Sigma ku

19.6K 1.2K 16
                                    

Malam hari menampakkan sinar rembulan yang begitu indah. Keheningan melanda di jembatan yang memang sedang sepi karena malam hari yang datang

Seorang anak berumur 8 tahun itu termenung menatap air yang ada di bawah jembatan itu, namun tatapan anak itu sangatlah kosong dan tak ada keinginan untuk hidup. Terus merenung sampai tak sadar sebuah mobil berhenti tak jauh darinya

Anak itu menaiki pagar pembatas itu dengan pelan sebelum sebuah pelukan dapat ia rasakan dan akhirnya terjatuh cukup keras

"Kamu tak apa?" Anak itu mendongak menatap anak sebayanya yang mengulurkan tangan padanya

Rambut hitam legam dengan pupil hitam pekat dan terdapat syal yang terlilit di lehernya

Anak itu menatapnya dengan terpesona kala angin malam menerpa rambut anak itu dan menambah nilai cantik di wajah itu

Tapi tunggu, kenapa ada aroma lavender di tubuh anak ini?

"Namaku Ken, siapa namamu?"

Ah jadi namanya Ken

Anak itu berdiri mengabaikan uluran tangan Ken

"Apa kamu mau bunuh diri? Kenapa?" Anak itu hanya diam saja dan menatap ke arah dimana matahari mulai terbit menandakan akan dimulainya pagi hari

Sean segera menoleh kala sebuah tangan menyentuh bahunya lembut

Ah kenapa Ken terlihat sangat cantik dimatanya walaupun hanya tampan yang bisa mendeskripsikan seorang Ken

"Enyahlah" ucap anak itu kembali ke pagar jembatan itu

Gerakan anak itu tertahan kala sebuah tangan menggenggam lengannya, ia menatap Ken dengan ekspresi dingin

"Ayo berteman denganku"

Hening

Anak itu mengangkat sebelah alisnya, setelah itu tersenyum remeh

Oh ayolah emang ada manusia bodoh didunia ini yang mengajakmu berteman tanpa ada sesuatu?

Anak itu ah tidak, panggil saja Sean. Ia melepas lengannya dari tangan Ken dan langsung menghela nafasnya pelan

"Apa maumu?"

"Mau ku? Berteman denganmu"

Hening

Ah mungkin anak ini pengecualian

Sean berbalik berniat ingin pergi "Aku tak tertarik" tapi Ken kembali memegang lengannya membuat Sean menatapnya malas

Ah tapi aroma ini lagi

Entah mengapa aroma ini membuat jantungnya menggebu-gebu

"Siapa namamu?"

"Kenapa aku harus memberitahumu?"

Sean menghentikan langkahnya, ia menoleh "Dan satu lagi, aku tak berniat bunuh diri" setelah mengatakan itu Sean langsung pergi

Meninggalkan Ken yang menatapnya dengan wajah memerah malu, kulitnya yang putih begitu ketara jika memerah

"Tuan muda, mari pulang"

"Paman, nanti siang anterin ke sini lagi ya"

"Kenapa?"

Ken tersenyum lebar yang mana membuat semua orang yang melihatnya sangat lucu, bahkan sang sopir yang melihatnya terpana

E   N   I   G   M   A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang