hurt

458 30 17
                                    

Mencintai mu seindah itu, namun juga sangat menyakitkan.
Mengagumi memberi kebahagiaan tersendiri bagiku, namun juga memberi luka yang begitu dalam.
Memilikimu adalah anugrah terindahku, namun juga menjatuhkan pada dasar neraka terdalam.
Memang sangat sulit untuk tetap bersamamu, namun akan lebih sulit jika harus tanpamu.
Aku mencintaimu meski dunia menentang kisah kita.

Tok tok tok.. Bunyi ketukan pintu menyadarkan Nunew dari lamunannya.

"Ya tunggu sebentar". Nunew segera membereskan diary dan menyimpan kembali ditempat yang tidak diketahui oleh siapa pun kecuali dirinya, lalu segera beranjak untuk membuka pintu tak lupa dia juga menghapus sisa air mata di pipinya.

" Kenapa lama sekali bagimu membuka pintu untuk ku hmm". Zee langsung melenggang masuk begitu Nunew membuka pintu.

" Maaf Hia tadi Nu sedang ada dikamar" Nunew memberikan senyum terbaiknya untuk Zee.

"Hmmm banyak saja alasan mu"

Zee melepaskan Jas dan dasi yang dipakai lalu melemparnya sembarangan, dan berlalu menuju kamar. Nunew mengikuti Zee namun tak lupa memunguti Jas dan dasi Zee terlebih dahulu.

"Siapkan air mandiku, lalu siapkan juga bajuku. Aku ingin pergi makan malam dengan Fren".

Setelah memberi perintah kepada Nunew, Zee duduk dipinggir ranjang sambil bermain HP. Tanpa peduli perkataannya sudah menyakiti hati pemuda manis yang kini sudah berstatus suaminya.

" Baik Hia". Nunew mencoba menahan air matanya. Dia tidak boleh cengeng. Bukankah dari awal dia sudah tau inilah konsekuensi yang harus diterimanya saat memaksa menikah dengan Zee.

Yaa mereka terpaksa menikah karena dijodohkan. Lebih tepatnya hanya Zee yang terpaksa karena dari dulu Nunew sudah mencintai Zee.

Dulu hubungan Nunew dan Zee sangatlah baik. Mereka berdua sangat akrab. Zee yang selalu menjaga Nunew, dan Nunew yang selalu menempel pada Zee. Karena sikap Zee itulah benih-benih cinta tumbuh dihati Nunew. Namun mirisnya Zee hanya menganggap Nunew sebatas adiknya saja.

Nunew tau Zee sudah mempunyai kekasih. Awalnya dia ingin menyerah untuk mencintai Zee. Namun karena orang tua mereka menjodohkan mereka, Nunew merasa diberi kesempatan untuk membuat Zee jatuh cinta kepadanya.

Zee menolak mentah-mentah perjodohan tersebut. Sedangkan Nunew hanya menyetujui saja apa yang diperintah orang tuanya. Karena tidak ada penolakan dari Nunew, orang tua Zee memaksanya untuk menerima perjodohan tersebut. Bahkan mereka juga sampai mengancamnya.

Berawal dari sanalah hubungan Zee dan Nunew menjadi memburuk. Bahkan sampai mereka benar-benar menikah hubungan meraka semakin memburuk.

Bukan cinta yang didapat Nunew, justru kebencian dan kemarahan Zee lah yang selalu didapatkan. Zee selalu melampiaskan semua kemarahan nya kepada Nunew. Bahkan sampai sekarang Zee masih berhubungan dengan kekasihnya. Zee sama sekali tidak peduli tentang perasaan Nunew. Karena bagi Zee, Nunew hanya seseorang yang sudah menghancurkan kebahagiaan dia dan kekasihnya.

"Hia air mandinya sudah siap, hia bisa mandi sekarang".

Zee berlalu begitu saja memasuki kamar mandi tanpa melihat kearah Nunew sedikitpun. Terbiasa dengan Zee yang mengacuhkannya, Nunew hanya menghela nafas pasrah.

Nunew segera menyiapkan baju yang akan dipakai Zee nanti. Meksipun hatinya terluka Nunew tetap menyiapkan baju terbaik untuk Zee.

Memangnya hati siapa yang tidak akan sakit, saat kau menyiapkan pakaian suamimu untuk bertemu dengan kekasihnya. Namun Nunew bisa apa, inilah resiko yang harus diterima nya sejak awal.

"Mencintaimu memang menyakitkan, namun untuk kehilanganmu aku belum siap. Sebentar lagi, hanya sebentar lagi izinkan Nu untuk memiliki Hia sebentar lagi". Nunew menghapus air mata nya yang tanpa ia sadari sudah mengalir di pipinya.

Setelah selesai menyiapkan pakaian Zee, Nunew segera pergi keluar dari kamar tersebut. Dan pergi menuju kamarnya sendiri. Dia tidak ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Zee pergi keluar nanti. Sungguh hatinya sudah tidak sekuat itu.

Nunew merebahkan badannya diatas kasur. Matanya memandang kosong langit-langit kamarnya. Tanpa sadar air matanya sudah kembali menetes.

"Hiaa, Nu rindu Hia. Nu rindu hia yang dulu menyayangi Nu".

Hiks hiks hiks.

"Maafkan Nu Hia, maafkan Nu sudah begitu egois karena menerima perjodohan ini".

Hiks hiks hiks.

"Sekali saja, bisakah sekali saja hia melihat nu. Tidak bisakah sedikit saja hia coba untuk mencintai nu".

Hiks hiks hiks

"Nu sakit hia, hati nu sangat sakit saat hanya ada kebencian dimata hia untuk nu sekarang".

"Hiaa, maafkan nu masih begitu egois tak ingin melepaskan hia. Maaf karena Nu belum siap jika harus benar-benar kehilangan hia".

"Sebentar lagi hia, hanya sebentar lagi biarkan nu egois sedikit lagi untuk tetap memiliki hia"

Lelah menangis Nunew akhirnya terlelap dengan sisa airmata yang masih basah di pipinya.

Sedangkan diluar kamar tanpak Zee yang terduduk di depan kamar Nunew.
Pandangannya menerawang jauh, entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini.

Yaa Zee mendengar semua tangisan Nunew, karena saat itu Zee ingin mengatakan sesuatu kepada Nunew. Namun saat akan membuka pintu kamar Nunew, Zee justru mendengar Nunew sedang menangis. Zee hanya terdian didepan kamar Nunew. Mendengarkan semua tangisan Nunew tersebut.

Zee tau, bahkan sangat tau bahwa dia sudah melukai Nunew begitu dalam. Namun dia disini dia juga terluka.

Bagi Zee Nunew hanyalah adik kecil yang selalu ingin dia jaga. Dulu mereka sangat akrab. Zee selalu menjaga dan melindungi Nunew. Zee selalu memberikan kasih sayang yang besar untuk Nunew, karena Zee tau Nunew kekurangan kasih sayang dari orang tuanya yang selalu sibuk bekerja.  Zee yang selalu ada saat Nunew butuh.

Namun semua berubah karena perjodohan itu. Zee tak bisa menerima karena baginya Nunew hanyalah seorang adik. Dan Zee sudah memiliki kekasih yang sangat dia cintai.

Zee tak ingin menyakiti hati kekasihnya. Zee sudah meminta Nunew untuk sama-sama menolak perjodohan tersebut. Namun kenyataannya Nunew hanya menerima perjodohan tersebut yang menyebabkan orang tuanya memaksaknya menerima juga.

Mulai saat itu hubungan mereka merenggang, bahkan saat mereka telah menikahpun Zee tak pernah menganggap Nunew sedikit pun. Zee tetap melanjutkan hubungannya dengan kekasihnya tersebut. Dan menyimpan rapat-rapat kenyataan bahwa dia sudah menikah.

Zee tidak sanggup menerima akibat jika kekasihnya sampai tau apa yang telah terjadi dengan hubungan mereka.

Zee tak ingin menyakiti hati kekasihnya yang bisa berujung merenggut nyawa kekasihnya. Penyakit jantung yang sudah diderita kekasihnya dari kecil membuat Zee begitu berhati-hati.

Jujur saja Zee tak ingin menyakiti Nunew sedalam itu, karena baginya Nunew tetap lah memiliki tempat sendiri di hatinya.

Namun Zee pun tak bisa berbuat apa-apa. Dia juga tak ingin menyakiti kekasihnya yang akan berujung membuat dia menyesal.

"Maafkan Hia Nu, Hia harap Nu bisa segera melepaskan Hia. Hia tak pantas untuk Nu cintai  begitu dalam. Hia selalu menyanyangi Nu, tapi maaf Hia tak bisa mencintai Nu".

Zee berlalu begitu saja dari depan pintu kamar Nunew. Dia pergi terburu buru karena kekasihnya sudah menunggunya.

Meninggalkan Nunew yang terlelap bersama lukanya.

ZEENUNEW-oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang