Dia..

28 2 0
                                    

Sudah hampir kenaikan kelas tiga. Dia mulai berubah sikap kepadaku. Dia sekarang menjauhiku jika ada teman-temanku. Tetapi,jika dia melihatku sendiri. Pasti dia mengajak ngobrol atau hanya say hello!

Jangan tanya hatiku! Karena sesungguhnya,aku sudah hampir melupakannya.

Aku sadar jika dia sudah ada yang punya dan aku masih mengharapkanya! Tapi aku sudah mulai berhenti memujanya. Karena eh karena,aku gak mau jika suamiku kelak ada yang menyukai meski dia sudah jadi milikku..

Aku ke ruang guru bersama teman sekelasku untuk mencari buku teman sekelasku. Di ruangan itu,aku hanya melihat pak Wahyu sedang berkutat dengan laptopnya.

Aku mencari kesana kemari,dan sudah di pastikan aku tidak menemukan meja Pak Galih. Dia yang *KATANYA* teman aku lagi ngeliatin kepadaku. Malah tidak membantuku sama sekali.
Waktu teman aku,aku suruh balik ke kelas untuk nanya bukunya di letakkan di mana oleh pak Galih.

"Nyari apa?" Tanyanya.

"Hah? Oh eh... nyari buku pak"

"Siapa gurunya?"

"Pak Galih pak!" Ucapku sambil menunduk.

"Tuh di situ? Ketemu?"

"Di mana pak?" Tanyaku bingung.

Dia langsung mengahampiri dan menunjuknya.

"Ituh! Nah ini nih" ucapnya sambil memberi buku itu padaku.

"Terima kasih pak" ucapku masih nunduk

Dia diam dan langsung mengotak-atik laptopnya.

"Ketemu di mana mbak?" Tanya Tia

"Ituh,yang nyari pak Wahyu!" Ucapku.

"Tuh orang! Bukanya dari tadi ngebantuinya" ucap Tia ngamuk.

"Udahlah! Tia"ucapku menjaga kesabaranya.

"Dia itu bener-bener dah!" Ucap Tia greget.

Dan setelah itu,kami langsung ke kelas dan membagikan buku kepada teman-teman.

*******************

Kenapa Baru Bilang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang