Bayangan Masa Lalu (2)

7.9K 660 23
                                    

Mulut Ken terdiam kaku, matanya melirik Sean melalui cermin. Menampakkan Sean yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk

Sean hanya diam saja saat ia selesai berbicara dengan ibunya

Tak ada sepata kata pun tak terucap di bibir Sean

Tapi untunglah, ia tak harus mencari alasan atas pertanyaan Sean. Tapi itu sedikit aneh mengingat Sean yang pasti akan selalu menanyakan apapun jika itu mengenai dirinya

Setelah selesai dengan kegiatannya, Sean menaruh handuknya disamping dan mengambil hair dryer guna mengeringkan rambutnya

"Emm kak" akhirnya Ken memulai pembicaraan

"Eng?"

Hening


Sean menunggu Ken yang sepertinya ragu untuk mengatakannya

"B-bagaimana jika Ken sekarang memiliki kamar sendiri?" Ucapnya sangat pelan tapi Sean mampu mendengarnya



Hening


Tubuhnya tiba-tiba terangkat dan duduk dipangkuan Sean, dengan perlahan ia menatap Sean yang menatapnya dengan ekspresi tak terbaca

Tangannya terkepal kuat, tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya

Tapi jujur Ken saat ini sangat ketakutan

Tangan Sean terjulur mengelus punggungnya pelan dan




"Akhh"




Ken mencoba menarik tangan Sean yang menarik rambutnya kuat, rambutnya terasa tercabut karena saking kuatnya

"Hikss kak"

Tak ada ekspresi yang bisa Ken baca dari wajahnya, tapi ia bisa tahu bahwa Sean saat ini murka

Seharusnya ia tak membicarakan ini terlebih dahulu

"Kenapa? Apa Ken bosan denganku?" Ken menggeleng kuat, ringisan terus terdengar karena Sean tak kunjung melepas tarikannya

"Hiks ngga..."

"Terus kenapa? Hei"

Sean melepas tarikan rambutnya dan segera Ken memeluk tubuh Sean dengan tubuhnya yang gemetar takut. Tangisan terus terdengar dari bibirnya, namun Sean bungkam tak membalas pelukan Ken ataupun berbicara

"Hikss maaf... Maaf... Ken"

Sean hanya menghela nafasnya pelan, tangannya dengan lembut menarik dagu Ken untuk menatapnya. Tangan satunya untuk membersihkan air mata yang menghiasi wajah Ken yang cantik ini

"Kenapa kamu ingin pindah kamar?"

"Hikss Ken... Ken udah be-besar, k-ken ingin sendiri"

"Jadi begitu"

Jempolnya dengan lembut mengelus bibir bawah Ken yang basah itu

Ah tubuh Ken semakin gemetar

Firasatnya buruk

Dengan pelan Sean mengangkat Ken untuk duduk di kasur, setelah itu langsung berbalik untuk pergi

Ken yang melihatnya terkejut dan langsung turun dan memeluk Sean dari belakang

Entah mengapa ia mempunyai firasat buruk jika membiarkan Sean pergi sekarang

"Hikss kak... Ja-jangan pergi" Sean hanya diam tak memberontak

Tak ada tanggapan dari Sean membuatnya semakin mengeratkan pelukannya erat

"Kenapa? Ken butuh sendiri kan?"

E   N   I   G   M   A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang