Mulut Ken terdiam kaku, matanya melirik Sean melalui cermin. Menampakkan Sean yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk
Sean hanya diam saja saat ia selesai berbicara dengan ibunya
Tak ada sepata kata pun tak terucap di bibir Sean
Tapi untunglah, ia tak harus mencari alasan atas pertanyaan Sean. Tapi itu sedikit aneh mengingat Sean yang pasti akan selalu menanyakan apapun jika itu mengenai dirinya
Setelah selesai dengan kegiatannya, Sean menaruh handuknya disamping dan mengambil hair dryer guna mengeringkan rambutnya
"Emm kak" akhirnya Ken memulai pembicaraan
"Eng?"
Hening
Sean menunggu Ken yang sepertinya ragu untuk mengatakannya
"B-bagaimana jika Ken sekarang memiliki kamar sendiri?" Ucapnya sangat pelan tapi Sean mampu mendengarnya
Hening
Tubuhnya tiba-tiba terangkat dan duduk dipangkuan Sean, dengan perlahan ia menatap Sean yang menatapnya dengan ekspresi tak terbaca
Tangannya terkepal kuat, tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya
Tapi jujur Ken saat ini sangat ketakutan
Tangan Sean terjulur mengelus punggungnya pelan dan
"Akhh"
Ken mencoba menarik tangan Sean yang menarik rambutnya kuat, rambutnya terasa tercabut karena saking kuatnya
"Hikss kak"
Tak ada ekspresi yang bisa Ken baca dari wajahnya, tapi ia bisa tahu bahwa Sean saat ini murka
Seharusnya ia tak membicarakan ini terlebih dahulu
"Kenapa? Apa Ken bosan denganku?" Ken menggeleng kuat, ringisan terus terdengar karena Sean tak kunjung melepas tarikannya
"Hiks ngga..."
"Terus kenapa? Hei"
Sean melepas tarikan rambutnya dan segera Ken memeluk tubuh Sean dengan tubuhnya yang gemetar takut. Tangisan terus terdengar dari bibirnya, namun Sean bungkam tak membalas pelukan Ken ataupun berbicara
"Hikss maaf... Maaf... Ken"
Sean hanya menghela nafasnya pelan, tangannya dengan lembut menarik dagu Ken untuk menatapnya. Tangan satunya untuk membersihkan air mata yang menghiasi wajah Ken yang cantik ini
"Kenapa kamu ingin pindah kamar?"
"Hikss Ken... Ken udah be-besar, k-ken ingin sendiri"
"Jadi begitu"
Jempolnya dengan lembut mengelus bibir bawah Ken yang basah itu
Ah tubuh Ken semakin gemetar
Firasatnya buruk
Dengan pelan Sean mengangkat Ken untuk duduk di kasur, setelah itu langsung berbalik untuk pergi
Ken yang melihatnya terkejut dan langsung turun dan memeluk Sean dari belakang
Entah mengapa ia mempunyai firasat buruk jika membiarkan Sean pergi sekarang
"Hikss kak... Ja-jangan pergi" Sean hanya diam tak memberontak
Tak ada tanggapan dari Sean membuatnya semakin mengeratkan pelukannya erat
"Kenapa? Ken butuh sendiri kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
E N I G M A
Roman d'amourMerubah alpha menjadi omega emang bisa? Di dunia dimana kasta alpha lah yang paling berkuasa Mereka tak menyadari bahwa dunia lebih luas dari dugaan mereka sampai dimana mereka tak menyadari kasta tertinggi yang sebenarnya . . . "Sean.... a-aku s...