4

646 23 1
                                    

      Alvian yang sudah sampai rumah tepat jam 12 siang langsung menanyakan orang yang dari tadi belum di lihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      Alvian yang sudah sampai rumah tepat jam 12 siang langsung menanyakan orang yang dari tadi belum di lihatnya.

"Bi kemana Alvaro?" tanya Alvian yang sedang duduk di sofa besar ruang keluarga.

"Tuan muda dan nyonya katanya singgah ke restoran." jawab bibi sumi setelah dia mendapatkan kabar dari Rena yang telat pulang.
Alvian yang mendengarkan ucapan bi sumi menaikan alisnya meminta penjelasan lebih.

"Sejak pagi nyonya mengantar tuan muda dan jam 10 tadi nyonya mengabari kalau dia dan tuan muda akan pulang telat."

Mendengar penjelasan bi sumi membuat Alvaro membatin. "Sejak kapan wanita itu mau mengantar Alvaro ke sekolah."

"Apa dia pergi bersama pacarnya?" tanya Avian dengan muka datar yang terlihat tegas.

"Heem, kalau itu bibi gak tau tuan, tapi dalam dua hari ini nyonya tidak lagi menghubungi dan keluar bersama teman-temannya."

"Baiklah bi, bibi boleh pergi."

"Baik tuan, dan lima menit lagi makan siang sudah siap." ujar bi sumi dengan membungkukan padanya sopan.

"Saya sudah makan bi." jawab Alvaro.

Setelah bi sumi pergi Alvaro masih duduk dan mengotak atik layar tablet nya, namun pikiran nya melayang entah kemana.

  Tak lama terdengar suara mobil yang masuk ke pangkaran rumah dan kemudian suara kaki riang yang memasuki rumah disertai sendiri riang.

"Hermh, bagus mengajak anak saya menemui selingkuhan mu!" suara deheman keras Alvaro membuat dua orang beda usia seketika terdiam di tempat.

"Papa.." teriak Alvaro riang dan memeluk papanya.

"Papa? Apa ini suami si Renattta? Ooh mygoot tampan banget sih!" ujar batin Rena yang baru melihat rupa suami Renatta.

"Alvaro kamu naik ke kamar kamu dan istirahat karena pasti cape seharian berjalan." ujar Alvian lembut, padahal dia adalah orang dingin dan datar pada orang, namun kalau sudah di hadapi anaknya Alvian langsung berubah.

Setelah Alvaro pergi kini tinggal lah Rena dan Alvian di ruang keluarga.

"Kalau kamu ingin ke temuan dengan pacarmu, jangan ajak anak saya! Cukup kamu saja yang jalan." sarkas Alvian langsung.

Rena yang mendapatkan semburan Alvian hanya menyeritkan alisnya bingung.

"Maksud kamu apa sih aku gak ngerti? Siapa yang lagi ketemuan sama pacar?"

"Kamu! Bukan kah kebiasaan mu seperti itu."

"Itu bukan kebiasaan ku tapi kebiasaan istri mu." sahut Rena dalam hati.

"Huufhh, sekarang aku gak punya pacar dan hanya punya suami!" jawab Rena penuh tekanan.

Alvaro yang mendengar jawaban istrinya hanya bedecak kesal.

"Ulah apalagi yang ingin kau mainkan?" ujar Alvian dengan sermiknya dan sialnya terlihat tampan di mata Rena.

"Ngak ada yang lagi memainkan peran, sekarang aku Rena adalah istrimu! dan jangan mendebatku karna sikap ku yang sekarang ini!" tekan Rena pada Alvian. Dan berlalu pergi dari hadapan Alvian dengan langkah angkuh wanita karir.

Alvian yang melihat tingkah istrinya hanya berdiam saja dengan pandangan tak terbaca.

💫

    Di dalam kamar Rena menghempaskan pantatnya di sofa empuk kamarnya.

"Dasar, akibat kelakuan Renatta sampai-sampai di pandang murahan oleh suaminya sendiri!" umpat Rena terhadap Renatta.

Sudah terhitung dua hari dia di raga Renatta membuat Rena mengumpati Renatta sebanyak 8 kali.

"Tapi lihat saja, akan ku buat suami Renatta memandangku penuh dambaan." ujarnya lagi seperti orang gila yang berbicara sendiri.

"Dan jangan sebut namaku Rena kalau tidak bisa membuat Alvian itu berketuk lutut padaku." ucap Rena penuh ambisi seperti dia yang selalu berambisi memenangkan tender dari klien perusahaan nya dulu.

Setelah ber angan-angan dengan tujuannya Rena berdiri menuju kamar mandi namun langkahnya terhenti mendengar telepon masuk.

"Erwin." gumam Rena melihat nama si penelpon, dan dapat di pastikan bahwa yang nelpon pacar si Renatta karena di ujung namanya ada tanda love, membuat Rena geli sendiri.

"Dasar alay." komentar Rena dan langsung mengangkatnya karena dia ingin tau spek laki-laki seperti apa Erwin ini.

"Hallo."

"Hallo sayang."

"Hm."

"Sayang kamu tumben gak ngabari aku dalam dua hari ini?"

"Malas."

"Ih, sama pacar sendiri aja malas sih sayang."

"Suamiku ja malas ku abut, apalagi cuma pacar."

"Heheh, sayang kamu kok gitu. Kan aku laki-laki yang kamu cintai." jawab Erwin merayu, namun tetap tak di hiraukan Rena.

"Oh yah sayang bisa gak tolong aku?"

"apaan?"

"Tranferkan uang kamu dulu 30 juta, soalnya bisnis aku yang baru butuh modal, nanti kalau sudah jaya aku ganti dengan menikah kan kamu."

Rena yang mendengarnya langsung mengumpat keras dan mematikan sambungan telepon.

"Anj**ng laki-laki biadap!"

'Tut..tut..'

"Dasar Renatta anj*ing suka dengan model cowo seperti itu, baru gak gagah lagi." umpat Rena lagi dan membanting hp nya di atas ranjang.

Lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi untuk menjernihkan kepalanya yang mulai berat memikirkan hidup yang mulai di jalaninya.

RenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang