Kematian tragis yang menimpa aktor Jacob Doyle sangat menggegerkan. Kendati semasa hidupnya Jacob bukankah aktor yang cukup terkenal, keterlibatan Joey Carter lah yang membuatnya menjadi topik utama di berbagai negara. Banyak spekulasi yang dilontarkan publik terhadap masalah ini, dan tentu saja Joey Carter tak luput dari sasaran.
Malam itu juga, usai gerombolan orang yang memadati lokasi dibubarkan, mayat Jacob diangkut ambulans serta polisi mengamankan lokasi kejadian dengan memasang garis polisi, Joey Carter dinyatakan sebagai saksi atas terbunuhnya Jacob Doyle oleh orang asing yang masih identitasnya diselidiki.
Esok harinya, Joey melalui lima jam pemeriksaan dengan diberi puluhan pertanyaan.
Sheira asistennya tak bisa menahan tangis penuh khawatir saat menjemput Joey di kantor polisi usai pemuda itu menjalani pemeriksaan pertama sebagai saksi.
Charlie lain lagi, ia tak berkata apa-apa. Pria paruh baya itu hanya tersenyum hambar, memeluk Joey erat sembari mengusap punggungnya. Mereka bertemu di ruangan manager petang itu ketika Joey menemui Arthur si manager. Charlie kebetulan juga ada di sana untuk membicarakan soal proses syuting A Genius Criminal musim kedua. Seluruh aktor, aktris, staf, produsen dan yang lain setuju untuk menunda proses syuting sampai kasus yang menimpa aktor pemeran utama berakhir.
Sampai kapan kasus pembunuhan Jacob Doyle akan berakhir? Tak ada yang tahu. Bahkan setelah satu minggu berlalu, belum ada titik terang perihal siapa identitas pelaku penembakan dan apa motifnya. Reserse kriminal menghadapi kesulitan mencari saksi mata lain, terlebih petunjuk yang mengarahkan bukti kepada seseorang.
"Jacob itu orang yang menjengkelkan, melihat tampangnya saja sudah membuatku muak, tidak heran seseorang membunuhnya," cemooh Alice sambil mengingat bagaimana Jacob tersenyum timpang dengan pandangan melecehkan padanya di suatu waktu.
Di sampingnya, seorang gadis pirang asik merapikan poninya. "Apakah harus dengan membunuhnya? Ada banyak aktor bahkan orang-orang berperangai seperti Jacob Doyle di dunia ini, membunuh satu tidak akan mempan untuk memperingati yang lain." Chelsea aktris pendatang baru yang mendapat peran kecil melanjutkan komentarnya usai mengurus poni. "Lagipula, membunuh orang tidak dibenarkan." Ia dan Alice saling tatap. "Kecuali dalam film atau cerita fiksi."
"Atau ... barangkali si pembunuh termotivasi membunuh orang-orang menjengkelkan seperti Jacob karena film," Alice terang-terangan berspekulasi karena hanya ada dirinya dengan Chelsea.
Usai mereka melakukan pertemuan dengan orang-orang yang terlibat dalam pembuatan TV series, Alice dan Chelsea sepakat akan pergi ke kafe bersama. Sekarang mereka masih dalam gedung tempat pertemuan tadi berlangsung meski di ruangan yang berbeda.
"Ayolah, Jacob memang se menjengkelkan itu. Melihatnya bernapas saja sudah membuatku muak," tambah Alice, meredam raut kaku Chelsea usai mendengar spekulasinya.
Masih Alice yang bicara, "Aku ingat, bagaimana caranya menatap Joey di belakang podium selesai acara EMMY kemarin." Tangannya mengepal mengingat moment itu. "Jari-jariku gatal hendak mencekik lehernya dan mencakar wajahnya yang sarkas itu."
Chelsea kali ini sependapat. "Jika aku jadi Joey, aku pasti akan meninju wajahnya," ia mengepalkan jari ke depan, "tak peduli konsekuensinya."
"Dan sekarang itu telah masuk dalam salah satu daftar hal yang kusesali dalam hidupku," ucap suara dari belakang.
Alice dan Chelsea serempak menoleh. "Joey," panggil keduanya bersamaan.
Joey duduk di meja rias kosong, membelakangi kaca dan tersenyum tipis. "Demi reputasiku, aku terus-menerus menahan kepalan tanganku agar tidak melayang ke wajahnya." Ia menghela napas pendek. "Sekarang dia sudah mati, kesempatan itu tak akan datang lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE [MENxBOY]
RandomLIMERENCE is a dark side story of SUGAR DADDY Terlepas dari dunia melihat hidupnya yang sempurna sebagai aktor multitalent, Joey Carter menjalani kehidupan ganda sejak terlahir ke dunia. Menjadi pelihara Domenico Cassano---Boss mafia 'Ndrangheta---m...