LIMERENCE S1: Make a Long Story Short 0.1

99 8 2
                                    

"Ke mana kau pergi sebelum bertemu Jacob di tempat kejadian?" Seorang penyidik menanyakan pertanyaan yang sama seperti pertama kali dirinya diperiksa.

"Yakiniku West," jawab Joey, balas menatap pria paruh baya di depan yang mencatat setiap jawabannya. "Di 218 E 9th St." Tidak lupa menyebutkan alamatnya.

"Kapan itu?"

"Pukul sepuluh lewat, aku tidak tahu menit pastinya. Bersama Charlie Douglas. Begitu selesai kami berpisah, dia pulang dan aku pergi ke Prima neve Miracles." Joey nyaris ingat setiap urutan pertanyaan yang ditanyakan padanya oleh si penyidik. Ini panggilan ke empat oleh polisi atas statusnya sebagai saksi.

Bill Peterson terus mencatat, di sisi kirinya terdapat perekam suara.

"Untuk menghabiskan malam menjelang tahun baru, aku ingin mencari hiburan." Joey masih mempertahankan sikap santainya sesekali mengedikkan bahu.

"Lanjutkan," pinta Bill saat Joey mengambil jeda.

"Sampai akhirnya aku bertemu Jacob."

"Apa saja yang kalian bicarakan?"

"Aku tidak ingat pasti, kami hanya saling sapa, sampai BMW itu datang dengan kecepatan penuh dan menembak Jacob."

Bill Peterson memicing menatap Joey yang tidak menunjukkan kebohongan dalam gerak-geriknya, akan tetapi penyidik itu yakin, apa yang diucapkan Joey bukanlah fakta yang sebenarnya.

Beberapa pertanyaan selanjutnya, penyelidikan terhadap Joey berakhir setelah tiga jam terlewat.

Bill Peterson menutup catatan dan mematikan alat perekam. Sebelum itu, tatapan matanya tak lepas dari sosok si pemuda. Sambil melipat kedua tangan di dada, punggung bersandar di kursi, Bill menanyakan pertanyaan yang mampu membuat Joey terhenyak.

"Apa hubunganmu dengan Domenico Cassano?" Nadanya tegas, sebagaimana raut pria itu.

"Hanya kenalan," jawab Joey cepat, suaranya terdengar gentar. Untuk meyakinkan, dia menatap tepat pada mata si penyidik.

Dengkusan kasar terdengar dari pihak Bill, bibir pria paruh baya melengkung membentuk senyum miring.

Joey menghela napasnya panjang. "Aku yakin, kau pasti tahu bagaimana cara industri hiburan bekerja di balik layar. Selain menyogok, tidur dengan aktor senior, produser atau mereka yang memiliki posisi penting cukup berpengaruh besar membangun karir."

Berbanding terbalik dengan apa yang dia ucapkan, Joey membangun karirnya dari nol, dimulai jadi pemeran pendukung, hingga dia mendapatkan peran utama tanpa ikut audisi, semua atas kerja kerasnya, juga dukungan dari Charlie yang paling berjasa bagi Joey.

Bill Peterson cukup tertarik. Pria itu yakin, Joey tak akan berani pergi sebelum dia benar-benar mengakhiri sesi penyidikan ini. Bertahun-tahun dia menjadi penyidik, insting mendorong dirinya untuk menggali pertanyaan lebih banyak.

"Setahuku, Cassano tidak tertarik dengan industri hiburan tempat selebritas berkecimpung." Bill mengira Joey perlu waktu memikirkan jawabannya, ternyata tidak, pemuda itu langsung menjelaskan secara jelas padat dan singkat.

"Memang." Joey menyandarkan punggungnya di kursi, tatapannya tak pernah berpaling dari sepasang mata hazel yang menatapnya penuh selidik. "Kebetulan salah satu kenalan dekatnya seorang produser yang sekarang filmnya kubintangi. Jadi, aku meminta dia memperkenalkan aku dengan produser itu. Imbalannya, kau tahu sendiri."

"Kupikir orang sepertinya tidak akan langsung mau bertemu, apalagi memenuhi bantuan dari sembarang orang yang datang."

Joey tersenyum tipis. "Ibuku mengenalnya, pun sebaliknya." Anggaplah dia keceplosan.

LIMERENCE [MENxBOY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang