Suara gemercik air pun terdengar di dalam kamar mandi di sebuah apartemen yang di tempati oleh seorang gadis, gadis itu tidak menyadari jika seseorang sudah mulai masuk ke dalam apartemen nya.
Sesekali pinggul gadis itu bergerak karena pergerakan nya dan lekuk tubuhnya yang indah pun tersiram di bawah air itu.
Ceklek
Suara pintu kamar mandi mulai terbuka dan membuat gadis yang sedang mandi tersebut pun terkejut, dia pun segera menoleh lalu seketika dia terkejut.
"Kenapa tidak menunggu ku pulang, jika kau ingin mandi?". Tanya pria tersebut dengan kilatan nakal di matanya, pria bermata abu-abu terbaru mulai melepaskan blazer dan juga kemejanya, dia bahkan melemparkan pakaian tersebut secara acak.
Pria bermata abu-abu tersebut juga melepaskan jam tangan yang mahal, dan segera dia pun mulai berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Tak lupa juga, pria tersebut menutup dan juga mengunci pintu yang ada di belakang nya.
Sedangkan gadis di dalam sana membeku dan seketika dia pun melangkah mundur yang membuat punggung gadis tersebut membentur tembok di belakang nya.
"Huaaa! Erren!". Teriak Anita dengan sedikit kencang, Erren segera mengunci tuh gadis itu dan menjepitnya di antara tubuh Erren dan juga dinding di belakang Anita.
"Jangan berteriak, dinding apartemen ini cukup tipis. Lagi pula, kita sudah sering melakukan ini". Ujar Erren dengan suara yang berat dan tanpa aba-aba bibir Erren segera menyambar bibir Anita.
.
.
.
.
.20.30
"Matthias, kamu memakai parfum apa? kenapa baunya sangat tidak enak". Ujar Liliya yang berasal dari kasur, gadis polos itu sedang memainkan permainan di ponselnya. Matthias segera menoleh ke arah istrinya tersebut.
"Parfum ku seperti biasa sayang, apakah aromanya sungguh tidak enak?". Jawab Matthias, dengan segera pria tersebut langsung berdiri dari meja kerja nya dan kemudian menghampiri Liliya.
Liliya dengan itu segera mengangguk, dia mulai memainkan permainan mendadani kucing di ponsel tersebut. Matthias segera duduk di tepi kasur dan mengelus rambut gadis itu dengan lembut.
Namun Liliya lagi-lagi menepis pelan tangan Matthias dan kemudian dengan segera dia mulai bangkit dari kasur. Gadis berkuncir kuda itu langsung masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar ini, dia pun langsung membungkuk sedikit di wastafel dan mulai memuntahkan sesuatu yang hanya keluar cairan saja.
Matthias kemudian mengambil tisu dan sudah berdiri di belakang gadis itu, wajahnya sedikit mencerminkan kekhawatiran. Pria tersebut pun segera mengambil pundak Liliya dan menuntun nya dengan lembut ke dalam pelukan hangat Matthias.
Matthias mulai mengelap di sudut bibir Liliya dengan lembut. "Baby, are you okay?". Tanya Matthias, pria itu mulai mendaratkan satu ciuman di pucuk kepala Liliya.
Gadis berkuncir kuda tersebut menoleh, wajahnya pun mulai sedikit memucat. "Uhmm... aku tidak tau sudah beberapa hari ini aku selalu mual-mual, bahkan tadi di kampus aku sempat mual".
Pria itu menghela nafas dan kemudian dia pun mengangkat tubuh Liliya dengan lembut, Matthias bahkan rela melepaskan pakaiannya agar tidak terlalu menyiksa istrinya ini. Matthias dengan lembut mulai menidurkan tubuh Liliya di atas kasur yang lembut itu.
Matthias mulai mengambil ponselnya dan kemudian menghubungi dokter Alexxa, dan setelah hampir 15 menit dokter cantik tersebut telah datang dan masuk ke dalam kamar Matthias.
Sebelum dokter tersebut hendak berbicara, Matthias lagi-lagi menyelak perkataan tersebut. "Langsung periksa saja, dia belakangan ini sering mual-mual".
Alexxa mengangguk, kemudian dia pun segera duduk di tepi kasur. Alexxa mulai mengeluarkan sebuah stetoskop, dia pun mulai mengarahkan nya ke arah bagian perut kanan dan juga kiri Liliya. Dia juga memeriksa detak jantung Liliya yang berdetak secara teratur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matthias Drevn [End]
Akcja(Usahakan vote dan komen sebelum membaca) Matthias, seorang pendeta manipulatif dan juga memiliki sebuah rahasia gelap yang di sembunyikan dari para jamaahnya. Hasrat gelapnya selalu terpendam dan selalu memakai topeng palsunya yang ramah dan juga...