BAB - 4

914 32 2
                                    

Laura menyodorkan segepok uang pemberian pria bernama Jeon Elvan, ia segera duduk di atas sofa bertepatan dengan Madam Margareth yang dengan segera meletakkan sepuntung rokok, wajahnya nampak semringah wanita itu pikir mungkin ini sebuah bonus akan semua pelayanan atas pria-pria yang sudah ia sewakan selama rumah bordir yang ia dirikan tidak pernah sepi peminat.

"Apa ini, noona?"

Laura mendengus, ia melipatkan kedua tangannya dan mulai menatap tajam ke arah Madam margareth, mimik wajahnya nampak sangat tidak bersahabat.

"Saya ingin kembali bertemu dengan pria yang saya sewa semalam."

Madam Margareth nampak sedang berpikir, bukankah pria yang seharusnya memuaskan pelanggan VVIP ini tidak jadi hadir karena mengalami sebuah kecelakaan?

"Maaf Noona, sepertinya anda salah paham ...."

"Pria yang anda sewa semalam mengalami kecelakaan tunggal, bahkan sekarang kim Vee barusaja melewati masa kritisnya."

Kedua manik miliknya membulat tajam, Laura segera beranjak dengan tergesa, tubuh ramping gadis itu sempat mondar-mandir di hadapan Madam Margareth.

"Apa madam yakin? Bukankah pria yang aku sewa bernama Jeon Elvan?"

Madam Margareth segera beranjak dan menghampiri meja kerjanya, wanita itu mengeluarkan beberapa dokumen, ia duduk dan mulai membaca setiap lembar yang Laura yakini jika itu sebuah biodata seseorang.

"Maaf Noona, para Pejaka kami tidak ada yang bernama Jeon Elvan."

Laura mendekat, "Apakah anda yakin? Pria itu memperkosaku semalam!"

Ada sebuah penekanan di akhir kalimatnya, mata tajamnya terhunus tak ingin beralih bisa-bisanya ia mengalami insiden memalukan seperti ini, Laura terduduk dengan masih berusaha mencerna kenyataan yang tengah wanita itu harus terima, Laura menarik dokumen itu dan mencoba membaca ulang.

Matanya terhenti lantas berbinar, sepertinya menyelesaikan masalah dengan kembali bermalam dengan pria sewaan sangatlah ia butuhkan, Laura menarik beberapa lembar kertas dan menatapnya dengan sangat hati-hati, wanita itu mulai kembali membaca setiap username yang tertera.

"Kim Jeonathan."

"Aku sudah pernah menyewa nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku sudah pernah menyewa nya."

Laura sempat berpikir sejenak dengan cukup serius ia berusaha untuk kembali membaca, mimik wajahnya selalu bersemangat untuk memilah pejaka mana yang harus menemaninya ketika ia butuh sebuah manjaan.

"Park Jimmie."

"Permainannya sangat memuaskan, sayang aku tidak mau memakainya untuk kedua kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Permainannya sangat memuaskan, sayang aku tidak mau memakainya untuk kedua kalinya."


"Apa pria ini barang barumu?"

Laura menyodorkan sebuah biodata, ia tengah menunggu jawaban setelah Madam margareth meraih kertas itu dan mulai kembali membaca dengan rinci.

"Dia sangat banyak peminat, tapi dia sangat mahal Noona."

"Aku tidak perduli akan harga, aku kembali membutuhkan sebuah kepuasan."

"Bisakah malam ini aku menyewa pria itu?"

Madam margareth sempat berpikir sejenak, Pejaka premium ini barang yang sangat susah ia bujuk, Madam termenung kenapa ia masih menyimpan pria itu? Seharusnya ia memecat nya karena pria itu bekerja hanya sesuai keinginannya.

"Maaf noona, sebaiknya anda mencari pejaka yang lain."

"Berapa harga pria itu?"

Laura menegaskan kembali akan keinginannya, ia merebut secarik kertas itu dan membaca username yang sudah tertera.

"Kim Jeovanka?"

"Kim Jeovanka?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu miliar untuk semalam, bagaimana madam?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu miliar untuk semalam, bagaimana madam?"

"Dan uang yang berada diatas mejamu itu akan menjadi bonus tambahan, asalkan pria bernama Kim Jeovanka mampu memberikan apa yang aku butuhkan."

"Baiklah, aku tidak bisa menolak keinginan pelanggan."

"Noona bisa menunggunya nanti malam di Hotel seperti biasa."

Laura mengangguk patuh, ia membenarkan sejenak pakaian yang tengah ia kenakan dan kembali mengambil langkah menuju pintu keluar, memangnya siapa orang yang mampu menolak nominal uang?

CRUEL LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang