Satu

33 6 0
                                    


               Happy reading



"Bagus! Darimana saja kamu hah, baru pulang jam segini, Alena kamu ini anak gadis, gak boleh pulang malem apalagi jam 12!" Seru Reta kepada Alena yang baru pulang. Pasalnya pada saat itu sudah menunjukan pukul 12 malam.

"Maafin Alena mah, Alena habis belajar kelompok sama Melodi" Jawab Alena lirih.

"Belajar? Belajar sampai jam segini? Pasti kamu main kan sama lelaki? Mau jadi apa kamu Alena!" Sahut Reta emosi dengan Alena. 

Dari dulu semenjak ayah Alena meninggal, sikap Reta berubah. Dia seakan tidak peduli dengan Alena yang membutuhkan kasih sayang seorang ibu, Reta kebanyakan mengisi waktu luangnya dengan pergi sana-sini dan melupakan Alena yang masih notabane nya adalah anak Reta sendiri.

"Cukup mah! Mamah selalu marahin Alena! Padahal Alena belajar biar bisa pintar, dan capai impian Alena, kenapa mamah gak dukung Alena sama sekali? Dimana kasih sayang mamah ke Alena, Alena lelah mah mau istirahat" Sahut Alena yang mulai meneteskan air matanya, dia segera beranjak pergi meninggalkan Alena yang terpaku ditempat.

"Alena! Mamah belum selesai bicara" Seru Reta menatap Alena yang kian menjauh.

"Kenapa mamah jadi berubah sih, coba aja papah masih ada, gue punya salah apa salah mamah?" Monolog Alena sambil menangis dikamarnya.

"Pah, Alena kangen sama papah, papah apa kabar ya disana, liat Alena kaya gini gak ya, Alena udah capek pah liat mamah terus marahin Alena tanpa sebab, sampe Alena bingung salah Alena itu dimana ya?" Ucap Alena menatap bintang di malam hari, dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipi kecilnya.

"Coba aja Alena bisa gapai bintang itu, buat nemenin Alena, terus gantiin papah disini" Gumam Alena yang terus memandangi bintang yang indah.

Malam itu Alena begitu lelah mengikuti semua permainan didunia ini, yang membuat mental Alena menciut, bahkan membuat Alena selalu telat makan, tidak puas tidur, dan tidak bertenaga.

~~~~~

Keesokan harinya saat Alena masih tertidur, dia merasakan nyeri hebat diperut, dia merasakan itu pun kemudian terbangun, dan kesakitan.

"Shhh kenapa sakit banget" ringis Alena sambil menekan perutnya, guna menahan nyeri.

"Ma__" sebelum Alena melanjutkan perkataannya, dia tersadar, apa gunanya memanggil ibunya, toh Reta tidak peduli dengan Alena.

"Mamah mana peduli sama gue" Lirih Alena menunduk sambil terus menahan nyeri diperutnya, ini bukan nyeri haid, melainkan ini nyeri yang sangat berbeda.

"Obat gue masih ada gak ya?" Tanyanya pada dirinya sendiri, lalu beranjak meraih obat pereda nyeri didalam laci.

Dia pun meminum obat pereda nyeri tersebut lumayan banyak, agar bisa menahan nyeri cukup lama. Saat sudah membaik, dengan segera Alena beranjak keluar dari kamar dan mandi, hari ini adalah hari libur sekolah. Alena memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar ke taman.

"Kenapa perut gue makin menjadi ya?" Tuturnya sambil menatap langit cerah. "Biasanya cuma sakit perut mules, tapi kenapa pagi tadi beda?" lanjutnya, tanpa Alena sadari diarah berlawanan terlihat seorang pria yang sedang berjoging, dan menyenggol Alena hingga dia terhuyung kebelakang.

Bruk!!

"Aduhhh" Pekik Alena terjongkok, pria tersebut segera membantu Alena berdiri dan mengajaknya duduk dibangku taman.

"Eh lo gak papa?" Tanya Aiden, cowo yang menyenggolnya tadi.

"Gue gak papa, sorry juga gue gak liat jalan tadi" Sahut Alena tersenyum.

"Lo kenapa? Ada masalah?" tanya Aiden seolah dia tau apa yang sedang Alena pikirkan.

"Ehhh gue gak papa kok" tuturnya cengegesan.

"Gue Aiden, sekali lagi sorry ya"

"Gue Alena, iya gak papa kok, makasi juga ya udah bantuin berdiri tadi hehe" Timpal Alena, Aiden pun tersenyum dan mengangguk, lalu dia pergi dan melanjutkan jogingnya.

"Thanks orang baik" Gumam Alena









Welcome teman-teman
Mungkin untuk bab ini segini dulu yaa, nikmati alur cerita secara perlahan-lahan, karena banyak nyeseknya dicerita ini, bagiku.

Oke salam sehat untuk kalian semua, jangan lupa vote dan komennya yah, ditunggu bab selanjutnya.

See youu

Unbelievable Alena {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang