BAB - 3

1.2K 39 1
                                    

Sinar matahari kembali menyapu lembut wajah lelah milik Laura, wanita itu mengucek sebelah matanya lantas menggeliatkan seluruh tubuhnya untuk segera beranjak bangkit dari tempat tidur, wanita itu fikir jika pria yang sudah ia sewa semalam tentu sudah meninggalkan nya seorang diri.

Laura mengerjap, dan terkesiap ketika suara bariton menyambut paginya.

"Good morning, Noona Laura."

Aroma musk yang sebelumnya belum pernah menyeruak dalam indra penciuman nya kini nampak berbeda, pria semalam berubah drastis dan kini Laura tahu betul siapa pemilik tubuh kekar semalam yang dengan sangat kurang ajar justru memperkosanya.

"Urusan kita sudah selesai."

Laura membelitkan selimut tebal itu untuk menutupi tubuh Naked miliknya dan berjalan perlahan karena rasa nyeri di area sensitif miliknya berkedut ngilu, Pria bajingan! Laura memonolog tak percaya jika permainan pria di hadapan nya sangatlah brutal.

"Bagaimana kepuasan yang saya berikan?"

"Sepertinya having sex di pagi hari sangat bagus untuk kesehatan," godanya dengan meletakkan secangkir kopi lantas menatap lekat setiap tubuh Laura. Tubuh kekar itu kembali beranjak dan mulai mengambil langkah namun di hiraukan oleh Laura yang justru lebih memilih untuk memilah beberapa pakaian ganti dan pergi ke dalam kamar mandi.

"Tunggu dulu, Noona."

Cekalan kuat di lengan kiri Laura berhasil membuat sang empunya memekik lantang, dan menoleh dengan tatapan paling sinis yang wanita itu miliki, Jeon Elvan justru terkekekeh beberapa kali menyaksikan bagaimana mimik wajah Laura nampak tak suka dengan keberadaan nya.

"Kau menipuku!"

Jeon Elvan menarik paksa lengan Laura, mengikis jarak keduanya yang berhasil membuat tubuh ramping Laura terjatuh tepat di pelukan kokohnya, Elvan memperhatikan setiap inci lekuk wajah Laura, masih sama dengan yang dulu, cantik dan elegan meski keangkuhan yang berdominan tak mampu membuat seorang Jeon Elvan memupus rasa yang berganti menjadi obsesi untuk balas dendam.

"Tidak ada yang dirugikan, sayang ...."

Elvan menyentuh dagu Laura, menariknya mendekat dan berniat untuk sedikit memberikan kecupan sebelum Laura kembali memberontak menolak secara terang-terangan, Elvan mencengkeram lengan nya semakin kuat.

"Kau menyakitiku, Elvan!"

Satu alisnya terangkat, penghinaan keluarga Madness jauh lebih menyakitkan, masa lalu yang menjadi bayang-bayang seorang Jeon Elvan pengusaha terkaya kedua kini semakin tak sabaran, Laura harus bertekuk lutut padanya.

"Hinaan keluargamu jauh lebih menyakitkan!" Elvan mendekatkan wajahnya, mata merahnya semakin menyeramkan.

Laura nampak berpikir, apakah ia melupakan satu kejadian?

"Lepaskan Brengsek! Kau menyakitiku!"

"Aku akan komplain kepada Madam, kau justru memperkosaku!"

Laura kembali berusaha memberontak sekuat tenaga, ia merasa sangat murka karena mendapati penipuan seperti saat ini.

"Siapa kau?"

"Jangan macam-macam! Aku akan menuntutmu kali ini, bisa-bisanya pria sewaan sepertimu memperkosa ku!"

Laura mengulangi kalimat itu, ia merasa sangat dirugikan meski tak mampu ia pungkiri jika permainan ranjang pria di hadapan nya ini sangat memuaskan.

Apa yang kau pikirkan Laura? Ia segera menepis semua kekaguman yang sempat hinggap dalam pikirannnya, perdebatan itu kembali berlanjut dan semakin dekat ketika Jeon Elvan kembali merengkuh pinggang Laura dan meremas bongkahan bokongnya, Pria itu mendaratkan satu kecupan dan meninggalkan Kissmark di leher Laura.

"AAAAA!"

Laura berhasil mendorong tubuh kekar Elvan dan menjauh, sejauh-jauhnya memberikan jarak aman agar ia tak jatuh dalam buaian pria di hadapan nya.

"Aku mengembalikan uang sewamu, kini aku yang membayarmu dua kali lipat, Jalang!"

Elvan meletakkan segepok uang di atas nakas dengan wajah angkuhnya, ia membenarkan dasi miliknya, tatapannya masih tertuju kepada Laura yang bergeming di tempat. Sepertinya ia belum mengerti dari setiap ucapan yang di lontarkan oleh Elvan, sampai akhirnya tubuh kekar pria itu lenyap bersamaan dengan dentuman pintu yang tertutup.

Laura menghela napas berat, ia masih dengan keterkejutannya kali ini jika pemandangan barusan sangat membuatnya harus berpikir keras.

"Jeon Elvan, wajahnya nampak familiar."

Laura segera membersihkan diri dan berkemas, ia sempat menghubungi Fiona sebelum akhirnya wanita itu memutuskan untuk segera berangkat menuju perusahaan miliknya dan melupakan kejadian semalam.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CRUEL LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang