Kenapa Baru Bilang?

Hatiku...

Sudah mau kenaikan kelas. Hatiku selalu senang jika ada pelajaran geografi. Entah kenapa! Tapi senang ajah.

Akibat dari seringnya teman-teman meledekku,aku punya sedikit rasa cinta padanya.

Tapi aku masih belum bisa menangkap basah dia melihatku. Aku juga masih belum menebak-nebak perasaan dia. Yah aku berfikir mungkin saat ini hanya aku yang suka. Sedangkan dia tidak.

"Ya! Lu mau masuk IPA atau IPS" tanya Diah.

"Alien" ucapku ngaco.

"Ya? Kalau luh demen gak usah munafik kali!" Ucap Ical.

Aku diam dan masih melamun.

"He to the lllooo bangun woy" ucap Ical sambil teriak di telingaku.

"Emang luh kira gua budeg gitu? Ngomong biasa ajah bisa gak?" Ucap gua marah.

"Gua udah beribu-ribu kali manggil eluh! Eluh kenapa hah?" Tanya Ical

"Gak,gak apa-apa" ucapku gugup.

"Luh kenapa? Jangan bohong please!" Ucap Diah kepo.

"Enggak! Udahlah! Gua mau belajar!" Ucapku bohong

"Ya jangan bohong" pinta Ical.

Aku malah pergi dan meninggalkan mereka. Aku melihat pak Wahyu sedang berbicara dengan muridnya. Dia tertawa-tawa seperti tak punya beban.

*kapan yah dia bisa seperti itu ke gua? Tertawa dan bicara seperti gak punya beban. Sedangkan ke gua* gumamku dan langsung di kagetkan oleh dua anak calang.

DOOOORRRRRRRR

"Lagi ngeliat sapa luh?" Tanya Ical.

"Oohhh Dia" lanjut Diah.

"Jujur sama kita! Elu kenapa ama dia!" Bombardir Ical.

"Kapan dia bisa begitu sama gua yah Cal?" ucapku polos.

"Sebelum dia ngapus rasanya ke eluh" lanjut Diah.

"Rasa apa Diah? Gak mungkin dia suka sama gua! Secara anak-anak sini apalah-apalah" ucapku sambil menunduk

"Cinta gak memandang fisik Ya!" Ucap Diah.

"Luh suka ama dia?"tanya Ical lagi.

"Gua gak tau Cal! Tapi di sini ada rasa aneh! Rasa yang gak bisa di jelasin sama kata-kata. Rasa yang entahlah....." ucapku menghentikan penjelasanya.

"Itu namanya elu suka ama dia Ya! Elu mesti ngejar dia" ucap Diah.

"Apa mungkin? Entahlah" ucapku pasrah

*************

Jangan lupa vote yah! :)