apa?

10.2K 665 114
                                    

Ken terus menatap arah jendela dengan tatapan kosong. Tangannya semakin mengeratkan pelukan lututnya erat menikmati sinar matahari yang menyinari jendela dan sebuah pohon besar yang rindang

Hingga sebuah feromon datang

Ini Sean

Namun tetap, Ken tak bergeming dari tempatnya

Suara pintu terbuka menandakan pintu itu terbuka. Terlihat Sean yang masih mengenakan jas hitamnya

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Sean

Tak ada jawaban

Sean berjalan menuju ke arah Ken dan langsung duduk disebelahnya

Kepalanya ia sendenkan pada bahu itu dan memejamkan mata

Ken tak bergeming. Sekali lagi fokusnya pada jendela itu

Mereka berdua saling diam, tak ada yang berniat membuka pembicaraan satu sama lain

Beberapa menit telah berlalu. Kini retina Ken melirik Sean yang tengah tertidur pulas di bahunya

Tangannya terkepal kuat

Hembusan nafas terdengar

Ken memilih menatap kembali jendela yang tak jauh darinya
















Sean tersenyum kecil kala melihat Ken makan dengan lahap di pangkuannya

Ia hanya sibuk mengelus perut dan rambut Ken perlahan

Ken memilih abai. Fokusnya hanya pada makanan yang ada di depannya

Tak terasa makanan sudah habis

Dirasa kenyang, Sean mengambil air di sebelahnya dan meminumnya

Dagu Ken ia apit dengan jari-jarinya dan kedua bibir itu saling bersentuhan

Air mengalir disudut bibir mereka

Ken hanya pasrah saat Sean mulai memakan kembali bibirnya. Dia hanya memejamkan mata dan mengikuti ritme lidah Sean yang bergerilya di rongga mulutnya

Mereka melepas pungutannya dengan Ken terengah-engah

Sean melihatnya dengan tatapan terpesona

Lidahnya terjulur untuk menjilati bibir Ken yang membuka itu

Tatapan mereka beradu. Hingga Ken mengalihkan pandangannya untuk kembali menatap piringnya

Saat akan mengangkat piringnya, suara dari Sean membuatnya mematung dengan ekspresi terkejut

"Surat itu... Dimana sekarang?"

Ken bangkit dari duduknya

Sebuah tangan melilit perutnya erat hingga dia tak bisa berdiri

Maka Ken hanya menaruh piringnya lagi sambil berkata "Aku tak mengerti maksudmu"

Terasa tangan Sean yang semakin mengeratkan pelukannya

Sean memajukan wajahnya, menumpukan dagunya pada bahu Ken

Sean menghirup leher Ken dalam-dalam

Ah aroma ini sangatlah enak. Seakan aroma ini memancingmu untuk terus memakan sang pemilik aroma

"Yah mungkin dicuri kucing nakal?"

Ken menaikkan sedikit bagu kirinya risih saat Sean menjilat lehernya yang masih terdapat gigitannya

Ah apa akan terjadi lagi?

Hingga sebuah suara ponsel mengalihkan perhatian mereka berdua

Ken bernafas lega

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

E   N   I   G   M   A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang