11. SELESAI

133 7 1
                                    

***

Zakry tengah duduk santai di balkon kamarnya sembari menikmati langit malam. Dengan bintang dan bulan yang bersinar sangat indah pada malam ini.
Sambil menikmati udara yang segar pada malam ini, Zakry tiba-tiba teringat kejadian tadi sore di belakang sekolah bersama Rania.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi.
Rania yang telah merapikan semua peralatan tulisnya, melirik Zakry sekilas yang juga telah merapikan peralatan tulisnya. Tanpa pikir panjang Rania menarik lengan Zakry keluar kelas menuju belakang sekolah.
"Lo mau ngomong apa sama gue?"Zakry mengeluarkan suara untuk pertama kalinya hari ini kepada Rania.

Glek
Rania menelan salivanya dengan kasar. Padahal, keberanian dan tekadnya sudah bulat, tapi ketika berhadapan langsung keberaniannya hilang.

"Kalo gada apa-apa gue mau pulang" Belum sempat ia melangkahkan kakinya. Rania sudah terlebih dahulu menahan lengan Zakry.

"M-maaf" satu kata yang keluar dari mulut Rania.

"Buat?"

"kamu marah kan sama aku? Makanya aku minta maaf"

"Emang gue ada alasan buat marah sama lo?"

"Soal itu, kamu harus tanya sama diri kamu alasan kamu marah"

"Ck" zakry berdecak pelan.

Rania sama sekali tidak berani menatap Zakry. Rania terus menundukkan kepalanya.

"Fine, aku perjelas maksud aku ngajak kamu ke sini, aku ngira kamu kecewa sama aku karena kemarin kamu nawarin aku pulang dan aku malah milih pulang sama temen aku"jelas Rania.

Mendengar itu Zakry sedikit kaget, tidak menyangka gadis di hadapannya ini overthingking dengan hal yang terjadi kemarin. Jujur saja ia memang kesal tapi tidak terlalu memperdulikannya. Sadar bahwa Rania tidak berani menatapnya membuatnya tersenyum tipis.

"Jadi gimana?mau maaffin aku?"

"Kalo lo mau gue maaffin liat gue, jangan nunduk. Tadi lo berani ngatain gue pengecut"

"Sekarang yang pengecut siapa? Hm?"bisik Zakry di telinga Rania.

Rania merinding. Mungkin ini hari terakhirnya di SMA UNIVERSE. Dia merasa harus pindah sekolah. Atau mungkin hari terakhir di dunia. Pikirannya sudah membayangkan hal macam-macam. Rania sudah tidak bisa berpikir jernih. Dia salah, karena menantang Zakry. Dia memberanikan diri menatap wajah cowok di hadapannya ini.

Glek
Rania susah payah menelan salivanya.
Dikarenakan wajahnya dan wajah Zakry hanya berjarak sejengkal.
Wajah Zakry menunjukkan ekspresi kesal.

Tanpa berkata apa-apa Zakry melangkah maju mendekati Rania. Rania yang sadar langsung melangkah mundur menjauhkan diri dari Zakry. Jujur saja sekarang dia sedang ketakutan. Sayangnya Rania tidak sadar dia terjebak, dia tidak bisa melangkahkan kaki kemana pun lagi. Zakry terus maju sampai punggung Rania menyentuh tembok di belakangnya. Kemudian Zakry menempelkan telapak tangannya di tembok diantara Rania.

"Jawab siapa yang pengecut sekarang?" Zakry kembali berbisik di telinga Rania.

Rania bungkam. Ia memejamkan matanya berharap ini semua mimpi. Rania akhirnya memberanikan diri dia menatap kedua mata Zakry. Menatap lekat wajah Zakry.

"jawab Rania!"ucap Zakry sambil menyelipkan helaian rambut Rania ke belakang telinganya.

Rania menundukkan wajah sambil berkata. "Maaf, aku yang pengecut, aku yang salah udah nantangin kamu. Maaf sekali lagi" ucapnya pasrah.

Zakry tersenyum puas melihat gadis di depannya ini pasrah. Bukan apa-apa rasanya seperti Rania telah berpihak padanya dibanding kepada cowok kemarin. Sedangkan Rania? Hanya bisa menggigit bibir bawahnya sebisa mungkin menahan bulir-bulir air mata yang ingin jatuh.

"Berapa kali harus gue bilang, tatap mata gue. Jangan nunduk Rania!" Zakry menangkupkan tangannya di pipi Rania memaksa gadis itu menatapnya. Rania tidak kuat menahan tangisannya lagi . Zakry sangat terkejut melihat Rania yang sedang terisak menangis.

"Ke-kenapa? Kenapa kamu kayak gini? Padahal aku cuma pengen minta maaf"

Zakry tidak bermaksud membuat Rania menangis seperti itu. Melihat Rania menangis membuat hatinya ikut terasa pedih, dia merasa bersalah.
"Ran, gue ga bermaksud gitu, gue cuma kebawa emosi. Maaffin gue ya?"

Rania menggeleng ia terlanjur kecewa dan terluka akibat Zakry.
"Ran, im sorry, i didn't mean it"
Zakry mendekat ke Rania, mendekapnya karena telah menyakitinya.
"Sekali lagi maaffin gue, gue tau kalau maaf aja ga cukup. Dan ga bakal ilangin kekecewaan lo sama gue."
Zakry mendekap Rania dengan hangat, sambil mengelus puncak kepalanya. Beruntung Rania Merasa tenang karena Zakry.

 Beruntung Rania Merasa tenang karena Zakry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rania merasa tenang setelah menangis. Sadar bahwa Zakry masih mendekapnya membuatnya melepaskan dekapan Zakry.
Deg deg
Jantung Rania berdegup kencang. Begitu jug dengan Zakry. Mereka sempat diam beberapa saat dengan situasi canggung.


"Maaffin gue sekali lagi"
"Gausa dipikirin. Aku emang baperan hehe"
"Ran, udah gelap, gue anter ya?"
"Gausa Zak. aku naik taxi aja"
"Gada penolakan"

***

Zakry tersenyum mengingat kejadian tadi. Entah kenapa dia tidak bisa melupakannya.
"Cewek aneh" ucapnya sambil terkekeh pelan.
Setidak dia lega Rania bisa lebih tenang karenanya.
Deg.
Kejadian ketika ia mendekap Rania membuatnya berdebar, mukanya merah merona ketika memikirkan itu.
"Ga mungkin gue.."
Zakry tidak percaya dia memilih untuk tidur. Sayangnya Rania terus datang ke pikirannya mengganggunya untuk tidur. Alhasil Zakry tidak bisa tidur semalaman itu dikarenakan Rania. Sepanjang malam itu dia terus terbayang akan kejadian itu.

***

W

aduh bahaya Tanda-tanda Zakry mulai mempunyai rasa rawrr😛😛

EX-CRUSH (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang