1

82 24 19
                                    

Warning!

Hati-hati!Cerita Ini Mengandung Bawang... Jadi,Jangan Menangis Ditengah Cerita. Author Tidak Mau Tanggung jawab!

_________________

"Sebuah kebohongan mencoba untuk menelanku____" Park Jimin.

_____________________________________

~Hello This is Minssi,jangan lupa Vote and Komen___

~Hello This is Minssi,jangan lupa Vote and Komen___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
°
°

Author pov

"Selamat pagi Tuan Park..." Sapa beberapa Maid begitu sang pemilik Rumah tengah menuruni tangga dengan ponsel yang masih menempel pada telinganya. "Pagi..." Jawabnya diimbuhi dengan senyuman manisnya. Kemudian mengubah mimik wajahnya begitu ia masuk kembali pada obrolan teleponnya.

Pria itu menghentikan langkahnya saat dirinya tiba ditangga terakhir. "Minggu ini aku akan keluar negeri-"

"Kau bisa memastikan akan menemukannya saat aku kembali?" Imbuhnya Sembari memastikan disekitar bahwa tidak akan ada yang mendengar percakapannya."Dan ingat satu lagi..." Jimin melangkahkan kakinya kembali dengan sangat perlahan.

"Pastikan bahwa dia tidak akan tau jadwal keberangkatanku dan tidak akan menganggu acara liburanku dan istriku,kau bisa menjamin itu?" Ucapnya masih dengan seseorang diseberang sana. Pria itu mengangguk saat sang lawan bicara memberikan sahutan. "Baiklah,Aku hanya tidak ingin Yeonrin curiga..." Imbuhnya sebelum akhirnya memutuskan sambungan secara sepihak kemudian melangkah kembali.

Park Jimin mengulas sebuah senyuman begitu melihat persepsi sang istri tengah menyiapkan makanan seorang diri di Dapur. Park Jimin sudah berulang kali melarang istrinya itu untuk menyiapkan Sarapan sendirian. Padahal Maid dirumah itu ada banyak sekali,namun wanita keras kepala itu enggan untuk meminta bantuan mereka.

"Istriku ini keras kepala sekali hmm?" Yeonrin menoleh begitu suara lembut milik Park Jimin menyapa rungunya. Pria itu mengecup sekilas pipi sang istri kemudian tersenyum kembali."Padahal disini maid banyak sekali,kenapa tidak mau menyuruh mereka saja?" Jimin memang memarahi,namun nadanya begitu lembut. Pria itu memang tidak bisa kasar terhadap orang yang disayanginya.

Yeonrin terkekeh dengan tangannya yang masih berkutik dengan bekal untuk sang putri. "Awal menikah aku sudah bilang padamu kan? Anak dan suamiku hanya aku yang boleh mengurusnya..." Jawaban yang sudah sering Jimin dengar ini masih saja membuat Jimin merasa gemas. "Urusan sarapan dan kebutuhan pribadi kalian,aku tidak mau menyerahkannya pada maid..Lebih baik repot sedikit daripada merepotkan mereka..." Imbuhnya sambil terkekeh. Padahal jika pagi begini dirinya pun sering terburu-buru ingin segera ke rumah sakit.

LIE (Pjm)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang