5

592 19 2
                                    

      "Bi sum, tolong arahkan para pembantu yang lain memindahkan barang-barang saya ke kamar tuan Alvian!" perintah Rena yang memulai kan rencana nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      "Bi sum, tolong arahkan para pembantu yang lain memindahkan barang-barang saya ke kamar tuan Alvian!" perintah Rena yang memulai kan rencana nya.

Alvian yang asik makan langsung tersedak dan Rena yang mempunyai refleks bagus langsung memberikan minuman pada Alvian.

"Apa maksud mu? Kau ingin kita satu kamar?" tanya Alvian penuh intimidasi.

"Apalagi. Bukan kah kita sudah menikah jadi sah-sah saja." jawab Rena santai sambil menyantap makanan nya.

"Ck, apa kau gila dan lupa? Kalau kau tidak mau kita satu kamar." sarkas Alvian

Rena yang di tatap seperti mangsa hanya memasang muka tenang.

"Yah, itu dulu aku lakukan karena belum bisa menerima kalian. Tapi mulai sekarang aku akan belajar menerima takdir ini." ujar Rena.

"Cih, kau pasti telah di campakan oleh pacarmu itu dan mulai mendekatiku. Atau kau ingin berpura-pura baik karena ingin mencuri data-data perusahaan ku lagi dan kau berikan pada laki-laki berengsek itu!"

"Huufh, seterah apa prasangka mu itu terhadapku, karena aku mulai tulus menerima mu dan ingin berubah untuk putraku." sahut Rena sambil menseka sudut bibirnya.

"Aku sudah selesai makan, kau makan lah yang banyak suamiku!" ujar Rena lagi sebelum Alvian membuka suaranya. Dan berlalu pergi menuju kamar putranya.

     Sampai di kamar putranya Rena melihat putranya yang asik main bersama babysisternya.

"Nyonya?" sambut nany putranya setelah melihat Rena.

"Mama." ujar Alvaro yang senang melihat mamanya.

Rena yang di sambut meria oleh putranya langsung memberikan pelukan dan ciuman sayang di jidat anaknya.

"Main apa sayang?" tanya Rena sambil mengelap keringat di kening putranya.

"Main ini mama." tunjuk Alvaro pada mainan nya yang sudah terhambur sana sini, untung kamar yang di tempati Alvaro sangat luas.

"Habis main jangan lupa simpan kembali."

"Huum." angguk Alvaro

"Ma bobo sama Alvaro yah?" ujar Alvaro dengan penuh harap

"Baiklah sayang. Kalau gitu kamu harus membereskan mainan mu dan pergi ke kamar mandi lalu sikat gigi!" ujar Rena penuh perhatian.

Alvaro yang mendengar perintah mamanya langsung mengerjakan tanpa di bantu oleh nany nya.

"Nyonya kalau gitu saya undur diri." ucap Babysister Alvaro yang sering di panggil 'nany Eni'

"Baik nany."

💫

   Sedangkan di kamar utama tepatnya kamar Alvian, Alvian asik duduk bersandar pada kepala ranjang dengan Tab yang ada di tangannya. Kadang pandangan nya melirik ke pintu seakan dia sedang menunggu seseorang.

"Ciuh, kemana dia? Apa tadi hanya pencitraan saja di depan para pelayan!" desis Alvian yang sedang menunggu Rena, padahal tadi dia tidak setuju kalau Rena pindah ke kamarnya.

"Argh, kenapa aku seakan menunggu wanita gila itu." hardiknya pada diri sendiri.

Dan langsung menyibukan dirinya lagi dengan melihat file perusahaan nya di Tab yang dia pegang. Namun pikiran dan hatinya selalu mengharapkan Rena datang ke kamarnya.

Lewat jam 12 malam rasa ngantuk hingap di mata Alvian sehingga dengan terpaksa di tertidur.

    Bulan sudah berganti matahari membuat Alvian membuka matanya, tanpa babibu dia langsung membersihkan dirinya.

Dengan muka datar tanpa ekspresi Alvian menuju ruang makan untuk sarapan.

"Pagi papa!" sapa Alvaro dengan riang

"Pagi." balas Alvian singkat namun penuh kelembutan dan membelai rambut anaknya.

"Pagi suamiku! Apa tidur mu nyenyak?" ujar Rena yang baru datang dari arah dapur sambil membawa menu sarapan yang di buatnya.

Alvian yang mendengar sapaan Rena hanya cuek bebek dan langsung duduk di kursinya.

Sedangkan Rena yang melihat kelakuan suaminya hanya mengelah napas pasrah.

"Dasar makhluk astral." decak Rena dalam hati.

Sambil menyodorkan piring yang sudah terisi sesuai menu sarapan di hadapi Alvaro. "Ini sarapanmu sayang."

"Terimakasih ma." sambut Alvaro dengan memberikan senyum terbaiknya yang tulus.

"Dan ini roti kamu sayangku, sama kopinya." ujar Rena dengan suara merayu, tak lupa senyum manisnya terpatri di wajah cantiknya.

Alvian yang mendapat serang mendadak langsung salah tingkah dengan telinga yang mulai memerah.

"Hehehe lucu." gumam batin Rena


RenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang