Enam

18 5 0
                                    

Happy Reading Runers!



Sesampainya dirumah, Alena masuk sambil menggendong kucing yang tadi dia temui, saat hendak menaiki tangga, dirinya dipanggil oleh Reta.

"Kenapa kamu bawa kucing ini! Bikin masalah terus kamu ya! Pusing mamah mikirin kamu kaya gini terus ulahmu!" Seru Reta yang langsung memarahi Alena, Alena masih terdiam mendengar semua ocehan ibunya.

"Sesuka apa kamu sama kucing ini hah! Bawa penyakit tau gak, kamu sakit baru tau rasa kamu Alena!" Lanjutnya sambil menunjuk kucing abu-abu yang tengah meringkuk dilengan Alena.

'Emang gue punya penyakit mah, tapi gak ada gunanya juga gue bilang, dibilang alesan lah drama lah, mending diem' Batin Alena saat ini geram dengan Reta.

"Mamah gak tau aja, dulu papah beliin aku kucing abu-abu kaya dia, tapi dia meninggal mah, kasian papah, Alena pengen kucing ini jadi pengganti kucing papah dulu. Dan kalo Alena sakit, apa mamah peduli sama Alena? Enggak kan?" Tutur Alena yang kian membuat Reta bungkam akan pernyataan Alena.

Alena terus menatap Reta sambil menahan amarah, lalu dia beranjak pergi menaiki anak tangga dan membawa kucing tersebut untuk dimandikan.

Setelah kucing itu mandi, terlihat bulu kelabu nya begitu lebat dan lembut, Alena begitu gemas dengan kucing tersebut.

"Gue namain lo siapa ya cing" Ucap Alena yang bingung untuk menamai kucing tersebut.

"Cimot? Yaa cimot, nama lo cimot ya" seketika terlintas nama dibenak Alena yaitu 'cimot' yang lucu nan comel seperti kucingnya.

Kucing tersebut nampak bahagia saat dia diberikan nama oleh Alena, Alena pun sama bahagia nya, dia jadi memiliki teman sehingga dia tidak kesepian dikamar.

~~~~~

"Gimana kondisi Alena?" Tanya Gritte kepada Aiden yang tengah nongkrong dikafenya, ternyata oh ternyata Gritte adalah teman lama Aiden.

Gritte sengaja untuk tidak melanjutkan sekolahnya dan memutuskan untuk membangun bisnis kafe sendiri, sedangkan Aiden masih sekolah wicis kakak kelas Alena.

"Kemarin pas disekolah, dia sakit perut terus tinggal di uks, mungkin karna penyakit yang sekarang dia idap" Sahut Aiden menatap Gritte.

"Kamu harus tetap pantau Alena ya, aku mohon sama kamu, kasian Alena karena ibunya gak peduli sama dia" Ucap Gritte memohon kepada Aiden, dan dia mengangguk.

"Tenang aja, meskipun gue agak kesel sama dia, tapi tetap aja dia adik kelas gue, sekaligus adik sepupu calon pacar gue" Balas Aiden menatap iseng kearah Gritte.

"Apaansih den, aku udah punya tunangan, mohon maaf ya Aiden teman baik aku" Tutur Gritte tertawa. Seketika Aiden patah hati, melihat tingkah patah hati Aiden, sontak Gritte tertawa.

"Lo kenapa ketawa, jahat banget lo tertawa diatas penderitaan orang lain" Sahut Aiden kesal.

"Bercandyaaaa, aku belum punya tunangan, belum punya siapapun kok, aku cuma bercanda sama kamu, hahaha" Jawab Gritte menutup mulutnya, menahan gelak tawanya.

"Jadi lo mau pacaran sama gue te?"  Ucap Aiden sambil menghela nafas lega, Gritte dibuat terdiam.

"Untuk saat ini, aku pengen fokus ngurusin kafe aku dulu den, gak tau kedepannya, kalo jodoh gak akan terpisah kan, jadi tunggu aja besok" sahut Gritte sambil menyengir.

"Oke gue bakal tunggu lo sampai kapanpun" Ucap Aiden kekeh atas pendiriannya.

~~~~~

"Halo mel ada apa" Ucap Alena saat sedang berbincang dengan Melodi ditelepon.

"Halo Len, gimana kucingnya, dimarahin gak sama nyokap lo?" Tanya Melodi yang khawatir.

"Sempet ada perdebatan kecil, tapi cimot aman, udah gue mandiin juga dia" Balas Alena, mendengar itu sontak Melodi tertawa.

"Cimot? Hahah lo namain kucing itu cimot len?" gelak Melodi, Alena menatap malas.

"Gak suka bilang mel!" Sarkasnya.

"Bukan gak suka len, tapi lucu dan unik sih haha"

"Jalan yok bosen gue dirumah, si Meli lagi keluar, kerumah temennya" Ucap Melodi mengajak pergi.

"Boleh, ajak cimot boleh gak?" Tanya Alena sekalian mengajak Cimot untuk jalan-jalan.

"Gas lah, main kita ditaman"

Tut!!

Mereka bersiap untuk pergi jalan ke taman, tak lupa dengan Alena yang mengajak kucing barunya ikut dengannya, dia sempat mengecek keberadaan Reta, yang ternyata dia sedang pergi.

Ditengah perjalanan, Alena dan Cimot mengendarai motor Alena yang belum pernah Alena pakai, tapi Alena sudah jago menaiki motor. Posisi Cimot sangat mencuri perhatian semua orang yang mereka lalui, karena Cimot berada digendongan Alena. Yang menambah kelucuan kucing itu.

"Woi len!" Seru Melodi saat melihat Alena dan Cimot sedang berjalan mencari Melodi.

"Ih lucunya, dipakein kalung gak tuh" Puji Melodi sambil mengelus kucing tersebut.

"Iya tadi gue mampir sebentar buat beli kalung kucing, ya udah gue pakein aja langsung" Sahut Alena.

"Gimana kalo kita ngopi dikafe?" Tutur Melodi menoleh kearah Alena, saat itu Alena bermain dengan Cimot pun seketika menatap Melodi.

"Cimot gimana bambang, masa iya kita bawa cimot, gak usah lah, tinggal pesen aja lewat online" Sahut Alena

"Lah musang?" Ucap Alena terkejut melihat Aiden sedang berjalan kearah taman, namun dia tidak melihat Alena dan Melodi disana.

"Gue penasaran, mel kita ikuti musang yok" Tutur Alena sambil menggendong cimot.

"Menarik" Jawab Melodi mengangguk, lalu mereka berdua berjalan sambil mengendap-endap, karena takut Aiden akan mencurigai mereka berdua.

Saat Aiden sedang duduk dan sepertinya tengah menunggu seseorang, tak lama setelah itu, seorang gadis nampak datang menemui Aiden, sontak Alena terkejut melihat siapa gadis itu.

"Waduh kak Gritte?" Cicit Alena kaget, Melodi mendengar itu pun menoleh heran kearah Alena.

"Kakak sepupu lo, kenal sama Aiden len?" Tanya Melodi sambil berbisik.

"Gue juga gak tau, coba kita nguping sebentar" Sahut Alena, Cimot hanya pasrah melihat kedua majikannya tengah bersembunyi-sembunyi.

"Mamah kamu sudah pasti bisa nyembuhin Alena?" Tanya Gritte melipat tangannya didepan dada, dan menatap Aiden.

"Gue gak pasti, tapi nyokap gue bisa nyembuhin semua orang, masa iya kali ini dia gak bisa nyembuhin Alena" Sahut Aiden menghela nafas, Alena sempat tersentak mendengar pembicaraan tersebut.

"Aku gak mau Alena sampe kenapa-napa, dia adik aku yang paling aku sayang, walaupun hanya sekedar sepupu, tapi aku benar-benar gak ingin kehilangan dia" Tutur Gritte menjadi sendu

"Tenang aja grit, gue bakal usahain bahwa nyokap gue bisa nyembuhin Alena" Ucap Aiden sambil menepuk kepala Gritte.

"Jadi kak Gritte tau gue punya penyakit, dari Aiden?"

"Apa mereka memiliki hubungan?"

Batin Alena seketika bertanya-tanya, ingin sekali Alena bertanya langsung kepada kedua orang yang tak asing bagi dirinya, namun dikondisinya sekarang tidak memungkinkan untuk Alena berbicara langsung dengan Gritte dan Aiden.

"Kita pulang aja yo mel" Ajak Alena kemudian berbalik badan, dan berjalan pelan. Melodi yang bingung pun hanya mengikuti sahabatnya dari belakang.






Hallo Runers!!

Aku bersemangat sekali hari ini, untuk kalian yang baca cerita ini, sempatkan juga ya untuk mengklik tombol vote nya.

Atau komen juga gak papa gais, gak bisa ngetik banyak, pokoknya salam sehat kalian semua!.

See youu

Unbelievable Alena {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang