Beberapa hari kemudian, William sudah hari ketiga di sini dia sangat khawatir jika ayahnya benar² di bunuh oleh mafia yang di bicara teman²nya ituDari tadi William hanya menatap kosong pintu depan, dan memastikan jika safyal(pria waktu itu) datang untuk memberi tau jika ayahnya sudah tidak ada
"Om safyal mana ya, kok blm kesini untuk memberi tau ku soal ayah" Ucap William saraya mengigit bibir nya
"Willi kamu gk papa kan" Ucap yunda saraya menyentuh pundak William
"Aku khawatir sama ayah ku yun" Ucap William saraya menengok ke yunda
*dorr
Setelah terdengar suara itu tiba-tiba safyal masuk ke dalam ruangan mereka dengan wajahnya yang sangat pucat di campur kaget
"Anak-anak kalian jangan keluar dari sini ya, di luar ada bahaya" Ucap safyal saraya mengigit bibir nya
"Om yal di luar ada apa, dan gimana keadaan ayah" Ucap William saraya ikut panik
"Suara yang kalian dengar tadi adalah salah satu suara tembakan tersembunyi dari mafia target kita selama ini" Ucap safyal dengan wajahnya yang masih sangat pucat
"Jangan bilang tembakan itu terkena
ke- " Ucap satya terpotong oleh William"Ayahhhh... Hiks hiks, om safyal.. Hiks" Ucap William saraya menangis dan memeluk safyal
....
Beberapa menit kemudian, ada seseorang yang membuka pintu ruangan mereka, iya itu safyal
"William, sini nak" Ucap safyal saraya tersenyum tipis
"Iya om" Ucap William saraya mendekati safyal dan menutup pintu
"Kamu sabar ya, tentang ayah kamu om yal janji akan jagain kamu sama teman²kamu sampai kalian besar" Ucap safyal saraya mengusap kepala William
"Iya om yal, aku akan berusaha mengikhlaskan ayah dan berusaha untuk menganggap om sabagai ayah dan teman²ku sebagai saudara ku" Ucap William saraya tersenyum dengan matanya yang berbinar²
"Iya, sudah kamu masuk lagi ya" Ucap safyal saraya tersenyum
"Iya" Ucap William saraya kembali ke dalam ruangan nya
"Wil, kamu gk papa kan" Ucap Wardhani dengan wajah khawatir
"Gk papa kok kalian jangan khawatir dan sekarang malah aku dapat keluarga baru" Ucap William saraya tersenyum manis
"Keluarga baru mu siapa" Ucap sania bingung
"Orang² yang selalu nemenin aku dan berusaha untuk hidup walaupun tanpa orang tua" Ucap William saraya tersenyum ke teman²nya
"Iya wil, aku juga seneng bisa bersama dengan kamu dan teman-temannya yang lain" Ucap juanda saraya berjalan perlahan dan memeluk William
"Dan mari kita, balas dendam ke mafia itu ok" Bisik juanda saraya tersenyum
"Ok, aku sebenarnya masih belum rela jika ayah di bunuh oleh mafia brengsek itu" Bisik William
"Hmm gue benci banget sama mafia deh teman², gimana menurut kalian" Ucap Wardhani saraya melihat ke teman²nya
Juanda dan William yang kaget mendengar Wardhani bicara seperti itu melepaskan pelukan mereka
"Apa lagi aku, aku gk rela papa ku di tembak kayak gitu sama mafia itu" Ucap Yunda yang biasa nya hanya diam sekarang angkat bicara
"Aku juga, aku gk nyangka jika daddy di bunuh seperti itu, terus nasib video game ku gimana ya" Ucap Richansya
Saraya Mempaoukan bibirnya dan berhasil membuat teman²nya menepuk jidat mereka"Ihh sudah² Richansya kamu ini" Ucap baliana saraya melihat ke richansya
"Ehh dengerin semua, kita harus bisa balas dendam ke mafia ini" Ucap juanda
"Gimana caranya" Ucap jehan saraya melihat ke juanda
"Dengan kita menjadi gangster dan sekarang kita kan keluarga" Ucap juanda saraya tersenyum
"Iya tapi kita kan masih kecil, masih 12 tahun gk mungkin kita bisa habisin mafia itu, ayah kita saja kalah apalagi kita" Ucap hannia saraya mengerutkan bibir nya
"Kita akan beraksi, nanti waktu kita berumur 17 tahun" Ucap juanda saraya tersenyum miris
....
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
GANGSTER (04L)
FanfictionApakah kau pernah membayangkan bagaimana dirimu di kendalikan emosi mu sendiri???, mungkin itu sering terjadi, tapi apakah emosi pernah menyuruh mu untuk balas dendam... Dan balas dendam untuk menebus nyawa orang yang kita sayang. Dari seorang yan...