Pertemuan 29

907 29 0
                                    

"Jadi seperti itu ibu, aku sangat senang akhirnya bisa bertemu kembali dengan ibu". Ujar Liliya setelah menceritakan semuanya, sekarang ia sudah berada di sebuah apartemen yang di tinggali oleh ibunya ini. Inas juga mengatakan kenapa dia bisa ada di negara ini, karena dia sedang menjenguk temannya yang sakit.

Inas pun memeluk tubuh Liliya, meskipun Liliya hidup dengan damai di tangan Matthias, tapi tetap saja Inas sangat kecewa terhadap Matthias. Kenapa dia bisa menipu Liliya dengan permainan nya. Inas juga mengetahui tentang kehamilan Liliya, namun wanita paruh baya itu tidak marah ataupun kecewa terhadap anak yang sedang di kandung oleh Liliya walaupun ayah dari anak tersebut adalah Matthias. Bayi ini tidak bersalah, jadi untuk apa Inas marah?.

Inas kemudian mulai beranjak dari sofa dan membiarkan Liliya tenang kembali, dengan begitu Liliya mulai menyandarkan punggung nya di sandaran sofa sambil mengelus perutnya.

"Huft... Kita pergi dulu sebentar ya dari ayah mu, setelah Mommy bisa menerima ini, kita akan kembali". Ucap Liliya terhadap janin nya dan mendapatkan respon sebuah tendangan kecil di bagian depan perutnya. Senyuman tipis pun terpatri di bibir gadis tersebut.

Liliya menghela nafas dan kemudian mulai berjalan menuju kamar ibunya untuk merebahkan tubuh nya sejenak.

°°°

Sebuah derap langkah yang berat mulai memasuki mansion yang luas tersebut, tatapan mata kosong dari Matthias membuat pria berambut blonde yang sedang menunggu Matthias di ruang tamu merasa bingung, lalu Vero pun berdiri dari duduknya dan hendak memanggil Matthias.

Namun setelah menyadari sesuatu, Vero sedikit berjalan mundur dan mempersilahkan Matthias berjalan melewati nya. Satu suara berat pun membuat Vero sedikit berjengit kaget. "Dimana Achhel? Apakah dia masih hidup?". Tanya Matthias, tanpa menoleh ke arah temannya itu. Vero pun hanya mengangguk dan kemudian mengatakan jika Achhel telah di pindahkan di ruang bawah tanah di mansion ini.

Matthias mulai berjalan menuju pintu di bawah tangga rumahnya lalu mulai kembali menuruni tangga melingkar tersebut, dengan paksa Matthias juga melepaskan soflen hitam nya lalu membuangnya ke sembarang arah.

Setelah sampai di depan tempat penahanan Achhel berada, Matthias memukul jeruji besi tersebut dengan keras, yang membuat wanita yang sudah tidak berdaya tersebut mengangkat wajahnya.

Mata kuning cerah Matthias bersinar di ruangan yang cukup redup tersebut. Achhel menyeret tubuh nya agar mendekat ke arah Matthias dan dia berusaha membuka jeruji besi tersebut, kenapa Matthias tidak langsung membunuh nya saja?! Achhel sangat kesakitan sekali jika harus di siksa terus menerus lalu setelah itu di rawat dengan baik dan setelah itu di siksa kembali.

"Lepaskan aku!!". Teriak Achhel dengan histeris, kedua kakinya sudah tiada karena di potong oleh Vero saat itu.

Matthias hanya mendengus dan kemudian mulai berjalan menjauh dari kandang Achhel, dia mulai menatap ke sekitar tahanan nya yang sudah mati, masih ada yang terluka parah, bahkan ada yang menjadi tulang yang berarti sudah bertahun-tahun mereka menjadi tahanan Matthias.

Senyuman miring pun tersinggung di wajahnya dan kemudian Matthias mulai naik kembali ke atas, dia mulai berjalan menuju kamar dan mulai menutup pintu di belakang nya.

"Baby...". Gumam Matthias dengan merebahkan tubuh nya di atas kasur dengan menatap langit-langit kamarnya.

"Aku akan mendapatkan dirimu kembali, ke dalam pelukan ku sayang".

Matthias Drevn [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang