Waktu akan menyembuhkan segala luka.
Atau luka yang akan semakin membusuk seiring berjalannya waktu.Entahlah karena bagi Nunew waktu seakan tidak pernah berjalan sejak iya merasa terluka.
Waktu seakan terhenti pada saat luka itu ditikam pada hatinya.
Hingga luka itu kian lama semakin membusuk karena tidak pernah terobati.Kemana dia yang dulu penuh cinta.
Kemana hari-harinya yang dulu penuh ceria.
Semuanya kini menjadi hampa dan gelap.
Dunia benar-benar sudah tak ada artinya lagi.Langkah kaki gontai menyusuri lorong-lorong gelap ditengah gelapnya malam.
Menerjang sunyi yang kian mencekam.
Berjalan terseok-seok tak tentu arah.
Entahlah, dia hanya ingin terus berjalan meski tak ada tujuan.Angin malam kian menusuk tulang tubuh yang rapuh.
Namun tak menyurutkan niat sang empu untuk terus memaksa kakinya melangkah meski tertatih.Hingga akhirnya tubuh itu berhenti tepat di depan sebuah rumah.
Rumah yang dulu pernah menjadi miliknya meski sedikit memaksa.
Namun kini rumah itu sudah kembali pada pemiliknya.Ya, satu tahun sudah berlalu.
Saat dimana nunew memutuskan untuk melepaskan zee.
Saat zee pergi untuk bertemu kekasihnya.
Saat itu pula nunew juga pergi meninggalkan rumah itu dan sepotong kertas perceraian.Nunew menyerah untuk membuat zee mencintai nya.
Nunew tak ingin terus menjadi sosok egois yang terus memaksa zee untuk berada di sisinya.
Dan juga nunew tidak sanggup jika harus terus menerima kebencian dari orang yang dia cintai.Nunew menatap nanar rumah yang kini sudah penuh cinta.
"Nu mencintai hia selamanya, maka berbahagialah hia dengan orang yang kini hia cintai".Nunew berbalik dan kembali terus melangkah.
Memaksa kakinya yang sudah mulai lelah.
Entah kemana dia hanya ingin pergi sejauh mungkin.Sedangkan dirumah itu zee merasakan ada yang memperhatikan nya melalui jendela.
Namun saat dia membuka pintu dia tak menemukan siapapun.
Namun semilir angin membawa aroma yang begitu familiar.
"Mungkinkah itu kamu nu.. "
Namun zee Segera menepis pikiran nya ketika seseorang di dalam rumah memanggil namanya.Sementara itu setelah sekian lama kembali berjalan.
Kini nunew berhenti pada sebuah jembatan diatas danau.
Memandang kosong pada bayangan bulan diatas danau."Aku hanya ingin dicintai, namun hanya kebencian yang kudapat. "
" Aku hanya ingin bahagia, namun kenapa derita yang selalu menghantui. "
"Apakah sesulit itu? Sebegitu berdosa kah aku? ”" Tuhan, ini untuk terakhir kalinya aku meminta padamu. ”
" Aku hanya ingin tenang, maka izinkanlah "
Byuuur bunyi kecipak air begitu jelas ditengah malam yang sunyi.
Semakin lama semakin hening.
Dibawah cahaya bulan nunew menjemput tenang yang dia inginkan.
Tenggelam bersama lukanya.
.
.
.
.
.
.
.
.Sesak semakin lama rasa sesak itu semakin menghimpit dadanya.
Nunew terbangun dengan nafas yang terengah-engah.
Masih belum memahami situasi yang terjadi.
Hingga akhirnya rasa sesak itu mereda dan pikiran kembali jernih.Memandang sekeliling tempat iya kembali terbangun.
Tempat yang terasa asing namun familiar.
Apa yang sebenarnya terjadi saat iya melompat ke danau.
Iya yakin saat itu dia tak mungkin selamat.Tapi yang terjadi sekarang membuat nya semakin bingung.
Mencoba untuk turun dari tempat tidur meskipun agak sedikit sulit.
Namun saat dia menatap pantulan dirinya dicermin.
Ada hal yang membuatnya lebih terkejut.
Hal yang menurutnya tak masuk akal, namun itulah yang terjadi......
(continue)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEENUNEW-oneshoot
Short StoryOne Shoot . . . Cuma fiksi karangan author. Update kalau lagi ada ide.