Enam

4 0 0
                                    

     Jaydyn Tjanuarta adalah sosok manusia yang terlahir dengan kesempurnaannya. Terlahir dari keluarga terpandang, mempunyai penampilan yang menawan dan memukau membuat siapapun yang melihatnya akan kagum—dan mengantri di belakangnya untuk menjadi istrinya.

     Jaydyn melangkahkan kakinya menuju sosok perempuan yang sangat ini tengah bercengkemara dengan anak-anak panti kasih ibu. Hari ini adalah jadwal rutin yang selalu ia adakan ketika ia habis menerbitkan bukunya.

     Jaydyn mengeluarkan tangannya dari saku celananya ketika perempuan itu tengah melambaikan tangannya bersama dengan anak-anak yang lain. Melihat itu membuat senyum terbit di wajah Jaydyn Tjanuarta—Putra pemilik Tja lines Group.

     "Jay, katanya Devi mau ketemu lo. Ayo sayang kenalan dulu sama Kak Jaydyn," katanya dengan lembut kepada anak perempuan yang tengah duduk di pangkuannya.

     Jaydyn berjongkok lalu mengusap kepala anak perempuan yang bernama Devi itu dengan lembut, "Hai, Devi ya? Kenalin nama saya Jaydyn," sapa Jaydyn dengan mengulurkan tangan kanannya.

     Jaydyn melihat bagaimana perempuan itu membawa tangan Devi yang kecil bersama dengan tangannya untuk berjabatan tangan dengannya. Jaydyn tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya saat ini.

     Mereka tertawa dan bercanda sampai sebuah suara memanggil dirinya. "Ra, gue ke sana dulu," katanya kepada perempuan itu.

     Amara menoleh ke arah Jaydyn lalu menganggukan kepalanya dan kembali bermain dengan anak-anak. Jaydyn yang melihat itu tersenyum lalu bangkit dan menepuk pelan kepala Amara dua kali.

      Jika ditanya apa yang ia ingingkan di dunia ini untuk saat ini adalah Amara jawabannya. Ia menginginkan Amara untuk menjadi miliknya seorang. Memastikan senyum perempuan itu tidak hilang dan menjaganya dengan aman di sisinya.

      Amara adalah sosok perempuan dengan jiwa sosial yang besar dan jiwa keibuan yang tidak kalah besar juga. Amara adalah paket komplit untuk menjadi karakter seorang istri idaman. Sekalipun memilik kekurangan namun Jaydyn tahu bahwa banyak kelebihan Amara yang menonjol dan bisa menutupi kekurangannya itu.

      Jaydyn ingat lima tahun yang lalu ketika dirinya menerbitkan buku pertamanya hanya untuk mendekati perempuan itu. Bagaimana perempuan itu menemaninya dan memberi tahu apa yang seharusnya ia lakukan. Seperti kegiatan rutin kali ini—semua itu adalah ide dari Amara ketika ia bingung ingin di buat apa uang kompensasi dari penjualan bukunya.

     Lalu Amara yang kesal ketika tahu bahwa uang kompensasi penjualan buku tidak seberapa dari pendapatannya perbulannya—hal yang membuat Jaydyn tertawa memikirkannya. Dan Amara mencentuskan ide untuk menyumbangkan seluruh hasil kompensasinya ke panti-panti atau Yayasan yang membutuhkan.

     Dan di sini lah mereka membuat acara kecil-kecilan namun sangat berharga. Di sini pula dimana Jaydyn tahu bahwa dirinya semakin jatuh dalam pesona Amara Raharja. Walaupun terkadang perempuan itu sangat keras kepala dan galak.

­­­­_____

     Amara menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil milik Jaydyn ketika ia selesai memasangkan seatbelt dan mobil yang mulai berjalan. Amara bersedikap dada lalu menoleh ke arah Jaydyn yang sedang fokus menyetir mobil Audi hitam milik lelaki itu.

     "Jay, makan dulu ya. Gue laper."

     Jaydyn melirik sekilas, "Drive thru aja ya? Kita pesen starbuck sama McD untuk ganjel perut lo sementara."

     Amara menganggukan kepalanya lalu menoleh ke samping dan menatap mobil-mobil yang melaju kencang di jalan tol ini. Amara diam memikirkan perbuatannya beberapa bulan yang lalu kepada lelaki di sampingnya. "Jay, maaf..."

Le Monde est à NousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang