Keluhan Saya Terhadap Selokan

29 1 0
                                    

Waktu saya beli roti bakar abis maghrib, banyak yang ngantri beli cilok di samping gerobak roti bakar. Saya duduk di bangku pelastik yang disediain mang roti bakar sambil merhatiin orang-orang yang beli cilok.

Tempat dagang si mang cilok sebenarnya agak riskan, karena di belakangnya ada selokan kecil tapi cukup dalam. Beberapa orang ngumpul beli cilok dan ada seorang perempuan jalan mondar mandir dengan muka angkuh atau judes? Saya nggak bisa bedain, seperti nggak sabar nunggu giliran dapat cilok.

Setelah orang sebelumnya dapat cilok, giliran dia berjalan gegabah ke samping mang cilok, menunggu ciloknya, tanpa sadar sebelah kakinya sudah masuk selokan, dan jatuhlah dia dengan tubuh menyamping. Saya perhatikan dia sempat menggantung di tepi selokan, hanya saja bobot tubuhnya tak mampu ditahan dan nyempunglah dia ke dalam selokan.

Di sinilah yang anehnya, orang-orang yang melihat kejadian itu, termasuk saya, seakan tidak bisa bergerak dan hanya terdiam ketika si wanita itu berusaha naik dari selokan. Namun, setelah beberapa saat kemudian, ada seorang pemuda yang mengulurkan tangannya untuk membantu, tapi apa yang terjadi permisa, tangan pemuda itu ditepis oleh si wanita. Si Pemuda tampak keheranan, mungkin kecewa atau malu bahkan.

Wow, saya yang melihat kejadian itu mulai berpikir, ada untungnya saya cuma diam duduk di sini dan menertawakan mereka di dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kotak KeluhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang