskan.

"Dia nawarin kontak berapa lama?" tanya Fei lalu membuka air mineralnya.

"Belum gue baca."

"Mau gue bantu?"

Arma menyerahkan berkas itu ke Fei. "Gue minta pendapat lo."

Fei membuka berkas itu dan mencari poin-poin yang menguntungkan. "Nih, lo dapet asuransi kesehatan, bonus kalau ada projek besar, jam kerja fleksibel. Kapan lagi coba dapet kerjaan kayak gini?"

"Gitu, ya?"

"Iya! Nyari kerjaan yang bisa bikin cepet kaya itu susah!" Fei mengembalikan berkas itu ke Arma. "Anggap aja bos muda itu tantangan dari sekian banyak keuntungan."

Berondong PosesifkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang