Ken terus menatap arah jendela dengan tatapan kosong. Tangannya semakin mengeratkan pelukan lututnya erat menikmati sinar matahari yang menyinari jendela dan sebuah pohon besar yang rindang
Hingga sebuah feromon datang
Ini Sean
Namun tetap, Ken tak bergeming dari tempatnya
Suara pintu terbuka menandakan pintu itu terbuka. Terlihat Sean yang masih mengenakan jas hitamnya
"Bagaimana kabarmu?" Tanya Sean
Tak ada jawaban
Sean berjalan menuju ke arah Ken dan langsung duduk disebelahnya
Kepalanya ia sendenkan pada bahu itu dan memejamkan mata
Ken tak bergeming. Sekali lagi fokusnya pada jendela itu
Mereka berdua saling diam, tak ada yang berniat membuka pembicaraan satu sama lain
Beberapa menit telah berlalu. Kini retina Ken melirik Sean yang tengah tertidur pulas di bahunya
Tangannya terkepal kuat
Hembusan nafas terdengar
Ken memilih menatap kembali jendela yang tak jauh darinya
Sean tersenyum kecil kala melihat Ken makan dengan lahap di pangkuannya
Ia hanya sibuk mengelus perut dan rambut Ken perlahan
Ken memilih abai. Fokusnya hanya pada makanan yang ada di depannya
Tak terasa makanan sudah habis
Dirasa kenyang, Sean mengambil air di sebelahnya dan meminumnya
Dagu Ken ia apit dengan jari-jarinya dan kedua bibir itu saling bersentuhan
Air mengalir disudut bibir mereka
Ken hanya pasrah saat Sean mulai memakan kembali bibirnya. Dia hanya memejamkan mata dan mengikuti ritme lidah Sean yang bergerilya di rongga mulutnya
Mereka melepas pungutannya dengan Ken terengah-engah
Sean melihatnya dengan tatapan terpesona
Lidahnya terjulur untuk menjilati bibir Ken yang membuka itu
Tatapan mereka beradu. Hingga Ken mengalihkan pandangannya untuk kembali menatap piringnya
Saat akan mengangkat piringnya, suara dari Sean membuatnya mematung dengan ekspresi terkejut
"Surat itu... Dimana sekarang?"
Ken bangkit dari duduknya
Sebuah tangan melilit perutnya erat hingga dia tak bisa berdiri
Maka Ken hanya menaruh piringnya lagi sambil berkata "Aku tak mengerti maksudmu"
Terasa tangan Sean yang semakin mengeratkan pelukannya
Sean memajukan wajahnya, menumpukan dagunya pada bahu Ken
Sean menghirup leher Ken dalam-dalam
Ah aroma ini sangatlah enak. Seakan aroma ini memancingmu untuk terus memakan sang pemilik aroma
"Yah mungkin dicuri kucing nakal?"
Ken menaikkan sedikit bagu kirinya risih saat Sean menjilat lehernya yang masih terdapat gigitannya
Ah apa akan terjadi lagi?
Hingga sebuah suara ponsel mengalihkan perhatian mereka berdua
Ken bernafas lega
KAMU SEDANG MEMBACA
E N I G M A
RomanceMerubah alpha menjadi omega emang bisa? Di dunia dimana kasta alpha lah yang paling berkuasa Mereka tak menyadari bahwa dunia lebih luas dari dugaan mereka sampai dimana mereka tak menyadari kasta tertinggi yang sebenarnya . . . "Sean.... a-aku s...