Dua

22 6 0
                                    


Happy reading

Selepas dari taman, Alena berjalan santai untuk kembali dirumah. Setibanya dirumah, dia disambut yang tidak enak dirumahnya.

Reta, ibu itu sudah menunggu Alena kembali, dengan mukanya yang menahan amarah.

"Darimana saja kamu? Pergi gak pamitan!" Seru Reta kembali marah. Alena mendengar itu hanya bisa menghela nafas berat.

'Pamitan salah, engga pamitan juga salah, emang gue serba salah ya' Batin Alena.

"Kenapa diam? Jawab!" Seru Reta yang tak terima hanya didiamkan.

"Emang Alena gak boleh jalan-jalan, meskipun ke taman mah?" Sahut Alena dengan nada yang lumayan tinggi, dia masih sadar diri mengingat bahwa itu ibunya.

"Seharusnya kamu pamitan dulu, bukannya langsung pergi, panik mamah" Tuturnya sambil melipat tangannya didepan dada.

"Alena mau pamitan sama mamah aja, mamah langsung pergi, dan se-khawatir apa mamah sama Alena, mamah gak peduli kan sama Alena, kenapa harus khawatir sama Alena?" Cibir Alena sambil berjalan menuju kamarnya. Reta dibuat terpaku mendengar ucapan dari anaknya tersebut.

~~~~~

Pada menjelang sore, disebuah kamar serba kelabu, melihatkan Alena sedang berjuang keras dalam belajar seni, untuk menggapai impian Alena menjadi pelukis hebat.

"Gue pengen beli cemilan ringan deh, biar gue lebih semangat ngelukisnya" Ujar Alena, lalu bangkit dari duduknya dan keluar kamar menuju minimarket terdekat, saat itu Reta sedang ada meeting diluar kota, sehingga dirumah hanya Alena seorang.

Saat sedang memilih cemilan, tiba-tiba seorang cowo menyerobot cemilan yang Alena pilih dan sudah ingin dimasukkan dalam keranjang, Alena awalnya menatap tajam dan menoleh kearah cowo tersebut. Namun siapa sangka cowo tersebut adalah Aiden, orang yang tadi pagi menyenggol Alena saat ditaman.

"Elo?!" Ucap mereka berdua kompak, dan melempar tatapan tajam.

"Soal kemarin gue bisa pertimbangin, tapi kalo udah cemilan gue sekalipun, gak akan pernah gue bagi ke-siapapun" Sahut Alena menatap tajam Aiden, dan masih erat tanganya memegang cemilan yang hanya tersisa satu itu.

"Enak aja, ini gue duluan ya kerdil" Protes Aiden, Alena kembali melotot.

"Kerdil? Siapa yang kerdil?!" Tanya Alena curiga.

"Ya lo lah siapa lagi, lo kan kecil" Jawab Aiden santai.

"Yee gue gak kecil-kecil amat ya musang!" Timpal Alena tak mau kalah.

"Musang congormu musang!"

Saat sedang beradu mulut, tiba-tiba seorang anak kecil merebut cemilan, yang sedang digenggam oleh Alena dan Aiden, sontak keduanya menatap bingung ke anak kecil tersebut.

"Di ambil dah sama tu bocah" Pasrah Aiden yang kembali mengatur posisinya. Dan berjalan kearah kasir.

"Dasar musang pe'a" Cibir Alena saat melihat Aiden menjauh dari sana.

Alena pun kembali kerumah, dan menyelesaikan tugas lukisnya, dan sembari dia juga melukis sebuah gambar yang spesial hingga dia mengerjakan itu semua sampai larut malam. Dering ponsel Alena tiba-tiba berbunyi, Melodi, orang itu menelepon Alena tengah malam.

"Tidur len!! Udah malem!" Seru Melodi tiba-tiba, reflek Alena menjauhkan ponsel tersebut dari telinga Alena.

"Jangan teriak mel! Sakit telinga gue!" Protes Alena kesal dengan seruan Melodi, yang seakan-akan sedang mengawasi Alena dari jauh.

"Ya lo tidur, ini udah jam berapa? Emangnya lo lagi ngapain sih" Ucap Melodi penasaran.

"Gue lagi ngelukis, udah ya bye gue mau tidur"

Tut!!

Panggilan pun dimatikan, dan Alena beranjak ke kasurnya dan tidur, karena besok dia akan kembali sekolah.

~~~~~

Suatu pagi yang cerah, tampak seorang gadis tengah bersiap untuk pergi kesekolah, seperti remaja pada umumnya, disaat ia ingin berangkat, dia melihat Reta sudah berada diruang tamu. Dia pun berpamitan dengan Reta, meskipun tidak terlalu dekat.

"Mah aku pamit" Ucap Alena sendu, menatap Reta yang tidak peduli dengan Alena, Alena pun hanya menghela nafas, dan berusaha kuat menghadapi ini semua.

Alena berjalan disepanjang trotoar menuju ke sekolahnya, dia kemudian berpapasan dengan Melodi sahabatnya.

"Len tumben jalan kaki?" Tanya Melodi sambil berjalan berdampingan dengan Alena.

"Tumben apanya? Gue kan udah biasa jalan kaki" Sahut Alena yang fokus kedepan.

"Jangan sedih gitu ngapa, ntar gue ikutan sedih, lo kenapa, ada masalah lagi sama nyokap lo?" Melodi merasa kasihan kepada Alena, karena gadis itu tampak lesu dari tadi dan mukanya yang memancarkan aura sedihnya.

"Panjang cerita nya mel" Tutur Alena

"Pendekin" Sahut Melodi santai

"Dikira rambut bisa pendekin" Protes Alena, membuat Melodi yang mendengar itu terkekeh.

"Nanti aja disekolah, lagi dijalan bahaya kalo sambil ngobrol" Ucap Alena menambahkan laju jalannya.

Setibanya disekolah, mereka berdua pun melakukan pembelajaran seperti biasa, dan tak lupa dengan tugas-tugas yang menyapa mereka setiap hari. Seusai pembelajaran, bel istirahat pun berbunyi, para siswa lari kearah kantin hanya untuk makan dan nongkrong santai bersama kawan-kawannya.

"Gue kemarin ketemu sama musang, sebel banget sama dia, awalnya dia nyenggol gue waktu lagi ditaman, eh sorenya malah dia rebut cemilan gue di minimarket. Kesel gue, dasar musang nyebelin!" Curhat Alena kepada Melodi yang masih menyimak.

"Siapa musang yang lo maksud?" Tanya Melodi bingung dengan sebutan musang.

"Aiden" Jawabnya singkat.

"Kenapa lo nyebut dia musang? Nama dia kan Aiden?" Sahut Melodi yang polosnya.

"Gue nyebut dia musang, karena dia nyebut gue kerdil coba, yakali gak gue isengin balik" Balas Alena, yang sontak membuat Melodi tertawa cekikikan, bak orang gila.

"Sinting, gila, miring!"  Cibir Alena melihat tingkah Melodi saat tertawa.

"Lo gak laper apa gimana Alena!" Tutur Melodi kesal.

"Udah biasa gue" Jawabnya singkat

"Gue ke kantin dulu ya, ntar gue beliin lo sesuatu" Ujar Melodi sambil beranjak keluar dari kelas, dan bergegas menuju kantin.





Hi Runers

Cielahh Runers gak tuh, itu untuk panggilan kalian xixi, biar gak garing-garing amat ye kan.

Kembali dengan cerita yang penuh rahasia, untuk kalian semangat dalam menjalani apapun yah, fokus pada tujuan kalian, oh ya terima kasih untuk yang sudah mau membaca cerita ini.

Aku usahakan kedepannya, lebih banyak kejutan lain dalam cerita ini, dan aku buat lebih menarik lagi, tunggu kelanjutannya yaa. Salam sehat.

See youuu

Unbelievable Alena {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang